Kucing adalah hewan yang paling manis, menurut beberapa orang di dunia. Bahkan mereka adalah hewan yang penyayang dan setia kepada tuannya. Cerita kesetiannya juga datang dari Negeri Sakura. Jepang.
Di suatu kota pada zaman edo. Seorang pria lajang memilih untuk membuka kedai ramen, daripada menjadi samurai. Seluruh keluarganya marah besar, karena anak sulung mereka, tidak bisa memberikan citra baik kepada keluarga.
Karena banyak yang menyudutkannya, akhirnya ia pindah ke kota lain, dan membuat gerobak ramen, menyiapkan semua peralatan dan bahan jualannya. Ditengah pasar sewaktu ia berbelanja, ia bertemu dengan seekor kucing yang kurus, dan terlihat kelaparan.
Di suatu kota pada zaman edo. Seorang pria lajang memilih untuk membuka kedai ramen, daripada menjadi samurai. Seluruh keluarganya marah besar, karena anak sulung mereka, tidak bisa memberikan citra baik kepada keluarga.
Karena banyak yang menyudutkannya, akhirnya ia pindah ke kota lain, dan membuat gerobak ramen, menyiapkan semua peralatan dan bahan jualannya. Ditengah pasar sewaktu ia berbelanja, ia bertemu dengan seekor kucing yang kurus, dan terlihat kelaparan.
Saat ia berhenti melihat kucing itu. Dia menatap matanya, kucingpun begitu. Mata kucing berkaca-kaca seperti mengatakan “tolonglah aku… berikan aku makanan… aku kelaparan…”
Tanpa berpikir panjang, Pria yang bernama Kato itu menggendong kucing kurus sampai ke gubuknya. Di depan gubuk ia siapkan ikan tuna yang masih segar dan nasi dingin, karena pikir Kato kucing tidak suka nasi yang panas. Kato membeli ikan tuna yang mahal itu hanya untuk si kucing.
“Makanlah… Taro… kau sebenarnya kucing yang lucu… dan menggemaskan… Aku beri kau nama. Taro mau kan?” tanya Kato pada kucing kurus itu. Taro pun mengendus dan membungkukkan badannya seakan setuju dengan keputusan itu.
“Makanlah… dan jadilah kucing yang sehat…” Saat itu juga Kato dan Taro kucingnya tinggal di gubuk kecil, setiap hari mereka berangkat menjual ramen, Kato sibuk menjual sedangkan Taro hanya bermain dengan beberapa anak pelanggannya. Malamnya mereka berbagi futon untuk beristirahat. Tinggal dengan Kato membuat Taro terawat, tubuhnya yang kurus dan kurang gizi, dari hari ke hari berubah menjadi kucing berbadan besar dan tinggi daripada kucing lainnya.
Lama mengikuti Kato menjual ramen, dan bosan dengan permainan sehari-hari bersama anak kecil, sepertinya Taro mulai merasa bosan. Suatu hari… Ketika itu Kato mendapatkan banyak pesanan dari pelanggan. Ia sangat kebingungan mengatasinya. Banyak orang yang sudah mengenal ramennya yang super enak dan murah. Namun hari itu telah terlewati dengan luar biasa. Kato yang bekerja sendiri, dia berhasil melayani banyak pelanggan tanpa satupun yang mengeluh.
Pada malam harinya. Kato merasakan badannya sangat penat. “Ah…. Andai saja aku bisa mendapatkan pekerja… tapi sulit kan Taro.. karena tidak semua orang bisa dipercaya” Taro sepertinya mendengar apa yang dikeluhkan tuan dan sahabatnya itu. Malam itu seperti malam sebelumnya, mereka beristirahat dan melihat bintang-bintang, karena atap gubuk Kato sedikit bocor.
Keesokan harinya, Kato sangat terkejut setelah melihat kucing kesayangannya membantunya mencuci mangkok ramen, memotong bawang, mengantarkan ramen ke pelanggan dengan cakarnya yang besar. mengaduk kuah ramen, dan pekerjaan yang penting lainnya
Para pelanggan ramen pun terpesona melihatnya. Hal ini menjadi berkah bagi Kato, karena ia memiliki kucing yang bisa menjadi sahabatnya, dan sekarang Taro bisa membantunya menjual ramen. Seperti keajaiban yang tak pernah terduga sebelumnya.
