ALBERT Wu sengaja menyewa Jasmine Shiau untuk berbincang dengan anjing pudelnya yang bernama Bao’er atau ‘bayi laki-laki’. Albert ingin tahu, hewan peliharaanya itu suka steak atau tidak.
Bao’er duduk di pangkuan Albert saat Jasmine ngobrol dengan anjing jenis Westie itu. Jasmine juga bertanya, apakah Bao’er senang saat diajak Albert ke pantai.
Kepada Jasmine, anjing berumur tiga tiga tahun itu menjawab ya, dia suka steak dan jalan-jalan ke pantai bersama tuannya. Di tempat lain dan waktu yang berbeda, Yoyo Shu mendapat orderan untuk berbicara dengan Chief yang telah mati 10 hari sebelumnya. Yoyo berbincang dengan roh anjing itu di satu kafe.
Bao’er duduk di pangkuan Albert saat Jasmine ngobrol dengan anjing jenis Westie itu. Jasmine juga bertanya, apakah Bao’er senang saat diajak Albert ke pantai.
Kepada Jasmine, anjing berumur tiga tiga tahun itu menjawab ya, dia suka steak dan jalan-jalan ke pantai bersama tuannya. Di tempat lain dan waktu yang berbeda, Yoyo Shu mendapat orderan untuk berbicara dengan Chief yang telah mati 10 hari sebelumnya. Yoyo berbincang dengan roh anjing itu di satu kafe.
Dia mengajukan sejumlah pertanyaan yang telah dikirimkan Yu Hua Chen, pemilik Chief, untuk anjing tersebut. Sambil melihat foto Chief di laptopnya, Yoyo mengetik ‘dialog diam’ mereka. Satu di antara jawaban Chief adalah meminta pemiliknya untuk tidak menyalahkan diri atas kematiannya. Setidaknya demikian yang diketik Yoyo.
Jasmine dan Yoyo merupakan dua di antara sekian banyak paranormal hewan peliharaan bersertifikat di Taiwan. Mereka punya keahlian berbicara dengan hewan. Tak heran, paranormal itu lebih senang menyebut profesi mereka sebagai komunikator hewan.
Jasmine dan Yoyo merupakan dua di antara sekian banyak paranormal hewan peliharaan bersertifikat di Taiwan. Mereka punya keahlian berbicara dengan hewan. Tak heran, paranormal itu lebih senang menyebut profesi mereka sebagai komunikator hewan.
Bagian dari Keluarga
Mengutip laporan Washington Post, Taiwan merupakan ‘rumah’ bagi komunikator hewan. Ada begitu banyak orang yang menggelutinya. Hal ini tak lepas dari hobi masyarakat di negara itu untuk memelihara hewan yang beberapa tahun terakhir terus meningkat.
Biaya memiliki hewan peliharaan jauh lebih murah daripada membesarkan anak
Ariel Hu alias Bu Ma, Komunikator Hewan
Tak hanya sebagai teman di masa pandemi virus corona, hewan peliharaan juga pengganti anak. Ya, tampaknya antusiasme warga Taiwan untuk memiliki anak berkurang. Populasi Taiwan menyusut pada tahun 2020. Ini untuk pertama kalinya dalam catatan. Di sisi lain kepemilikan hewan peliharaan meningkat.
Hal ini kemungkinan dampak dari meningkatnya biaya hidup, gaji yang stagnan, dan kehidupan di kota-kota yang padat. “Orang-orang ingin ditemani, tetapi mereka belum tentu ingin membesarkan anak,” kata Ariel Hu, seorang komunikator yang juga dikenal sebagai Bu Ma.
Pengajar kursus tentang cara berbicara dengan hewan ini juga menambahkan, “biaya memiliki hewan peliharaan jauh lebih murah daripada membesarkan anak.” Selama dekade terakhir, Taiwan mengalami peningkatan yang stabil dalam kepemilikan hewan peliharaan.
Puncaknya pada 2017 lalu. Jumlah kucing dan anjing peliharaan yang terdaftar pada tahun itu mencapai 2,5 juta. Angka itu hampir dua kali lipat dari 2005. Pada 2019, jumlah anjing dan kucing peliharaan yang terdaftar menurun menjadi 2,3 juta. Tapi, angka ini juga melampaui jumlah anak-anak di bawah 15 tahun di lima daerah di Taiwan.
