Peristiwa penembakan kucing liar di lingkungan Sesko TNI Bandung pada 16 Agustus 2022 menuai sorotan. Pelaku penembakan itu adalah Brigjen NA..Penyebabnya, kucing-kucing itu dianggap teralu banyak dan sering 'nyolong' makanan. Insiden itu menyebabkan publik bertanya-bertanya, sebenarnya berapa jumlah kucing liar di Bandung?
Kepala Bidang Peternakan Seksi Produksi dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, drh. Elise Wieke Pertiwi Kesumajana mengatakan jumlah populasi kucing di kotanya tidak bisa dihitung secara pasti.
Kepala Bidang Peternakan Seksi Produksi dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, drh. Elise Wieke Pertiwi Kesumajana mengatakan jumlah populasi kucing di kotanya tidak bisa dihitung secara pasti.
Namun, ia mengambil rata-rata di setiap rukun warga (RW) di Kota Bandung ada 10 ekor kucing liar. Dari jumlah tersebut dikalikan 1.494 jumlah RW di seluruh Kota Bandung. Maka, jumlah populasi kucing liar di Bandung ada 14.940 ekor. Jumlah itu pun masih perkiraan karena di Bandung belum ada metode khusus penghitungan kucing liar.
“Kita asumsikan di satu RW ada 10 kucing liar misalkan, kita kalikan saja,” ucap Elise saat ditemui di kantor DKPP Kota Bandung, Jumat (19/8).
Jumlah populasi kucing liar ini penyebarannya tidak merata. Di satu lokasi ada yang sangat banyak, di lokasi lain kucing liarnya sedikit. Ia menuturkan, kucing biasanya akan tinggal dan menetap di satu lokasi yang memiliki sumber makanan yang cukup seperti pasar, rumah makan, atau juga karena campur tangan manusia.
“Kucing liar itu akan mencari tempat yang banyak makanan buat mereka, kalau dulu kucing itu makan tikus/burung, tapi kalau seperti di pasar itu, kan, banyak yang suka memberi makan atau dari sisa makanan,” terang Elise.
Ia juga menuturkan, campur tangan manusia juga memiliki pengaruh dalam populasi kucing liar. Kebiasaan seperti itu (memberi makan kucing liar) di Kota Bandung, tuh, banyak dan itu yang membuat kucing berkembangbiaknya lebih cepat.
-drh. Elise
Elise menjelaskan, Perkembangbiakan kucing itu cepat. Dalam dua tahun, kucing bisa hamil dan melahirkan sebanyak 5 kali dan masa kehamilannya juga cenderung cepat, yakni kurang lebih 58-70 hari. “Proses kehamilan kucing itu 58-70 hari. Satu kali hamilnya itu bisa melahirkan rata-rata 4 ekor kucing,” kata Elise.
Apakah Kucing Liar Overload?
Lebih lanjut, ia menjelaskan populasi kucing liar di Kota Bandung tidak bisa dibilang overload juga karena penyebarannya yang memang tidak merata.
“Di beberapa tempat mungkin ada yang overload, di tempat lain biasa-biasa saja. Yang overload itu biasanya karena ada yang setengah-setengah memelihara kucing liar. Karena sering dikasih makan, jadi makin banyak kucing lain yang datang ke lokasi tersebut,” ucap Elise.
Elise juga menjelaskan, indikator kucing overload di suatu lokasi dapat diketahui dengan banyaknya kotoran kucing yang menyebar atau makanan manusia yang dicuri kucing, itu berarti sudah kebanyakan atau overload.
Tiap September Sterilisasi Kucing Liar Jantan
Mengatasi persoalan tersebut, dari DKPP Kota Bandung dan khususnya bidang kesehatan hewan rutin setahun sekali menyelenggarakan sterilisasi kucing liar.“Tiap bulan September rutin dilakukan sterilisasi kucing domestik. “Kita nangkap kucing liar, kita tangkap ada beberapa ekor (kemudian) disteril lalu dilepaskan kembali, Biasanya 80 sampai 100 kucing, sasarannya kucing jantan,” jelas Elise.
Dia juga mengimbau ke warga yang merasa terganggu dengan banyaknya kucing liar di lingkungan rumahnya, lapor ke institusinya. Nantinya, tim dari DKPP Bandung akan mensterilisasi kucing liar itu agar tidak terus berkembang biak dan menjadi banyak.
Ia menjelaskan sterilisasi kucing jantan akan lebih cepat pulih dari luka dibanding kucing betina. Elise pun berharap dengan adanya sterilisasi kucing tersebut, kucing betina tidak terlalu sering beranak.
