Pandemi COVID-19 telah membuat banyak orang harus melakukan berbagai aktivitas di rumah saja. Hal ini tentu membuat kamu yang memiliki hewan peliharaan seperti kucing akan lebih sering bertemu dengannya di rumah.
Bagi kamu, menghabiskan waktu bersama kucing kesayangan tentu menyenangkan dan dapat membantu meredakan stres selama pandemi. Namun, bagaimana dengan kesehatan mental kucing kamu? Apakah kamu pernah memikirkannya?
Bagi kamu, menghabiskan waktu bersama kucing kesayangan tentu menyenangkan dan dapat membantu meredakan stres selama pandemi. Namun, bagaimana dengan kesehatan mental kucing kamu? Apakah kamu pernah memikirkannya?
Bila kucing kesayangan kamu telah menguras banyak perhatian kamu belakangan ini, itu berarti ada sesuatu yang tidak beres yang menimpanya. Mengutip Bustle, seorang pemilik kucing bernama Joanna Mont mengatakan bahwa dia terlibat diskusi seru tentang kucing bersama followers-nya di Twitter pada 24 Agustus.
Diskusi ini terjadi ketika ia mengungkapkan fakta menarik yang dikatakan seorang dokter hewan mengenai kondisi kucing selama pandemi COVID-19.
“Hari ini dokter hewan memberi tahu saya bahwa sejak COVID-19, mereka harus merawat sejumlah kucing dengan depresi yang disebabkan oleh kejengkelan orang-orang yang berada di rumah sepanjang hari. Ini hal paling mengejutkan yang pernah saya dengar. Rupanya, anjing tidak memiliki masalah yang sama,” kata Joanna seperti ditulis Bustle.
Kucing juga merasa tidak bersemangat karena mereka tidak dapat menjelajah seluruh sisi rumah. Beberapa followers Joanna juga berbagi kisah terkait hal ini.
“Persis sama dengan milik kami. Mereka tidak menjelajah terlalu jauh, atau menjelalah untuk waktu yang lama,” tulis salah satu followers Joanna.
Sementara yang lain mengatakan bahwa mereka telah menemukan solusi untuk membuat hewan peliharaannya tetap nyaman. “Kucing butuh waktu sendiri. Kami memiliki beberapa lemari khusus kucing di rumah kami. Kucing saya yang besar, yang menderita depresi, suka pergi dan berbaring di sana ketika dia mulai kewalahan.”
Kucing yang mengalami depresi selama periode lockdown saat pandemi COVID-19 mungkin terdengar seperti lelucon. Namun, hal ini sebenarnya telah didukung oleh sebuah penelitian. Sebuah studi yang dilakukan di James Cook University, Australia melihat bagaimana kehidupan 400 hewan peliharaan selama pemiliknya di rumah saja saat pandemi COVID-19.
Hasilnya, suasana hati sebagian besar anjing dan pemiliknya pada umumnya baik dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersama.
Sebaliknya, Doktor Jessica Oliva, peneliti utama dalam studi tersebut menyatakan, “Sekitar 50 persen pemilik kucing melaporkan bahwa kucing mereka memiliki perilaku yang dapat ditafsirkan sebagai perasaan “disingkirkan” oleh pemiliknya sepanjang waktu.
Sementara hampir 100 persen pemilik anjing melaporkan bahwa anjing mereka seperti menyukai kenyataan bahwa pemiliknya ada di rumah sepanjang waktu.”
Di kesempatan lain, ahli perilaku hewan dari Amerika Serikat, Stephanie Borns-Weil menjelaskan kepada surat kabar Tufts University bahwa tidak mengherankan bila lockdown telah memengaruhi suasana hati kucing perliharaan kamu.
Bila kucing kamu terbiasa sendiri sebelumnya dan tiba-tiba ada orang-orang yang selalu menemaninya, terutama anak-anak, ini bisa menjadi adaptasi yang cukup besar bagi kucing kamu.
"Kucing bisa kewalahan dengan kehadiran orang-orang di sekitar mereka ketika mereka tidak mengharapkannya," kata Stephanie.
