Dampak dari COVID-19 ini tidak hanya dirasakan masyarakat saja, tetapi juga hewan satwa. Di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoological Garden), manajemen terpaksa mengurangi jatah makan satwa. Apabila wabah Corona masih terjadi hingga 4 bulan ke depan, skenario terburuk akan diambil yaitu hewan herbivora seperti rusa akan jadi santapan harimau.
Manajemen Komunikasi Bandung Zoological Garden Sulhan Syafi'i mengatakan saat ini jatah makan setiap satwa dikurangi hingga setenggahya dengan masih mempertimbangkan Animal Walfare (Standar Kesejahteraan Hewan). Dengan kebijakan ini, makanan hewan satwa masih bisa bertahan hingga empat bulan ke depan.
Manajemen Komunikasi Bandung Zoological Garden Sulhan Syafi'i mengatakan saat ini jatah makan setiap satwa dikurangi hingga setenggahya dengan masih mempertimbangkan Animal Walfare (Standar Kesejahteraan Hewan). Dengan kebijakan ini, makanan hewan satwa masih bisa bertahan hingga empat bulan ke depan.
"Untuk makanan hewan satwa kita bisa bertahan dari pertengahan April kemarin sampai empat bulan ke depan," kata Sulhan Syafi'i saat dihubungi,Senin (27/4/2020). Untuk kebutuhan makanan 850 an satwa hewan, saat ini manajemen menggunakan dana tabungan yang diperuntukkan dalam kondisi darurat seperti masa pandemi.
"Jumlahnya per bulan sekitar Rp 300 juta untuk makanan. Kebayang carnivor atau kucing besar makanannya cukup mahal karena daging. Gajah itu makanannya 15 persen dari berat badannya, di kita ada dua ekor gajah itu yang cukup memberatkan," tuturnya.
Jika selama empat bulan ke depan, pandemi masih berlangsung, kata dia, organisasi Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) telah mengirimkan surat kepada Presiden dan kementerian terkait meminta bantuan kebutuhan makanan hewan satwa. "Kemungkinan terburuknya dari sekian banyak rencana yaitu hewan-hewan herbivora seperti rusa akan dikasih ke harimau. Tapi itu rencana terburuknya, semoga saja tidak terjadi," ungkapnya.
Selain makanan, kebutuhan obat-obatan pun harus dipersiapkan, terlebih dalam masa pandemi corona. Pihaknya mengaku, saat ini belum ada pengetesan COVID-19 bagi pekerja dan hewan satwa. "Kita belum sampai tes hewan, biarkan dulu yang ada. Karena kan penularannya itu kalau di Amerika dari keeper-nya (penjaga). Kita juga menggunakan standar dari pemerintah jadi semoga tidak ada dan jangan sampai ada yang tertular." Lanjutnya.
Saat ini, Bandung Zoological Garden ditutup hingga 29 Mei 2020. Karyawan harian dirumahkan dan sebagian lainnya bekerja secara bergiliran untuk memberi pakan hewan satwa. "Penutupan ini akan berlangsung hingga 29 Mei 2020. Bila ada perubahan dari pemerintah, kami akan tinjau kembali," kata dia. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi di Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jabar, dalam keadaan darurat. Ratusan satwa di sana terancam mati kelaparan.
Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin mengatakan, Taman Satwa tersebut mulai dalam keadaan darurat sejak ditutup awal Maret 2020, dampak pandemi COVID-19. Ada sekitar 435 satwa berbagai jenis yang hidup di Taman Satwa Cikembulan saat ini. Untuk kebutuhan pakan dan perawatan, pengelola saat ini mengandalkan uang tabungan.
Selain itu, mereka memiliki 30 orang pekerja. Dari jumlah itu, saat ini hanya ada 15 orang yang bekerja. Mereka yang masih bekerja adalah pegawai yang bersentuhan langsung dengan hewan.
"Jumlahnya per bulan sekitar Rp 300 juta untuk makanan. Kebayang carnivor atau kucing besar makanannya cukup mahal karena daging. Gajah itu makanannya 15 persen dari berat badannya, di kita ada dua ekor gajah itu yang cukup memberatkan," tuturnya.
Jika selama empat bulan ke depan, pandemi masih berlangsung, kata dia, organisasi Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) telah mengirimkan surat kepada Presiden dan kementerian terkait meminta bantuan kebutuhan makanan hewan satwa. "Kemungkinan terburuknya dari sekian banyak rencana yaitu hewan-hewan herbivora seperti rusa akan dikasih ke harimau. Tapi itu rencana terburuknya, semoga saja tidak terjadi," ungkapnya.
Selain makanan, kebutuhan obat-obatan pun harus dipersiapkan, terlebih dalam masa pandemi corona. Pihaknya mengaku, saat ini belum ada pengetesan COVID-19 bagi pekerja dan hewan satwa. "Kita belum sampai tes hewan, biarkan dulu yang ada. Karena kan penularannya itu kalau di Amerika dari keeper-nya (penjaga). Kita juga menggunakan standar dari pemerintah jadi semoga tidak ada dan jangan sampai ada yang tertular." Lanjutnya.
Saat ini, Bandung Zoological Garden ditutup hingga 29 Mei 2020. Karyawan harian dirumahkan dan sebagian lainnya bekerja secara bergiliran untuk memberi pakan hewan satwa. "Penutupan ini akan berlangsung hingga 29 Mei 2020. Bila ada perubahan dari pemerintah, kami akan tinjau kembali," kata dia. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi di Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jabar, dalam keadaan darurat. Ratusan satwa di sana terancam mati kelaparan.
Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan Rudy Arifin mengatakan, Taman Satwa tersebut mulai dalam keadaan darurat sejak ditutup awal Maret 2020, dampak pandemi COVID-19. Ada sekitar 435 satwa berbagai jenis yang hidup di Taman Satwa Cikembulan saat ini. Untuk kebutuhan pakan dan perawatan, pengelola saat ini mengandalkan uang tabungan.
Selain itu, mereka memiliki 30 orang pekerja. Dari jumlah itu, saat ini hanya ada 15 orang yang bekerja. Mereka yang masih bekerja adalah pegawai yang bersentuhan langsung dengan hewan.
Related Post =