Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan hewan bisa tertular virus corona SARS-CoV-2 dari manusia yang terkena penyakit Covid-19. Hal ini diungkap peneliti LIPI Sugiyono Saputra atas kasus penularan Covid-19 terhadap kucing di Belgia dan anjing di Hong Kong. Ia mengatakan mekanisme penularan itu dinamakan zooanthroponosis.
"Memang benar dari informasi yang saya dapat (hewan tertular Covid-19). Ini dinamakan zooanthroponosis, yakni penyakit infeksi yang dapat ditransmisikan dari manusia ke hewan,"
"Memang benar dari informasi yang saya dapat (hewan tertular Covid-19). Ini dinamakan zooanthroponosis, yakni penyakit infeksi yang dapat ditransmisikan dari manusia ke hewan,"
Sugiyono menuturkan Covid-19 bisa menular dari manusia ke hewan karena ada kecocokan Covid-19 dengan reseptor ACE2 (Angiotensin converting enzyme 2) pada hewan tersebut. ACE2 adalah enzim yang terdapat di luar permukaan sel yang ada di paru-paru, arteri, hati, ginjal dan usus.
Fenomena penularan kepada hewan ini menurutnya menjadi indikasi dugaan kalau Covid-19 memiliki jangakuan inang yang lebih luas. Sugiyono mengatakan ini baru penemuan awal dengan ditemukannya kasus seekor anjing di Hong Kong dan seekor kucing di Belgia yang terinfeksi Covid-19.
"Mereka bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan penderitanya dan sangat mungkin pula melalui benda yang terkontaminasi mengingat kebiasaan mereka yang suka menjilat. Namun perlu diteliti lebih lanjut apakah ini umum pada hewan atau tidak," ujarnya.
Lebih lanjut, Sugiyono membeberkan seekor kucing juga pernah terinfeksi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003. Hal itu bahkan telah diuji secara laboratorium. Meski terinfeksi, Sugiyono mengatakan kucing tersebut tidak menunjukkan gejala.
"Namun mereka potensial untuk menyebarkan virus tersebut ke hewan lainnya," ujar Sugiyono.
Terkait dengan hal itu, Sugiyono mengimbau semua orang untuk tetap waspada selama pandemik Covid-19. Khusus untuk hewan peliharaan, pemilik diminta untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan rumah secara umum. Apabila pemilik terindikasi terinfeksi Covid-19, dia menyarankan tidak melakukan kontak dengan orang lain.
"Melainkan juga tidak berkontak dulu dengan hewan peliharaan di sekitar kita untuk menghindari kemungkinan transmisi silang," ujarnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak menyalahartikan infeksi virus terhadap kucing dan anjing ini. Sebab, ia khawatir kasus pembantaian kelelawar akan terulang. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memusnahkan ratusan kelelawar jenis kalong dan codot di Pasar Binatang Peliharaan Depok, Sabtu (14/3). Mamalia terbang itu dikhawatirkan menjadi binatang pembawa (vector) virus corona COVID-19.
Terkait dengan hal itu, Sugiyono mengatakan kalau kasus penularan dari manusia ke hewan ini masih sangat jarang terjadi. Di Indonesia pun belum ditemukan kasus tersebut. Ia mengimbau semua orang untuk tidak panik dan tidak perlu melakukan tindakan negatif terhadap hewan-hewan tersebut. Pada hewan peliharaan, pemilik diminta untuk tetap menjaga kebersihan kandang dan lingkungan rumah secara umum seperti biasanya.
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong memperingatkan warga untuk menghindari berciuman dengan hewan peliharaan. Tetapi warga juga diminta tak panik atau lantas menelantarkan anjing piaraan. Imbauan tersebut muncul setelah seekor anjing peliharaan di Hong Kong dinyatakan terbukti terinfeksi virus corona.
Hasil itu didapat usai Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi (AFDC) kota tersebut berulang kali melakukan tes. Pemilik anjing jenis pomeranian tersebut memang terinfeksi Covid-19. Namun sang anjing sendiri tak menunjukkan gejala penyakit tersebut.
