Beberapa kucing bisa menjadi sangat akrab dengan hewan peliharaan lain yang tinggal satu atap dengannya. Hal ini mungkin terjadi jika pemilik memperkenalkan sahabat bulu ke hewan peliharaan lain, entah itu sesama kucing atau jenis lainnya, dengan tepat dan secara bertahap.
Akan tetapi, tidak selamanya kucing bisa bermain dengan hewan peliharaan lainnya, entah karena hewan tersebut diadopsi oleh anggota keluarga lainnya atau meninggal lebih dulu. Ketika hal ini terjadi, beberapa pemilik mungkin memerhatikan bahwa perilaku dan bahasa tubuh kucing terlihat tidak biasa. Mereka pun terlihat murung, atau memiliki tatapan mata yang sedih.
Akan tetapi, tidak selamanya kucing bisa bermain dengan hewan peliharaan lainnya, entah karena hewan tersebut diadopsi oleh anggota keluarga lainnya atau meninggal lebih dulu. Ketika hal ini terjadi, beberapa pemilik mungkin memerhatikan bahwa perilaku dan bahasa tubuh kucing terlihat tidak biasa. Mereka pun terlihat murung, atau memiliki tatapan mata yang sedih.
Jika diperhatikan, hal tersebut mirip seperti manusia yang sedang sedih dan berduka. Namun, apakah kucing sedih ketika ditinggal oleh hewan peliharaan lainnya? Simak penjelasannya, seperti dilansir VCA Hospitals, Rabu (27/7/2022).
Emosi kucing
Ketika ditinggal oleh kucing atau hewan peliharaan lain, bahkan pemiliknya, beberapa kucing mungkin menunjukkan tatapan yang sedih. Namun, sulit untuk menilai apa arti tatapan sedih tersebut lantaran kucing tidak bisa memberi tahu apa yang sedang dirasakan.
Meski kucing tidak bisa mengungkapkannya secara verbal, pemilik dapat menafsirkan emosinya berdasarkan perilaku. Dengan mempertimbangkan interpretasi ini, telah diakui secara umum bahwa kucing memang merasakan kebahagiaan, kesedihan, posesif, dan ketakutan.
Bahkan, kucing bisa merasa marah dan gugup. Terlepas dari kenyataan bahwa kucing suka menyendiri, mereka adalah hewan sosial. Kucing membentuk keterikatan dengan anggota keluarga, baik itu manusia maupun hewan peliharaan lainnya. Jadi, kucing sedih dan bisa berduka jika ditinggalkan oleh anggota keluarga.
Tanda kucing sedih dan berduka
Ketika kucing kehilangan sahabatnya, mereka akan berduka dan bereaksi terhadap perubahan dalam hidupnya. Mereka mengubah perilakunya sama seperti manusia yang sedang berduka. Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kucing sedang sedih dan berduka, salah satunya mereka menjadi depresi dan lesu.
Kemudian, nafus makannya menurun, tidak mau bermain, lebih sering tidur, gerakannya lebih lambat, bersembunyi di bawah tempat tidur, dan mungkin memilih untuk menyendiri lebih dari biasanya.
Perubahan rutinitas
Ada anggapan lain yang mengataan, perubahan perilaku seperti yang telah disebutkan di atas terjadi karena adanya perubahan rutinitas. Sebab, kucing kehilangan sosok integral yang selalu ada dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengan kata lain, sahabat bulu merasa kesal karena jadwalnya berbeda. Dengan hilangnya kucing peliharaan lainnya, mungkin kucing yang masih hidup merindukan interaksi dan waktu bermain. Sementara untuk hilangnya pendamping manusia, mungkin jadwal makan dan bermain yang telah ditetapkan akan berubah saat pengasuh baru mengambil alih.
Ada kemungkinan, kucing tidak benar-benar memahami kematian sebagai sesuatu yang permanen. Terkadang, mereka akan menunggu dengan sabar dan percaya bahwa yang hilang akan kembali.
Ada riset penunjang
Ada banyak ahli perilaku hewan yang percaya bahwa kucing memang bisa merasa sedih dan berduka. Ada banyak yang dipelajari dari survei yang dilakukan oleh American Society for the Prevention of Cruelty to Animals pada 1996.
Survei melalui studi Companion Animal Mourning Project mengumpulkan data yang menjelaskan proses berduka sahabat bulu. Studi ini berfokus pada tanda-tanda umum yang berkaitan dengan berkabung dan menemukan, 46 persen kucing mengalami penurunan nafsu makan setelah kehilangan teman kucingnya.
