Seekor dugong atau duyung ditemukan nelayan terdampar di sekitar Pulau Kucing, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar. Saat ditemukan, Dugong sudah mati dan membusuk. Peristiwa penemuan dugong terjadi Rabu (17/11) oleh nelayan. Dugong kemudian dievakuasi ke pinggir pantai agar tidak hanyut.
"Karena nelayan yang menemukan dugong tersebut tidak ingin berurusan dengan petugas, akhirnya melalui salah seorang teman, saya arahkan untuk mengamankan bangkai dugong itu ke pinggir pantai, agar tidak hanyut terbawa arus," kata Ketua Komunitas Sahabat Penyu Polewali Mandar, Muh Yusri, kepada wartawan, Rabu (17/11/2021).
"Karena nelayan yang menemukan dugong tersebut tidak ingin berurusan dengan petugas, akhirnya melalui salah seorang teman, saya arahkan untuk mengamankan bangkai dugong itu ke pinggir pantai, agar tidak hanyut terbawa arus," kata Ketua Komunitas Sahabat Penyu Polewali Mandar, Muh Yusri, kepada wartawan, Rabu (17/11/2021).
Yusri lantas melakukan pemeriksaan lebih lanjut bersama petugas dari Polairud Polres Polewali Mandar dan petugas PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan). Dia mengatakan tidak ada bekas tanda kekerasan.
"Dari hasil pemeriksaan dan pengamatan sementara, tidak ditemukan adanya tanda luka atau goresan pada tubuh dugong. Namun, juga tidak bisa menyimpulkan penyebab kematian mamalia dilindungi ini, " ungkap Yusri.
Dugong itu berukuran panjang 276 sentimeter dan lebar badan 160 sentimeter. "Sementara ekor dan sirip dugong masing-masing berukuran 84 dan 40 sentimeter," ujarnya.
Sementara itu, petugas PSDKP Polewali Mandar, Husyari, mengungkap beberapa bulan lalu juga ditemukan seekor bayi dugong terdampar di pesisir pantai, sekitar pemukiman warga Desa Galung Tulu, Kecamatan Balanipa. Bayi dugong itu mati setelah hampir sepekan menjalani karantina untuk perawatan.
"Kita belum tahu apa penyebab kematian dugong ini, yang pastinya baru-baru ini, setidaknya ada dua kasus kematian dugong yang sempat kami data," tutup Husyari.
Fakta Dugong Yang Sering Dianggap Putri Duyung
Dugong memang punya sebutan lain yaitu duyung. Tapi makhluk ini sama sekali bukan berwujud putri duyung seperti yang digambarkan dalam dongeng.
"Dugong adalah hewan mamalia laut yang makanannya adalah lamun (seagrass). Hewan ini sangat sering diasosiasikan dengan dongeng atau legenda tentang putri duyung, yang biasanya ditampilkan sebagai sosok manusia setengah ikan dengan kepala gadis cantik berambut panjang sampai pada bagian pinggang dan bagian bawahnya berupa ikan sampai ke ekor," kata pakar Oseanologi LIPI Anugerah Nontji seperti dikutip dari bukunya 'Dugong Bukan Putri Duyung'.
Dia menuliskan, pada mulanya dugong tersebar luas di perairan tropis dan subtropis di kawasan Indo-Pasifik. Namun kini, persebarannya makin menciut. Oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN), dugong dinyatakan "vulnerable to extinction" atau "rentan punah".
Di Indonesia, banyak perairan pantai yang dulu dikenal dihuni oleh dugong, sekarang sudah tak terdengar beritanya lagi. Yang menyedihkan, baru-baru ini seekor dugong ditemukan nelayan terdampar di sekitar Pulau Kucing, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar. Saat ditemukan pada Rabu (17/11), dugong sudah mati dan membusuk.
Berikut ini fakta-fakta dugong, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Umur Panjang
Dugong tergolong hewan dengan angka harapan hidup yang tinggi. Umurnya bisa mencapai 70 tahun. Dugong berbeda dengan hewan mamalia lain, seperti orang utan, yang rentang usianya hanya mencapai 35-45 tahun.
2. Besar
Dugong merupakan salah satu hewan dengan ukuran tubuh cukup besar. Panjang tubuhnya bisa mencapai 3 meter dan memiliki berat hingga 450 kg. Dugong memiliki sepasang anggota badan bagian depan yang menyerupai sirip sebagai keseimbangan dan untuk berenang sepanjang laut. Selain itu, mata dugong sangat kecil dan dapat memproduksi air mata.
3. Pemakan tumbuhan
Dugong merupakan mamalia herbivora dengan makanan utama berupa rumput laut. Dugong biasanya makan rumput laut pada kedalaman 1 - 5 meter. Mamalia ini setiap harinya harus makan setidaknya 50 kg rumput laut. Dugong dikategorikan sebagai binatang nocturnal atau binatang malam yang hanya mencari makan di malam hari.
4. Sistem Reproduksi Dugong
Organ reproduksi dugong telah matang pada usia 9-10 tahun. Namun dalam beberapa kasus, kematangan reproduksi baru terjadi pada usia 15 tahun. Masa kehamilan dugong berlangsung selama 12-14 bulan. Dugong biasanya melahirkan anaknya di perairan dangkal untuk menghindari predator seperti hiu.
