3. Menciptakan Lingkungan yang Cat Friendly Upaya ini akan mengarah pada 2 hal yaitu kemampuan kucing untuk escape dan kemampuan untuk memasuki zona bebas anak. Menjadi hal yang penting manakala bayi sudah mulai bergerak kesana-kemari. Kucing pun harus mampu untuk bertengger naik ke tempat-tempat tinggi yang berada diluar jangkauan jari bayi. |
Ketika kucing bisa melakukan hal tersebut, dia akan merasa jauh lebih tenang / sedikit stres karena merasa aman dan nyaman dapat menyaksikan aktifitas dirumah tanpa harus berada ditengah-tengahnya. Karakter dasar kucing adalah lebih memilih melarikan diri ketimbang terlibat konflik, untuk itu pastikan Sobat Meongers bisa membuatkan jalan / akses ke tempat tinggi, zona yang aman sehingga mengurangi kemungkinan pertemuan yang tidak diinginkan.
Disebut zona bebas anak karena area tersebut tempatnya kucing akan tidur, makan ataupun menghilang. Ditempat-tempat itu kucing bisa tidur dengan aman, turun kebawah untuk menggunakan litter box dan yang pasti tidak perlu khawatir tentang keberadaan balita yang bisa tiba-tiba muncul disudut ruangan.
Litter box harus berada dalam ruangan yang terlarang bagi balita. Sobat Meongers bisa dengan mudah menata ulang hal ini dengan mengubah posisi masuk Litter Box, membuat lubang lucu dibagian depannya dan pastikan cukup untuk bisa dimasuki kucing. Pilihan lainnya adalah dengan menempatkan bangku atau kotak disisi depan lubang masuk ( sebagai pelindung ) sehingga kucing bisa melompati bangku / kotak yang ditinggikan tersebut untuk kemudian menyelinap kedalam Litter Box Jangan beranggapan bahwa memasang Litter Box dengan lubang tertutup akan membuat kucing merasa aman dan nyaman sewaktu menggunakannya karena justru hal tersebut bisa membuat Kucing merasa terjebak dan terbatas
4. Pengawasan Orang Dewasa
Keberadaan balita dirumah menuntut kita sebagai orang dewasa selalu mengawasi saat anak saat berada dalam posisi dimana dia bisa mendatangi tempat tidur kucing sebagai ekspresi rasa penasaran. Saat balita semakin membesar dan tertarik dengan ekor kucing, ada kemungkinan seseorang bisa terluka, disaat itulah pengawasan selalu dibutuhkan ketika balita berada dalam ruangan yang sama dengan kucing. Perlu diingat, binatang yang paling toleran sekalipun akan bereaksi defensif jika ia merasa diserang apabila tiba-tiba ada yang menarik ekor ataupun menjambak bulunya
5. Memantau Kesehatan Kucing
Kita sadar bahwa waktu seharian tidak akan cukup untuk melakukan semuanya. Kita sering berkata “ Ah yang penting tempat makanan kucing setiap hari selalu penuh “ Hal ini bisa dengan mudah melupakan perawatan kucing kita misalnya kuku yang harus dipangkas ataupun sekedar memeriksa kutu.untuk itu kita perlu menulis catatan pada kalender sebagai reminder kapan waktunya memandikan kucing, kapan waktunya merapikan kukunya ataupun mengerjakan tugas-tugas lainnya. Pastikan kita bisa terus memperhatikan kebutuhan kesehatan Kucing dan bertindak cepat jika kejadian yang tidak terduga muncul, seperti luka ataupun sakit.