Lalu, banyak kucing tidur lebih daripada biasanya sementara beberapa kucing menderita insomnia. Bahkan, beberapa kucing mengubah area tempatnya biasa tidur. Sekitar 70 persen menunjukkan perubahan pola vokal.
Beberapa menjadi lebih banyak mengeong, sementara yang lainnya lebih tenang daripada sebelum mereka kehilangan teman. Kucing yang masih hidup juga sering kali lebih sayang dengan pemiliknya dan terus menempel
Studi menyimpulkan, 65 persen kucing mengalami empat atau lebih perubahan perilaku usai kehilangan hewan peliharaan lainnya. Ini menunjukkan, mereka mengalami kesedihan dan bisa berduka.
Emosi kucing
Ketika ditinggal oleh kucing atau hewan peliharaan lain, bahkan pemiliknya, beberapa kucing mungkin menunjukkan tatapan yang sedih. Namun, sulit untuk menilai apa arti tatapan sedih tersebut lantaran kucing tidak bisa memberi tahu apa yang sedang dirasakan.
Meski kucing tidak bisa mengungkapkannya secara verbal, pemilik dapat menafsirkan emosinya berdasarkan perilaku. Dengan mempertimbangkan interpretasi ini, telah diakui secara umum bahwa kucing memang merasakan kebahagiaan, kesedihan, posesif, dan ketakutan.
Bahkan, kucing bisa merasa marah dan gugup. Terlepas dari kenyataan bahwa kucing suka menyendiri, mereka adalah hewan sosial. Kucing membentuk keterikatan dengan anggota keluarga, baik itu manusia maupun hewan peliharaan lainnya. Jadi, kucing sedih dan bisa berduka jika ditinggalkan oleh anggota keluarga.
Tanda kucing sedih dan berduka
Ketika kucing kehilangan sahabatnya, mereka akan berduka dan bereaksi terhadap perubahan dalam hidupnya. Mereka mengubah perilakunya sama seperti manusia yang sedang berduka. Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kucing sedang sedih dan berduka, salah satunya mereka menjadi depresi dan lesu.
Kemudian, nafus makannya menurun, tidak mau bermain, lebih sering tidur, gerakannya lebih lambat, bersembunyi di bawah tempat tidur, dan mungkin memilih untuk menyendiri lebih dari biasanya.
Perubahan rutinitas
Ada anggapan lain yang mengataan, perubahan perilaku seperti yang telah disebutkan di atas terjadi karena adanya perubahan rutinitas. Sebab, kucing kehilangan sosok integral yang selalu ada dalam kehidupan sehari-harinya.
Dengan kata lain, sahabat bulu merasa kesal karena jadwalnya berbeda. Dengan hilangnya kucing peliharaan lainnya, mungkin kucing yang masih hidup merindukan interaksi dan waktu bermain. Sementara untuk hilangnya pendamping manusia, mungkin jadwal makan dan bermain yang telah ditetapkan akan berubah saat pengasuh baru mengambil alih.
Ada kemungkinan, kucing tidak benar-benar memahami kematian sebagai sesuatu yang permanen. Terkadang, mereka akan menunggu dengan sabar dan percaya bahwa yang hilang akan kembali.
Ada riset penunjang
Ada banyak ahli perilaku hewan yang percaya bahwa kucing memang bisa merasa sedih dan berduka. Ada banyak yang dipelajari dari survei yang dilakukan oleh American Society for the Prevention of Cruelty to Animals pada 1996.
Survei melalui studi Companion Animal Mourning Project mengumpulkan data yang menjelaskan proses berduka sahabat bulu. Studi ini berfokus pada tanda-tanda umum yang berkaitan dengan berkabung dan menemukan, 46 persen kucing mengalami penurunan nafsu makan setelah kehilangan teman kucingnya.
Lalu, banyak kucing tidur lebih daripada biasanya sementara beberapa kucing menderita insomnia. Bahkan, beberapa kucing mengubah area tempatnya biasa tidur. Sekitar 70 persen menunjukkan perubahan pola vokal.
Beberapa menjadi lebih banyak mengeong, sementara yang lainnya lebih tenang daripada sebelum mereka kehilangan teman. Kucing yang masih hidup juga sering kali lebih sayang dengan pemiliknya dan terus menempel
Studi menyimpulkan, 65 persen kucing mengalami empat atau lebih perubahan perilaku usai kehilangan hewan peliharaan lainnya. Ini menunjukkan, mereka mengalami kesedihan dan bisa berduka.
Related Post