Selembar foto seekor kucing berbaring di samping makam Gus Sholah,di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, viral di media-media sosial.
Dalam foto, kucing itu terlihat ikut bersedih setelah meninggalnya pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Kucing yang selama ini dipelihara oleh Gus Sholah seakan ikut bersedih ketika ditinggal sang owner.
Dalam foto, kucing itu terlihat ikut bersedih setelah meninggalnya pengasuh pondok pesantren Tebuireng Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Kucing yang selama ini dipelihara oleh Gus Sholah seakan ikut bersedih ketika ditinggal sang owner.
Kucing berwarna kombinasi hitam putih tersebut tidur di sebelah makam Gus Sholah. Ada juga foto kucing itu tiduran di atas peti jenazah. Tentu saja, beredarnya dua foto melalui media sosial memantik komentar panjang. Apalagi di foto itu diberi tulisan ‘Dan kucing-kucing di rumah Gus Sholah pun merasa kehilangan beliau’.
Pengurus pesantren Tebuireng Jombang Teuku Azwani membenarkan foto-foto tersebut. Menurut Azwani, foto kucing tiduran di makam Gus Sholah itu memang asli. Bahkan Azwani sendiri yang mengabadikan momen tersebut. “Saya yang memotret kucing itu saat tidur di makam, yakni pada Jumat 7 Februari kemarin,” kata Azwani mengutip beritajatim.com, Minggu (9/2/2020).
Azwani mengungkapkan, selama hidup Gus Sholah gemar memelihara kucing. Bukan hanya jenis anggora, kucing kampung sekalipun dirawat.Hewan-hewan tersebut dibuatkan rumah khusus di kediaman Gus Sholah. “Dikasih makan, dimandikan, bahkan kalau sakit juga dibawa ke dokter,” ujar Azwani berkisah.
“Makanya begitu ditinggal beliau (Gus Sholah), kucing-kucing itu seakan merasa kehilangan. Padahal, pada hari-hari biasa (sebelum Gus Sholah meninggal), hewan itu tidak pernah bermain di makam. Saya juga heran. Kok kucing itu tidur di makam, makanya saya abadikan gambarnya,” ujar Azwani.
Gus Sholah mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 20.55 di RS Harapan Kita Jakarta usai menjalani operasi penyakit jantung. Beliau adalah pengasuh pesantren Tebuireng yang ketujuh atau 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asy’ari (pengasuh Tebuireng 1899-1947).
Gus Sholah, lahir di Jombang 11 September 1942. Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini merupakan putra ketiga dari enam bersaudara dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholihah. Gus Sholah menempuh pendidikan umum mulai dari SD Perwari Salemba, SMP Negeri 1 Cikini, kemudian SMA Negeri 1 Budi Utomo hingga menamatkan kuliahnya di jurusan Arsitek ITB (Institut Teknologi Bandung).
Pengurus pesantren Tebuireng Jombang Teuku Azwani membenarkan foto-foto tersebut. Menurut Azwani, foto kucing tiduran di makam Gus Sholah itu memang asli. Bahkan Azwani sendiri yang mengabadikan momen tersebut. “Saya yang memotret kucing itu saat tidur di makam, yakni pada Jumat 7 Februari kemarin,” kata Azwani mengutip beritajatim.com, Minggu (9/2/2020).
Azwani mengungkapkan, selama hidup Gus Sholah gemar memelihara kucing. Bukan hanya jenis anggora, kucing kampung sekalipun dirawat.Hewan-hewan tersebut dibuatkan rumah khusus di kediaman Gus Sholah. “Dikasih makan, dimandikan, bahkan kalau sakit juga dibawa ke dokter,” ujar Azwani berkisah.
“Makanya begitu ditinggal beliau (Gus Sholah), kucing-kucing itu seakan merasa kehilangan. Padahal, pada hari-hari biasa (sebelum Gus Sholah meninggal), hewan itu tidak pernah bermain di makam. Saya juga heran. Kok kucing itu tidur di makam, makanya saya abadikan gambarnya,” ujar Azwani.
Gus Sholah mengembuskan nafas terakhirnya pada Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 20.55 di RS Harapan Kita Jakarta usai menjalani operasi penyakit jantung. Beliau adalah pengasuh pesantren Tebuireng yang ketujuh atau 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asy’ari (pengasuh Tebuireng 1899-1947).
Gus Sholah, lahir di Jombang 11 September 1942. Mantan Wakil Ketua Komnas HAM ini merupakan putra ketiga dari enam bersaudara dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholihah. Gus Sholah menempuh pendidikan umum mulai dari SD Perwari Salemba, SMP Negeri 1 Cikini, kemudian SMA Negeri 1 Budi Utomo hingga menamatkan kuliahnya di jurusan Arsitek ITB (Institut Teknologi Bandung).
Related Post =