Hewan peliharaan dianggap bagian dari keluarga. Seperti pengakuan Albert Wu yang memelihara Bao’er. “Saya tidak punya anak, jadi saya menganggap Bao’er anak saya,” kata Albert.
Mengutip laporan Washington Post, Taiwan merupakan ‘rumah’ bagi komunikator hewan. Ada begitu banyak orang yang menggelutinya. Hal ini tak lepas dari hobi masyarakat di negara itu untuk memelihara hewan yang beberapa tahun terakhir terus meningkat.
Biaya memiliki hewan peliharaan jauh lebih murah daripada membesarkan anak
Ariel Hu alias Bu Ma, Komunikator Hewan
Tak hanya sebagai teman di masa pandemi virus corona, hewan peliharaan juga pengganti anak. Ya, tampaknya antusiasme warga Taiwan untuk memiliki anak berkurang. Populasi Taiwan menyusut pada tahun 2020. Ini untuk pertama kalinya dalam catatan. Di sisi lain kepemilikan hewan peliharaan meningkat.
Hal ini kemungkinan dampak dari meningkatnya biaya hidup, gaji yang stagnan, dan kehidupan di kota-kota yang padat. “Orang-orang ingin ditemani, tetapi mereka belum tentu ingin membesarkan anak,” kata Ariel Hu, seorang komunikator yang juga dikenal sebagai Bu Ma.
Pengajar kursus tentang cara berbicara dengan hewan ini juga menambahkan, “biaya memiliki hewan peliharaan jauh lebih murah daripada membesarkan anak.” Selama dekade terakhir, Taiwan mengalami peningkatan yang stabil dalam kepemilikan hewan peliharaan.
Puncaknya pada 2017 lalu. Jumlah kucing dan anjing peliharaan yang terdaftar pada tahun itu mencapai 2,5 juta. Angka itu hampir dua kali lipat dari 2005. Pada 2019, jumlah anjing dan kucing peliharaan yang terdaftar menurun menjadi 2,3 juta. Tapi, angka ini juga melampaui jumlah anak-anak di bawah 15 tahun di lima daerah di Taiwan.
Hewan peliharaan dianggap bagian dari keluarga. Seperti pengakuan Albert Wu yang memelihara Bao’er. “Saya tidak punya anak, jadi saya menganggap Bao’er anak saya,” kata Albert.
Di Taipei, orang bawa anjing di kereta bayi jadi pemandangan yang lumrah. Upacara pemakaman bagi hewan peliharaan lengkap dengan biksu juga hal biasa.
Begitupun di dunia politik mereka. Hewan peliharaan akan muncul di kampanye politik. Politikus pun biasanya akan memberi dukungan positif terhadap aturan-aturan perlindungan hak hewan. Tak aneh juga bisnis terkait dengan layanan untuk hewan seperti pijat atau kelas berenang dan yoga untuk hewan menggeliat.
Bisnis perawatan hewan peliharaan melonjak lebih dari 40 persen antara 2016 dan 2020, menjadi lebih dari $ 1,2 miliar setahun, menurut Euromonitor, penyedia riset pasar. Makanya, wajar jika profesi omunikator hewan di Taiwan pun populer dan menjanjikan bagi yang menggelutinya.
Paranormal Hewan Bersertifikat
Setiap beberapa bulan, Pusat Komunikasi Hewan Taiwan mengadakan kelas siswa baru dan meluluskan lebih dari 80 profesional bersertifikat untuk dipekerjakan. Selain itu, ratusan orang seperti Yoyo dilatih secara privat di rumah atau belajar di luar negeri, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Di dua negara itu gagasan telepati hewan peliharaan muncul lebih awal namun tak sepopuler di Taiwan.
Butuh waktu berbulan-bulan untuk membuat janji dengan komunikator paling populer. “Ada lebih banyak komunikator di Taiwan daripada di tempat lain yang pernah saya lihat,” kata Lauren McCall, komunikator hewan Amerika keturunan Inggris yang telah menyelenggarakan kursus untuk siswa di Taiwan selama tujuh tahun.
-----
Begitupun di dunia politik mereka. Hewan peliharaan akan muncul di kampanye politik. Politikus pun biasanya akan memberi dukungan positif terhadap aturan-aturan perlindungan hak hewan. Tak aneh juga bisnis terkait dengan layanan untuk hewan seperti pijat atau kelas berenang dan yoga untuk hewan menggeliat.