AFDC menyatakan para ahli dari universitas, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip AFP, telah sepakat dan dengan suara bulat menyatakan, "ini kemungkinan merupakan kasus penularan dari manusia ke hewan".
Pemerintah setempat juga mewanti pemilik hewan peliharaan di kota itu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih. Termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani atau berada di sekitar hewan peliharaan.
Fenomena penularan kepada hewan ini menurutnya menjadi indikasi dugaan kalau Covid-19 memiliki jangakuan inang yang lebih luas. Sugiyono mengatakan ini baru penemuan awal dengan ditemukannya kasus seekor anjing di Hong Kong dan seekor kucing di Belgia yang terinfeksi Covid-19.
"Mereka bisa terinfeksi melalui kontak langsung dengan penderitanya dan sangat mungkin pula melalui benda yang terkontaminasi mengingat kebiasaan mereka yang suka menjilat. Namun perlu diteliti lebih lanjut apakah ini umum pada hewan atau tidak," ujarnya.
Lebih lanjut, Sugiyono membeberkan seekor kucing juga pernah terinfeksi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) pada tahun 2003. Hal itu bahkan telah diuji secara laboratorium. Meski terinfeksi, Sugiyono mengatakan kucing tersebut tidak menunjukkan gejala.
"Namun mereka potensial untuk menyebarkan virus tersebut ke hewan lainnya," ujar Sugiyono.
Terkait dengan hal itu, Sugiyono mengimbau semua orang untuk tetap waspada selama pandemik Covid-19. Khusus untuk hewan peliharaan, pemilik diminta untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan rumah secara umum. Apabila pemilik terindikasi terinfeksi Covid-19, dia menyarankan tidak melakukan kontak dengan orang lain.
"Melainkan juga tidak berkontak dulu dengan hewan peliharaan di sekitar kita untuk menghindari kemungkinan transmisi silang," ujarnya.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak menyalahartikan infeksi virus terhadap kucing dan anjing ini. Sebab, ia khawatir kasus pembantaian kelelawar akan terulang. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memusnahkan ratusan kelelawar jenis kalong dan codot di Pasar Binatang Peliharaan Depok, Sabtu (14/3). Mamalia terbang itu dikhawatirkan menjadi binatang pembawa (vector) virus corona COVID-19.
Terkait dengan hal itu, Sugiyono mengatakan kalau kasus penularan dari manusia ke hewan ini masih sangat jarang terjadi. Di Indonesia pun belum ditemukan kasus tersebut. Ia mengimbau semua orang untuk tidak panik dan tidak perlu melakukan tindakan negatif terhadap hewan-hewan tersebut. Pada hewan peliharaan, pemilik diminta untuk tetap menjaga kebersihan kandang dan lingkungan rumah secara umum seperti biasanya.
Sebelumnya, pemerintah Hong Kong memperingatkan warga untuk menghindari berciuman dengan hewan peliharaan. Tetapi warga juga diminta tak panik atau lantas menelantarkan anjing piaraan. Imbauan tersebut muncul setelah seekor anjing peliharaan di Hong Kong dinyatakan terbukti terinfeksi virus corona.
Hasil itu didapat usai Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi (AFDC) kota tersebut berulang kali melakukan tes. Pemilik anjing jenis pomeranian tersebut memang terinfeksi Covid-19. Namun sang anjing sendiri tak menunjukkan gejala penyakit tersebut.
AFDC menyatakan para ahli dari universitas, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) seperti dikutip AFP, telah sepakat dan dengan suara bulat menyatakan, "ini kemungkinan merupakan kasus penularan dari manusia ke hewan".
Pemerintah setempat juga mewanti pemilik hewan peliharaan di kota itu untuk mempraktikkan perilaku hidup bersih. Termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani atau berada di sekitar hewan peliharaan.
Related Post =