Anak dugong tetap hidup dengan induknya hingga usia sekitar 1,5 tahun. Induk dugong tidak akan hamil untuk waktu 2,5 hingga 7 tahun. Dengan tingkat reproduksi yang rendah, populasi dugong tetap rentan terhadap kepunahan.
5. Habitat Dugong
Berdasarkan survei Shark Bay Marine Park, Australia Barat merupakan habitat dan rumah terbesar bagi populasi dugong. Setidaknya terdapat 10 ribu ekor dugong di perairan Australia Barat dan sekitar 80 ribu ekor di seluruh perairan Australia. Selain itu, habitat dugong juga meliputi Samudera Hindia, Laut Merah, dan Samudera Pasifik.
"Dari hasil pemeriksaan dan pengamatan sementara, tidak ditemukan adanya tanda luka atau goresan pada tubuh dugong. Namun, juga tidak bisa menyimpulkan penyebab kematian mamalia dilindungi ini, " ungkap Yusri.
Dugong itu berukuran panjang 276 sentimeter dan lebar badan 160 sentimeter. "Sementara ekor dan sirip dugong masing-masing berukuran 84 dan 40 sentimeter," ujarnya.
Sementara itu, petugas PSDKP Polewali Mandar, Husyari, mengungkap beberapa bulan lalu juga ditemukan seekor bayi dugong terdampar di pesisir pantai, sekitar pemukiman warga Desa Galung Tulu, Kecamatan Balanipa. Bayi dugong itu mati setelah hampir sepekan menjalani karantina untuk perawatan.
"Kita belum tahu apa penyebab kematian dugong ini, yang pastinya baru-baru ini, setidaknya ada dua kasus kematian dugong yang sempat kami data," tutup Husyari.
Fakta Dugong Yang Sering Dianggap Putri Duyung
Dugong memang punya sebutan lain yaitu duyung. Tapi makhluk ini sama sekali bukan berwujud putri duyung seperti yang digambarkan dalam dongeng.
"Dugong adalah hewan mamalia laut yang makanannya adalah lamun (seagrass). Hewan ini sangat sering diasosiasikan dengan dongeng atau legenda tentang putri duyung, yang biasanya ditampilkan sebagai sosok manusia setengah ikan dengan kepala gadis cantik berambut panjang sampai pada bagian pinggang dan bagian bawahnya berupa ikan sampai ke ekor," kata pakar Oseanologi LIPI Anugerah Nontji seperti dikutip dari bukunya 'Dugong Bukan Putri Duyung'.
Dia menuliskan, pada mulanya dugong tersebar luas di perairan tropis dan subtropis di kawasan Indo-Pasifik. Namun kini, persebarannya makin menciut. Oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN), dugong dinyatakan "vulnerable to extinction" atau "rentan punah".
Di Indonesia, banyak perairan pantai yang dulu dikenal dihuni oleh dugong, sekarang sudah tak terdengar beritanya lagi. Yang menyedihkan, baru-baru ini seekor dugong ditemukan nelayan terdampar di sekitar Pulau Kucing, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar. Saat ditemukan pada Rabu (17/11), dugong sudah mati dan membusuk.
Berikut ini fakta-fakta dugong, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Umur Panjang
Dugong tergolong hewan dengan angka harapan hidup yang tinggi. Umurnya bisa mencapai 70 tahun. Dugong berbeda dengan hewan mamalia lain, seperti orang utan, yang rentang usianya hanya mencapai 35-45 tahun.
2. Besar
Dugong merupakan salah satu hewan dengan ukuran tubuh cukup besar. Panjang tubuhnya bisa mencapai 3 meter dan memiliki berat hingga 450 kg. Dugong memiliki sepasang anggota badan bagian depan yang menyerupai sirip sebagai keseimbangan dan untuk berenang sepanjang laut. Selain itu, mata dugong sangat kecil dan dapat memproduksi air mata.
3. Pemakan tumbuhan
Dugong merupakan mamalia herbivora dengan makanan utama berupa rumput laut. Dugong biasanya makan rumput laut pada kedalaman 1 - 5 meter. Mamalia ini setiap harinya harus makan setidaknya 50 kg rumput laut. Dugong dikategorikan sebagai binatang nocturnal atau binatang malam yang hanya mencari makan di malam hari.
4. Sistem Reproduksi Dugong
Organ reproduksi dugong telah matang pada usia 9-10 tahun. Namun dalam beberapa kasus, kematangan reproduksi baru terjadi pada usia 15 tahun. Masa kehamilan dugong berlangsung selama 12-14 bulan. Dugong biasanya melahirkan anaknya di perairan dangkal untuk menghindari predator seperti hiu.
Anak dugong tetap hidup dengan induknya hingga usia sekitar 1,5 tahun. Induk dugong tidak akan hamil untuk waktu 2,5 hingga 7 tahun. Dengan tingkat reproduksi yang rendah, populasi dugong tetap rentan terhadap kepunahan.
5. Habitat Dugong
Berdasarkan survei Shark Bay Marine Park, Australia Barat merupakan habitat dan rumah terbesar bagi populasi dugong. Setidaknya terdapat 10 ribu ekor dugong di perairan Australia Barat dan sekitar 80 ribu ekor di seluruh perairan Australia. Selain itu, habitat dugong juga meliputi Samudera Hindia, Laut Merah, dan Samudera Pasifik.
Related Post