Bisnis perawatan hewan peliharaan melonjak lebih dari 40 persen antara 2016 dan 2020, menjadi lebih dari $ 1,2 miliar setahun, menurut Euromonitor, penyedia riset pasar. Makanya, wajar jika profesi omunikator hewan di Taiwan pun populer dan menjanjikan bagi yang menggelutinya.
Paranormal Hewan Bersertifikat
Setiap beberapa bulan, Pusat Komunikasi Hewan Taiwan mengadakan kelas siswa baru dan meluluskan lebih dari 80 profesional bersertifikat untuk dipekerjakan. Selain itu, ratusan orang seperti Yoyo dilatih secara privat di rumah atau belajar di luar negeri, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Di dua negara itu gagasan telepati hewan peliharaan muncul lebih awal namun tak sepopuler di Taiwan.
Butuh waktu berbulan-bulan untuk membuat janji dengan komunikator paling populer. “Ada lebih banyak komunikator di Taiwan daripada di tempat lain yang pernah saya lihat,” kata Lauren McCall, komunikator hewan Amerika keturunan Inggris yang telah menyelenggarakan kursus untuk siswa di Taiwan selama tujuh tahun.
-----
Para pemilik hewan tak hanya ingin memanjakan peliharaannya dengan perawatan, juga hal lain. Semisal, menemukan hewan peliharaan yang hilang hingga meramalkan hubungan antara pemilik dan hewan peliharaan di kehidupan sebelumnya.
Poyin Chen, seorang desainer grafis di Taipei, mendatangkan komunikator hewan pada tahun lalu landaknua, Dimple, yang sedang sakit memberi tahu cara menggendong yang disukai Dimple, yakni meringkuk di atas perut Chen, dan makanan favoritnya, yaitu apel..
“Saya lebih mengerti bagaimana perasaannya, jadi kami hanya menemaninya sampai dia mati,” kata Poyin Chen. Ariel Hu dan Yoyo Hsu mengaku telah berbicara dengan segala macam hewan, dari anjing dan kucing hingga landak, burung, kura-kura, lumba-lumba, serangga, dan juga tumbuhan.
Fenomena Kelas Menengah
Popularitas komunikator hewan di hewan dihubungkan dengan beberapa hal. Di antaranya, faktor-faktor dari agama Taoisme dan Budha yang dominan di Taiwan. Faktor keyakinan terkait reinkarnasi dan roh ikut memengaruhi, juga semakin diterimanya praktik kesehatan alternatif seperti reiki dan hipnosis.
Kemampuan kami untuk berkomunikasi dengan orang lain menurun
Huang Tsung-chieh, National Dong Hwa University
Ada juga yang mengaitkan pada tokoh cerita rakyat Tiongkok kuno seperti Gongye Chang dari dinasti Zhou. Menurut legenda, Gongye Chang dapat berbicara dengan burung. Namun penjelasan yang lebih masuk akal, ini adalah fenomena di kelas menengah perkotaan yang disebabkan oleh meningkatnya rasa keterasingan.
“Kemampuan kami untuk berkomunikasi dengan orang lain menurun,” kata Huang Tsung-chieh, seorang profesor di National Dong Hwa University.
Huang Tsung-chieh yang mempelajari urbanisme dan peran hewan dalam literatur, menambahkan, tren tersebut diperburuk oleh pandemi karena lebih banyak orang tinggal di rumah.
Sedangkan Jasmine Shiau mengatakan, selama pandemi, beberapa pemilik yang terjebak di luar negeri, membutuhkan jasanya untuk mengetahui kondisi hewan peliharaanya.
Menenangkan yang Kehilangan
Di kursus di Kaohsiung yang diajar oleh Ariel Hu, belasan siswa duduk melingkar di lantai. Mereka menatap foto hewan peliharaan teman sekelas untuk mencoba menjalin koneksi. Jawaban atas pertanyaan seharusnya datang dalam bentuk gambar, suara atau perasaan, fisik atau emosional.
“Bagaimana saya tahu bahwa apa yang saya lihat tidak hanya dari kepala saya sendiri?” tanya Jason Yang (21), seorang siswa. Ariel Hu mengatakan kepadanya untuk yakin bahwa apa yang dilihatnya itu benar.
Bagi pecinta binatang, apakah manusia dapat terhubung secara telepati dengan hewan peliharaan mereka kurang penting. Keyakinan yang diharapkan para aktivis akan diterjemahkan ke dalam perlakuan yang lebih baik terhadap hewan dalam rantai pasokan makanan, di kebun binatang dan di alam liar.