Taro hidup dengan Kato sampai 20 tahun, ia melewati hari-hari bersama dengan Kato, istri Kato dan anak-anaknyaLegenda ini memang tidak mungkin terjadi, namanya juga legenda. Tapi kita bisa menangkap sebuah hikmah dibalk cerita ini.
Rangkuman oleh Ayuna Kusuma Fajrin
Tanpa berpikir panjang, Pria yang bernama Kato itu menggendong kucing kurus sampai ke gubuknya. Di depan gubuk ia siapkan ikan tuna yang masih segar dan nasi dingin, karena pikir Kato kucing tidak suka nasi yang panas. Kato membeli ikan tuna yang mahal itu hanya untuk si kucing.
“Makanlah… Taro… kau sebenarnya kucing yang lucu… dan menggemaskan… Aku beri kau nama. Taro mau kan?” tanya Kato pada kucing kurus itu. Taro pun mengendus dan membungkukkan badannya seakan setuju dengan keputusan itu.
“Makanlah… dan jadilah kucing yang sehat…” Saat itu juga Kato dan Taro kucingnya tinggal di gubuk kecil, setiap hari mereka berangkat menjual ramen, Kato sibuk menjual sedangkan Taro hanya bermain dengan beberapa anak pelanggannya. Malamnya mereka berbagi futon untuk beristirahat. Tinggal dengan Kato membuat Taro terawat, tubuhnya yang kurus dan kurang gizi, dari hari ke hari berubah menjadi kucing berbadan besar dan tinggi daripada kucing lainnya.
Lama mengikuti Kato menjual ramen, dan bosan dengan permainan sehari-hari bersama anak kecil, sepertinya Taro mulai merasa bosan. Suatu hari… Ketika itu Kato mendapatkan banyak pesanan dari pelanggan. Ia sangat kebingungan mengatasinya. Banyak orang yang sudah mengenal ramennya yang super enak dan murah. Namun hari itu telah terlewati dengan luar biasa. Kato yang bekerja sendiri, dia berhasil melayani banyak pelanggan tanpa satupun yang mengeluh.
Pada malam harinya. Kato merasakan badannya sangat penat. “Ah…. Andai saja aku bisa mendapatkan pekerja… tapi sulit kan Taro.. karena tidak semua orang bisa dipercaya” Taro sepertinya mendengar apa yang dikeluhkan tuan dan sahabatnya itu. Malam itu seperti malam sebelumnya, mereka beristirahat dan melihat bintang-bintang, karena atap gubuk Kato sedikit bocor.
Keesokan harinya, Kato sangat terkejut setelah melihat kucing kesayangannya membantunya mencuci mangkok ramen, memotong bawang, mengantarkan ramen ke pelanggan dengan cakarnya yang besar. mengaduk kuah ramen, dan pekerjaan yang penting lainnya
Para pelanggan ramen pun terpesona melihatnya. Hal ini menjadi berkah bagi Kato, karena ia memiliki kucing yang bisa menjadi sahabatnya, dan sekarang Taro bisa membantunya menjual ramen. Seperti keajaiban yang tak pernah terduga sebelumnya.
Taro hidup dengan Kato sampai 20 tahun, ia melewati hari-hari bersama dengan Kato, istri Kato dan anak-anaknyaLegenda ini memang tidak mungkin terjadi, namanya juga legenda. Tapi kita bisa menangkap sebuah hikmah dibalk cerita ini.
Rangkuman oleh Ayuna Kusuma Fajrin
Related Post =
Ibu Lastri dan Kucing-kucing Liar
Tarian Kucing di Bulan Purnama
Si Kutu Buku dan Kucing Misterius
Epik Perjalanan Kucing Pengungsi Mencari Keluarganya
Petualangan Haru di Kerajaan Kucing
Ibu Lastri dan Kucing-kucing Liar
Tarian Kucing di Bulan Purnama
Si Kutu Buku dan Kucing Misterius
Epik Perjalanan Kucing Pengungsi Mencari Keluarganya
Petualangan Haru di Kerajaan Kucing