Jika kamu ingin tahu apakah kucing kamu mengalami depresi atau tidak, situs hewan peliharaan Daily Paws menuliskan beberapa tandanya. Kamu harus waspada bila kucing kamu lesu, tidak mau makan, atau banyak bersembunyi. Bila ini yang terjadi, kamu perlu mengonsultasikannya dengan dokter hewan.
Diskusi ini terjadi ketika ia mengungkapkan fakta menarik yang dikatakan seorang dokter hewan mengenai kondisi kucing selama pandemi COVID-19.
“Hari ini dokter hewan memberi tahu saya bahwa sejak COVID-19, mereka harus merawat sejumlah kucing dengan depresi yang disebabkan oleh kejengkelan orang-orang yang berada di rumah sepanjang hari. Ini hal paling mengejutkan yang pernah saya dengar. Rupanya, anjing tidak memiliki masalah yang sama,” kata Joanna seperti ditulis Bustle.
Kucing juga merasa tidak bersemangat karena mereka tidak dapat menjelajah seluruh sisi rumah. Beberapa followers Joanna juga berbagi kisah terkait hal ini.
“Persis sama dengan milik kami. Mereka tidak menjelajah terlalu jauh, atau menjelalah untuk waktu yang lama,” tulis salah satu followers Joanna.
Sementara yang lain mengatakan bahwa mereka telah menemukan solusi untuk membuat hewan peliharaannya tetap nyaman. “Kucing butuh waktu sendiri. Kami memiliki beberapa lemari khusus kucing di rumah kami. Kucing saya yang besar, yang menderita depresi, suka pergi dan berbaring di sana ketika dia mulai kewalahan.”
Kucing yang mengalami depresi selama periode lockdown saat pandemi COVID-19 mungkin terdengar seperti lelucon. Namun, hal ini sebenarnya telah didukung oleh sebuah penelitian. Sebuah studi yang dilakukan di James Cook University, Australia melihat bagaimana kehidupan 400 hewan peliharaan selama pemiliknya di rumah saja saat pandemi COVID-19.
Hasilnya, suasana hati sebagian besar anjing dan pemiliknya pada umumnya baik dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersama.
Sebaliknya, Doktor Jessica Oliva, peneliti utama dalam studi tersebut menyatakan, “Sekitar 50 persen pemilik kucing melaporkan bahwa kucing mereka memiliki perilaku yang dapat ditafsirkan sebagai perasaan “disingkirkan” oleh pemiliknya sepanjang waktu.
Sementara hampir 100 persen pemilik anjing melaporkan bahwa anjing mereka seperti menyukai kenyataan bahwa pemiliknya ada di rumah sepanjang waktu.”
Di kesempatan lain, ahli perilaku hewan dari Amerika Serikat, Stephanie Borns-Weil menjelaskan kepada surat kabar Tufts University bahwa tidak mengherankan bila lockdown telah memengaruhi suasana hati kucing perliharaan kamu.
Bila kucing kamu terbiasa sendiri sebelumnya dan tiba-tiba ada orang-orang yang selalu menemaninya, terutama anak-anak, ini bisa menjadi adaptasi yang cukup besar bagi kucing kamu.
"Kucing bisa kewalahan dengan kehadiran orang-orang di sekitar mereka ketika mereka tidak mengharapkannya," kata Stephanie.
Jika kamu ingin tahu apakah kucing kamu mengalami depresi atau tidak, situs hewan peliharaan Daily Paws menuliskan beberapa tandanya. Kamu harus waspada bila kucing kamu lesu, tidak mau makan, atau banyak bersembunyi. Bila ini yang terjadi, kamu perlu mengonsultasikannya dengan dokter hewan.
OF COURSE humans should take precedence over humans. But if #operationark means that nearly 100 vulnerable humans also get out, the animals are taking up space that would otherwise be empty? This is so wrong. Tick tock @BWallaceMP @BorisJohnson @Quentin4CP #kabul #NowzadRescue https://t.co/qbGporlE36
— □ joannamont □ (@joannamont) August 23, 2021
Related Post