Namun, bagi mereka yang kehilangan hewan peliharaan, berbicara dengan hewa akan banyak membantu. Yu Hua Chen (30), pemilik Chief menghubungi Yoyo Hsu agar dia bisa meminta maaf kepada peliharaanya karena tidak berbuat lebih baik kepada anjingnya itu.
“Saya tidak akan mengatakan saya merasa lega, tapi setidaknya saya tahu dia tidak menyalahkan saya,” kata dia. Yu. Hua Chen menyimpan foto Chief, gigi dan abunya di laci atas lemari di ruang tamu. “Sejujurnya, saya masih belum melepaskannya,” kata dia.
Poyin Chen, seorang desainer grafis di Taipei, mendatangkan komunikator hewan pada tahun lalu landaknua, Dimple, yang sedang sakit memberi tahu cara menggendong yang disukai Dimple, yakni meringkuk di atas perut Chen, dan makanan favoritnya, yaitu apel..
“Saya lebih mengerti bagaimana perasaannya, jadi kami hanya menemaninya sampai dia mati,” kata Poyin Chen. Ariel Hu dan Yoyo Hsu mengaku telah berbicara dengan segala macam hewan, dari anjing dan kucing hingga landak, burung, kura-kura, lumba-lumba, serangga, dan juga tumbuhan.
Fenomena Kelas Menengah
Popularitas komunikator hewan di hewan dihubungkan dengan beberapa hal. Di antaranya, faktor-faktor dari agama Taoisme dan Budha yang dominan di Taiwan. Faktor keyakinan terkait reinkarnasi dan roh ikut memengaruhi, juga semakin diterimanya praktik kesehatan alternatif seperti reiki dan hipnosis.
Kemampuan kami untuk berkomunikasi dengan orang lain menurun
Huang Tsung-chieh, National Dong Hwa University
Ada juga yang mengaitkan pada tokoh cerita rakyat Tiongkok kuno seperti Gongye Chang dari dinasti Zhou. Menurut legenda, Gongye Chang dapat berbicara dengan burung. Namun penjelasan yang lebih masuk akal, ini adalah fenomena di kelas menengah perkotaan yang disebabkan oleh meningkatnya rasa keterasingan.
“Kemampuan kami untuk berkomunikasi dengan orang lain menurun,” kata Huang Tsung-chieh, seorang profesor di National Dong Hwa University.
Huang Tsung-chieh yang mempelajari urbanisme dan peran hewan dalam literatur, menambahkan, tren tersebut diperburuk oleh pandemi karena lebih banyak orang tinggal di rumah.
Sedangkan Jasmine Shiau mengatakan, selama pandemi, beberapa pemilik yang terjebak di luar negeri, membutuhkan jasanya untuk mengetahui kondisi hewan peliharaanya.
Menenangkan yang Kehilangan
Di kursus di Kaohsiung yang diajar oleh Ariel Hu, belasan siswa duduk melingkar di lantai. Mereka menatap foto hewan peliharaan teman sekelas untuk mencoba menjalin koneksi. Jawaban atas pertanyaan seharusnya datang dalam bentuk gambar, suara atau perasaan, fisik atau emosional.
“Bagaimana saya tahu bahwa apa yang saya lihat tidak hanya dari kepala saya sendiri?” tanya Jason Yang (21), seorang siswa. Ariel Hu mengatakan kepadanya untuk yakin bahwa apa yang dilihatnya itu benar.
Bagi pecinta binatang, apakah manusia dapat terhubung secara telepati dengan hewan peliharaan mereka kurang penting. Keyakinan yang diharapkan para aktivis akan diterjemahkan ke dalam perlakuan yang lebih baik terhadap hewan dalam rantai pasokan makanan, di kebun binatang dan di alam liar.
Namun, bagi mereka yang kehilangan hewan peliharaan, berbicara dengan hewa akan banyak membantu. Yu Hua Chen (30), pemilik Chief menghubungi Yoyo Hsu agar dia bisa meminta maaf kepada peliharaanya karena tidak berbuat lebih baik kepada anjingnya itu.
“Saya tidak akan mengatakan saya merasa lega, tapi setidaknya saya tahu dia tidak menyalahkan saya,” kata dia. Yu. Hua Chen menyimpan foto Chief, gigi dan abunya di laci atas lemari di ruang tamu. “Sejujurnya, saya masih belum melepaskannya,” kata dia.
Related Post