Ia juga mengimbau agar warga yang memang ingin memelihara kucing itu jangan setengah-setengah. Jika ingin dipelihara, pelihara yang baik. Jika tidak, ya, biarkan saja hidup liar. Lebih lanjut Elise mengatakan program sterilisasi tersebut lebih melibatkan komunitas pecinta hewan. “Kita juga biasanya umumkan ke komunitas pencinta kucing atau animal rescue,” kata Elise.
Di kota Bandung persebaran kucing liar tidak merata. Hal itu disebabkan karena kucing secara naluriah akan mencari tempat yang memiliki sumber makanan yang cukup bagi mereka. “Biasanya yang overload itu jika di wilayah tertentu terdapat banyak kotoran kucing di mana-mana,” tutup Elise.
“Kita asumsikan di satu RW ada 10 kucing liar misalkan, kita kalikan saja,” ucap Elise saat ditemui di kantor DKPP Kota Bandung, Jumat (19/8).
Jumlah populasi kucing liar ini penyebarannya tidak merata. Di satu lokasi ada yang sangat banyak, di lokasi lain kucing liarnya sedikit. Ia menuturkan, kucing biasanya akan tinggal dan menetap di satu lokasi yang memiliki sumber makanan yang cukup seperti pasar, rumah makan, atau juga karena campur tangan manusia.
“Kucing liar itu akan mencari tempat yang banyak makanan buat mereka, kalau dulu kucing itu makan tikus/burung, tapi kalau seperti di pasar itu, kan, banyak yang suka memberi makan atau dari sisa makanan,” terang Elise.
Ia juga menuturkan, campur tangan manusia juga memiliki pengaruh dalam populasi kucing liar. Kebiasaan seperti itu (memberi makan kucing liar) di Kota Bandung, tuh, banyak dan itu yang membuat kucing berkembangbiaknya lebih cepat.
-drh. Elise
Elise menjelaskan, Perkembangbiakan kucing itu cepat. Dalam dua tahun, kucing bisa hamil dan melahirkan sebanyak 5 kali dan masa kehamilannya juga cenderung cepat, yakni kurang lebih 58-70 hari. “Proses kehamilan kucing itu 58-70 hari. Satu kali hamilnya itu bisa melahirkan rata-rata 4 ekor kucing,” kata Elise.
Apakah Kucing Liar Overload?
Lebih lanjut, ia menjelaskan populasi kucing liar di Kota Bandung tidak bisa dibilang overload juga karena penyebarannya yang memang tidak merata.
“Di beberapa tempat mungkin ada yang overload, di tempat lain biasa-biasa saja. Yang overload itu biasanya karena ada yang setengah-setengah memelihara kucing liar. Karena sering dikasih makan, jadi makin banyak kucing lain yang datang ke lokasi tersebut,” ucap Elise.
Elise juga menjelaskan, indikator kucing overload di suatu lokasi dapat diketahui dengan banyaknya kotoran kucing yang menyebar atau makanan manusia yang dicuri kucing, itu berarti sudah kebanyakan atau overload.
Tiap September Sterilisasi Kucing Liar Jantan
Mengatasi persoalan tersebut, dari DKPP Kota Bandung dan khususnya bidang kesehatan hewan rutin setahun sekali menyelenggarakan sterilisasi kucing liar.“Tiap bulan September rutin dilakukan sterilisasi kucing domestik. “Kita nangkap kucing liar, kita tangkap ada beberapa ekor (kemudian) disteril lalu dilepaskan kembali, Biasanya 80 sampai 100 kucing, sasarannya kucing jantan,” jelas Elise.
Dia juga mengimbau ke warga yang merasa terganggu dengan banyaknya kucing liar di lingkungan rumahnya, lapor ke institusinya. Nantinya, tim dari DKPP Bandung akan mensterilisasi kucing liar itu agar tidak terus berkembang biak dan menjadi banyak.
Ia menjelaskan sterilisasi kucing jantan akan lebih cepat pulih dari luka dibanding kucing betina. Elise pun berharap dengan adanya sterilisasi kucing tersebut, kucing betina tidak terlalu sering beranak.
Ia juga mengimbau agar warga yang memang ingin memelihara kucing itu jangan setengah-setengah. Jika ingin dipelihara, pelihara yang baik. Jika tidak, ya, biarkan saja hidup liar. Lebih lanjut Elise mengatakan program sterilisasi tersebut lebih melibatkan komunitas pecinta hewan. “Kita juga biasanya umumkan ke komunitas pencinta kucing atau animal rescue,” kata Elise.
Di kota Bandung persebaran kucing liar tidak merata. Hal itu disebabkan karena kucing secara naluriah akan mencari tempat yang memiliki sumber makanan yang cukup bagi mereka. “Biasanya yang overload itu jika di wilayah tertentu terdapat banyak kotoran kucing di mana-mana,” tutup Elise.
Related Post