Dua ekor lumba-lumba, yang dieksploitasi untuk wisata, dikabarkan hilang. Namun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengungkap bahwa dua lumba-lumba tersebut mati.
Hilangnya dua lumba-lumba itu dilaporkan oleh aktivis satwa dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba. Selian itu, mereka melaporkan sejumlah lumba-lumba lain kini ditempatkan di kolam dengan melebihi kapasitas.
Hilangnya dua lumba-lumba itu dilaporkan oleh aktivis satwa dari Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba. Selian itu, mereka melaporkan sejumlah lumba-lumba lain kini ditempatkan di kolam dengan melebihi kapasitas.
"Sebelumnya sudah ada lima lumba-lumba (yang ditampung di sana). Ditambah tujuh ekor lagi, kolamnya nggak akan layak nampung semuanya, dong? Lebih parah lagi, dua ekor lumba-lumba di Bali Exotic Marine Park sekarang hilang," kata salah satu anggota Koalisi Anak Negeri untuk Lumba-Lumba Pinneng Sulungbudi dalam keterangan tertulis kepada wartawan.
Kepolisian pun mengusutnya. Tetapi kemudian dua lumba-lumba itu dinyatakan mati."Jadi jangan dianggap kalau lumba-lumba berkurang, dianggap hilang karena kita jual atau kita (jadikan) sate," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono kepada wartawan, Senin (29/11/2021).
"Lagian bagaimana caranya kita jual lumba-lumba segede itu di pasar tanpa menimbulkan kegemparan di pasar," dia menambahkan. Meski demikian, Sumarsono tak mengungkapkan penyebab kematian dua ekor lumba-lumba tersebut. Ia mengaku tidak membaca hasil nekropsinya.
Dia menyebut BKSDA dengan dibantu pihak lain, seperti perwakilan Universitas Udayana (Unud), sudah berupaya merawat dua mamalia tersebut.
"Saya nggak baca hasil nekropsi/autopsinya. Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau," kata dia.
"Keeper-nya siang-malam nungguin jangan sampai mati, temen Unud bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit," dia menambahkan.
Sumarsono menjelaskan lumba-lumba yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali sebagian sudah dalam keadaan tidak sehat. Akibat dieksploitasi, lumba-lumba umumnya sakit hepatitis akut yang tidak ketahuan. Lumba-lumba itu sempat membetot perhatian publik saat dibuat seluncuran oleh Lucinta Luna.
"(Itu) dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan. (Kemudian) ditunggangi Lucinta Luna dan kawan-kawan dan sebagainya," kata dia.
Selain itu, lumba-lumba tersebut kurang gizi karena kurangnya asupan makanan akibat sepinya pengunjung saat pandemi COVID-19. Satwa tersebut juga tidak pernah dicek kesehatan.
"Tidak pernah dicek kesehatan. Medical record yang bener tidak ada, sehingga ketika kami rampas ada beberapa yang sakit walau kelihatan sehat," tuturnya.
"KSDA Bali jadi serba salah, yang sakit-sakit itu kalau tidak kita sita salah. Kalau kita biarkan salah. Kalau kita pelihara lalu mati di tangan kita salah. Kalau kita lepas, tambah salah lagi," kata dia.
Kepolisian pun mengusutnya. Tetapi kemudian dua lumba-lumba itu dinyatakan mati."Jadi jangan dianggap kalau lumba-lumba berkurang, dianggap hilang karena kita jual atau kita (jadikan) sate," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali Sumarsono kepada wartawan, Senin (29/11/2021).
"Lagian bagaimana caranya kita jual lumba-lumba segede itu di pasar tanpa menimbulkan kegemparan di pasar," dia menambahkan. Meski demikian, Sumarsono tak mengungkapkan penyebab kematian dua ekor lumba-lumba tersebut. Ia mengaku tidak membaca hasil nekropsinya.
Dia menyebut BKSDA dengan dibantu pihak lain, seperti perwakilan Universitas Udayana (Unud), sudah berupaya merawat dua mamalia tersebut.
"Saya nggak baca hasil nekropsi/autopsinya. Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau," kata dia.
"Keeper-nya siang-malam nungguin jangan sampai mati, temen Unud bolak-balik bantuin karena sayang aset negara. Tapi gimana lagi, wong dari awal disita sudah sakit," dia menambahkan.
Sumarsono menjelaskan lumba-lumba yang disita dari Dolphin Lodge Bali milik PT Piayu Samudra Bali sebagian sudah dalam keadaan tidak sehat. Akibat dieksploitasi, lumba-lumba umumnya sakit hepatitis akut yang tidak ketahuan. Lumba-lumba itu sempat membetot perhatian publik saat dibuat seluncuran oleh Lucinta Luna.
"(Itu) dilihat dari warna mata yang agak kekuningan, karena sudah habis-habisan dieksploitasi oleh pemilik lama secara berlebihan. (Kemudian) ditunggangi Lucinta Luna dan kawan-kawan dan sebagainya," kata dia.
Selain itu, lumba-lumba tersebut kurang gizi karena kurangnya asupan makanan akibat sepinya pengunjung saat pandemi COVID-19. Satwa tersebut juga tidak pernah dicek kesehatan.
"Tidak pernah dicek kesehatan. Medical record yang bener tidak ada, sehingga ketika kami rampas ada beberapa yang sakit walau kelihatan sehat," tuturnya.
"KSDA Bali jadi serba salah, yang sakit-sakit itu kalau tidak kita sita salah. Kalau kita biarkan salah. Kalau kita pelihara lalu mati di tangan kita salah. Kalau kita lepas, tambah salah lagi," kata dia.
Related Post