Bukan hanya anjing dan kucing, studi mengungkapkan bahwa hewan peliharaan dapat menjauhkan stres pemiliknya selama lockdown. Menurut sebuah penelitian di Inggris, hewan peliharaan adalah kekuatan untuk mendukung emosional yang penting bagi orang-orang selama penguncian atau lockdown.
Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (29/9/2020), keberadaan hewan peliharaan ini dapat mengurangi rasa kesepian yang banyak dilaporkan, serta meningkatkan kesehatan mental selama lockdown. "Studi ini sangat penting karena telah menunjukkan bagaimana memiliki hewan peliharaan di rumah, dapat menahan beberapa tekanan psikologis yang terkait dengan lockdown," ungkap peneliti perilaku hewan Daniel Mills dari University of Lincoln.
Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (29/9/2020), keberadaan hewan peliharaan ini dapat mengurangi rasa kesepian yang banyak dilaporkan, serta meningkatkan kesehatan mental selama lockdown. "Studi ini sangat penting karena telah menunjukkan bagaimana memiliki hewan peliharaan di rumah, dapat menahan beberapa tekanan psikologis yang terkait dengan lockdown," ungkap peneliti perilaku hewan Daniel Mills dari University of Lincoln.
Seperti diketahui, kesepian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Penelitian sebelumnya, menurut peneliti, hewan peliharaan dapat sangat membantu orang yang hidup dengan penyakit mental yang parah, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.
Kendati demikian, studi ini melibatkan survei terhadap orang dari berbagai kalangan dan dalam keadaan yang sebagian besar belum pernah terjadi sebelumnya. Survei ini dilakukan antara pertengahan April dan akhir Mei, pada hampir 6.000 orang yang tinggal di Inggris selama masa penguncian atau karantina wilayah.
Setidaknya, sebagian besar peserta studi adalah pecinta hewan, yang memiliki paling tidak satu hewan peliharaan. "Meskipun demikian, dalam sampel pecinta hewan, hewan memiliki kaitan dengan efek yang agak dilemahkan dari pengalaman penguncian pada kesehatan mental dan kesepian," kata peneliti dalam makalah studi.
Indikator survei terdiri dari beberapa pertanyaan terkait seberapa dekat dengan hewan peliharaan, kenyamanan, hingga penilaian kesehatan mental para peserta itu sendiri melalui kuesioner.
Berdasarkan analisis data survei, lebih dari 90 persen peserta adalah pemilik anjing, kuda dan kucing. Menurut mereka hewan-hewan tersebut telah membantu mengatasi masalah emosional selama penguncian.
"Orang-orang dalam sampel kami merasa rata-rata secara emosional dekat dengan, misalnya, marmut seperti yang mereka rasakan terhadap anjing mereka," kata penulis utama dan peneliti kesehatan mental Elena Ratschen dari University of York.
Selain itu, studi yang telah diterbitkan dalam jurnal PLOS One ini juga menemukan hubungan potensial antara kesehatan mental orang dan ikatan emosional yang mereka bentuk dengan hewan kesayangan mereka.
Menariknya, kata penulis, ikatan manusia dan hewan yang dilaporkan lebih kuat dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk sebelum penguncian. "Ini menyoroti bahwa ikatan erat dengan hewan dapat menunjukkan kerentanan psikologis pada pemilik," imbuh penulis.
Ratschen menambahkan penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki hewan pendamping dapat mengurangi beberapa efek psikologis yang merugikan selama penguncian. "Namun, penting untuk dipahami bahwa temuan (peran hewan peliharaan selama lockdown) ini kemungkinan tidak memiliki signifikansi klinis," kata Ratschen dan rekan-rekannya.
Kendati demikian, studi ini melibatkan survei terhadap orang dari berbagai kalangan dan dalam keadaan yang sebagian besar belum pernah terjadi sebelumnya. Survei ini dilakukan antara pertengahan April dan akhir Mei, pada hampir 6.000 orang yang tinggal di Inggris selama masa penguncian atau karantina wilayah.
Setidaknya, sebagian besar peserta studi adalah pecinta hewan, yang memiliki paling tidak satu hewan peliharaan. "Meskipun demikian, dalam sampel pecinta hewan, hewan memiliki kaitan dengan efek yang agak dilemahkan dari pengalaman penguncian pada kesehatan mental dan kesepian," kata peneliti dalam makalah studi.
Indikator survei terdiri dari beberapa pertanyaan terkait seberapa dekat dengan hewan peliharaan, kenyamanan, hingga penilaian kesehatan mental para peserta itu sendiri melalui kuesioner.
Berdasarkan analisis data survei, lebih dari 90 persen peserta adalah pemilik anjing, kuda dan kucing. Menurut mereka hewan-hewan tersebut telah membantu mengatasi masalah emosional selama penguncian.
"Orang-orang dalam sampel kami merasa rata-rata secara emosional dekat dengan, misalnya, marmut seperti yang mereka rasakan terhadap anjing mereka," kata penulis utama dan peneliti kesehatan mental Elena Ratschen dari University of York.
Selain itu, studi yang telah diterbitkan dalam jurnal PLOS One ini juga menemukan hubungan potensial antara kesehatan mental orang dan ikatan emosional yang mereka bentuk dengan hewan kesayangan mereka.
Menariknya, kata penulis, ikatan manusia dan hewan yang dilaporkan lebih kuat dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk sebelum penguncian. "Ini menyoroti bahwa ikatan erat dengan hewan dapat menunjukkan kerentanan psikologis pada pemilik," imbuh penulis.
Ratschen menambahkan penelitian ini menunjukkan bahwa memiliki hewan pendamping dapat mengurangi beberapa efek psikologis yang merugikan selama penguncian. "Namun, penting untuk dipahami bahwa temuan (peran hewan peliharaan selama lockdown) ini kemungkinan tidak memiliki signifikansi klinis," kata Ratschen dan rekan-rekannya.
Related Post =