Tasikmalaya - Komunitas pecinta kucing di Tasikmalaya masih menantikan hasil penyelidikan polisi terkait kasus pembantaian puluhan ekor kucing di pasar Indihiang dan pasar Cikurubuk.
​Dalam penantian itu mereka juga masih membuka sayembara kepada siapa pun yang mengetahui informasi pelaku. Hadiahnya uang tunai Rp 500 ribu.
​Dalam penantian itu mereka juga masih membuka sayembara kepada siapa pun yang mengetahui informasi pelaku. Hadiahnya uang tunai Rp 500 ribu.
"Sayembara masih berlaku. Rp 500 ribu cash, bagi siapa saja yang mengetahui atau memberi informasi yang bisa dipertanggungjawabkan, siapa pelaku pembantaian kucing," kata ketua komunitas pecinta kucing Tasikmalaya Rellys Irel, Rabu (5/10/2022).
Dia mengatakan sayembara akan ditutup setelah pelaku pembantaian kucing terungkap. Menurut Irel, siapa pun termasuk petugas yang mengungkap berhak mendapatkan hadiah dari sayembara itu. "Ya sayembara kan untuk siapa saja, kalau ternyata polisi yang mengungkap maka dia yang berhak menerima hadiah sayembara," kata Irel.
Irel menambahkan pihaknya sengaja membuka sayembara ini karena kesal dan tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mengungkap kasus pembantaian kucing ini. Apalagi kasus ini tidak lazim dan mengundang rasa penasaran mengenai motif pelaku.
"Kalau misalnya untuk dimakan atau untuk campuran bahan makanan, kan tidak mungkin ditinggalkan sembarangan berderet rapi, pasti dibuang. Terus kalau orang gila, apa mungkin orang gila punya pisau yang tajam buat menggal kepala kucing. Nah kalau terkait mistis, itu saya nggak paham," kata Irel.
Aparat Polres Tasikmalaya Kota sendiri masih melakukan penyelidikan, setelah pada Senin lalu sempat membongkar kuburan 7 bangkai kucing di pasar Indihiang.
"Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan. Tim kami masih bergerak di lapangan," kata Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan, Selasa (4/10/2022).
Dia juga mengaku menyayangkan munculnya kasus yang cukup menyita perhatian publik tersebut, terutama kalangan penyayang binatang. "Tentu ini kejadian tak lazim yang sangat disayangkan sehingga menjadi atensi publik," kata Jajang.
Kasus ini memantik kecaman publik karena tak kurang dari 20 ekor kucing dimutilasi. Yang dewasa kepalanya dipenggal. Sementara kucing kecil dipotong jadi dua di bagian tubuhnya. Yang membuat heran jeroan dan darah kucing ini sudah tak ada.
"Tujuh ekor yang di pasar Indihiang dideretkan dengan rapi, ada dus juga yang diduga digunakan untuk membawa bangkai kucing itu," kata Irel.
Sementara di pasar Cikurubuk bangkai kucing yang ditemukan, dibuang ke tempat sampah. "Kalau yang di pasar Cikurubuk memang tidak ada jejaknya karena terlanjur dibuang," kata Irel.
Namun jika melihat cara pelaku membunuh kucing-kucing itu ada kemiripan antara pasar Cikurubuk dan pasar Indihiang. "Kami menduga pelakunya orang yang sama. Cara dia membunuh kucing-kucing itu sama-sama dipenggal," kata Irel.
Dia mengatakan sayembara akan ditutup setelah pelaku pembantaian kucing terungkap. Menurut Irel, siapa pun termasuk petugas yang mengungkap berhak mendapatkan hadiah dari sayembara itu. "Ya sayembara kan untuk siapa saja, kalau ternyata polisi yang mengungkap maka dia yang berhak menerima hadiah sayembara," kata Irel.
Irel menambahkan pihaknya sengaja membuka sayembara ini karena kesal dan tak tahu lagi harus berbuat apa untuk mengungkap kasus pembantaian kucing ini. Apalagi kasus ini tidak lazim dan mengundang rasa penasaran mengenai motif pelaku.
"Kalau misalnya untuk dimakan atau untuk campuran bahan makanan, kan tidak mungkin ditinggalkan sembarangan berderet rapi, pasti dibuang. Terus kalau orang gila, apa mungkin orang gila punya pisau yang tajam buat menggal kepala kucing. Nah kalau terkait mistis, itu saya nggak paham," kata Irel.
Aparat Polres Tasikmalaya Kota sendiri masih melakukan penyelidikan, setelah pada Senin lalu sempat membongkar kuburan 7 bangkai kucing di pasar Indihiang.
"Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan. Tim kami masih bergerak di lapangan," kata Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota Ipda Jajang Kurniawan, Selasa (4/10/2022).
Dia juga mengaku menyayangkan munculnya kasus yang cukup menyita perhatian publik tersebut, terutama kalangan penyayang binatang. "Tentu ini kejadian tak lazim yang sangat disayangkan sehingga menjadi atensi publik," kata Jajang.
Kasus ini memantik kecaman publik karena tak kurang dari 20 ekor kucing dimutilasi. Yang dewasa kepalanya dipenggal. Sementara kucing kecil dipotong jadi dua di bagian tubuhnya. Yang membuat heran jeroan dan darah kucing ini sudah tak ada.
"Tujuh ekor yang di pasar Indihiang dideretkan dengan rapi, ada dus juga yang diduga digunakan untuk membawa bangkai kucing itu," kata Irel.
Sementara di pasar Cikurubuk bangkai kucing yang ditemukan, dibuang ke tempat sampah. "Kalau yang di pasar Cikurubuk memang tidak ada jejaknya karena terlanjur dibuang," kata Irel.
Namun jika melihat cara pelaku membunuh kucing-kucing itu ada kemiripan antara pasar Cikurubuk dan pasar Indihiang. "Kami menduga pelakunya orang yang sama. Cara dia membunuh kucing-kucing itu sama-sama dipenggal," kata Irel.
Related Post