Perlu diketahui bahwa hewan yang sedang sakit lebih mudah bereaksi defensif bila disentuh dan mereka akan menunjukan perubahan perilaku. Jika kucing tiba-tiba menjadi pemarah, berteriak bila disentuh ataupun menunjukan agresi berlebih bisa jadi Kucing sedang mempunyai masalah kesehatan. Misalnya giginya sedang sakit, masalah saluran kemih, tangannya sedang terluka ataupun lainnya maka saat itulah jadwalnya untuk dibawa ke klinik hewan
Litter box harus berada dalam ruangan yang terlarang bagi balita. Sobat Meongers bisa dengan mudah menata ulang hal ini dengan mengubah posisi masuk Litter Box, membuat lubang lucu dibagian depannya dan pastikan cukup untuk bisa dimasuki kucing. Pilihan lainnya adalah dengan menempatkan bangku atau kotak disisi depan lubang masuk ( sebagai pelindung ) sehingga kucing bisa melompati bangku / kotak yang ditinggikan tersebut untuk kemudian menyelinap kedalam Litter Box Jangan beranggapan bahwa memasang Litter Box dengan lubang tertutup akan membuat kucing merasa aman dan nyaman sewaktu menggunakannya karena justru hal tersebut bisa membuat Kucing merasa terjebak dan terbatas
4. Pengawasan Orang Dewasa
Keberadaan balita dirumah menuntut kita sebagai orang dewasa selalu mengawasi saat anak saat berada dalam posisi dimana dia bisa mendatangi tempat tidur kucing sebagai ekspresi rasa penasaran. Saat balita semakin membesar dan tertarik dengan ekor kucing, ada kemungkinan seseorang bisa terluka, disaat itulah pengawasan selalu dibutuhkan ketika balita berada dalam ruangan yang sama dengan kucing. Perlu diingat, binatang yang paling toleran sekalipun akan bereaksi defensif jika ia merasa diserang apabila tiba-tiba ada yang menarik ekor ataupun menjambak bulunya
5. Memantau Kesehatan Kucing
Kita sadar bahwa waktu seharian tidak akan cukup untuk melakukan semuanya. Kita sering berkata “ Ah yang penting tempat makanan kucing setiap hari selalu penuh “ Hal ini bisa dengan mudah melupakan perawatan kucing kita misalnya kuku yang harus dipangkas ataupun sekedar memeriksa kutu.untuk itu kita perlu menulis catatan pada kalender sebagai reminder kapan waktunya memandikan kucing, kapan waktunya merapikan kukunya ataupun mengerjakan tugas-tugas lainnya. Pastikan kita bisa terus memperhatikan kebutuhan kesehatan Kucing dan bertindak cepat jika kejadian yang tidak terduga muncul, seperti luka ataupun sakit.
Perlu diketahui bahwa hewan yang sedang sakit lebih mudah bereaksi defensif bila disentuh dan mereka akan menunjukan perubahan perilaku. Jika kucing tiba-tiba menjadi pemarah, berteriak bila disentuh ataupun menunjukan agresi berlebih bisa jadi Kucing sedang mempunyai masalah kesehatan. Misalnya giginya sedang sakit, masalah saluran kemih, tangannya sedang terluka ataupun lainnya maka saat itulah jadwalnya untuk dibawa ke klinik hewan
6. Menjaga Siklus Rutinitas Kucing Kucing tidak suka bila rutinitasnya berubah khususnya pada 2 hal ini : waktu makan dan waktu untuk bermain. Jadi sekedar untuk menyediakan makan dan 5 -10 menit bermain dengannya tentu bukanlah hal yang berat, atau jika Sobat Meongers tidak bisa melakukannya pastikan salah satu dari anggota keluarga bisa menggantikannya. Permainan puzzle ataupun laser bisa sebagai alternatif yang bisa dipilih apabila kita cukup sibuk merawat balita. Kucing adalah anggota penting dalam keluarga kita dan ia layak untuk terus mendapatkan hak perhatian,perawatan dan cinta dari kita |
7. Ajari Anak untuk berinteraksi dengan Kucing
Adalah hal yang wajar bila balita senang dan tertarik dengan hewan berbulu ini. Kita perlu meluangkan waktu memberikan edukasi pada balita dengan memperkenalkan bahasa tubuh kucing, yaitu kapan saatnya si kucing memberikan sinyal untuk bermain dan kapan sebaiknya ditinggalkan saja ( sedang tidak mood )
8. Tanamkan Nilai-nilai Kasih dan Empati
Mungkin dalam benak balita, seekor kucing akan terlihat seperti boneka binatang yang biasa ia mainkan, jadi penting bagi kita sebagai orang dewasa untuk menanamkan kasih sayang dan memahami bahwa binatang juga memiliki perasaan, pengalaman rasa sakit, takut, dan tentu saja cinta. Mendandani kucing dengan pakaian yang lucu atau memasukannya ke kereta dorong mungkin awalnya menyenangkan dan terlihat lucu apabila momentnya tepat, tapi hal tersebut bisa menjadi hal yang menegangkan dan menakutkan bagi kucing. Semakin dini kita mengajarkan anak kita tentang bagaimana mencintai dan merawat kucing dengan penuh kasih, semakin besar pula peluang bagi mereka untuk mengembangkan cintanya seumur hidup bersama teman yang berharga.
9. Kucing Bukanlah Tanggung Jawab Seorang Anak
Sering kita menyaksikan kejadian ketika seorang anak memohon diberi hewan peliharaan kepada orang tuanya dengan janji bahwa mereka akan bertanggung jawab sepenuhnya padahal faktanya tidak. Jadi jangan biarkan kucing menderita karena sang anak hilang tanggung jawabnya ataupun tidak paham kebutuhan kucing, misalnya lupa mengisi mangkuknya sehingga kosong, tidak bisa memantau kesehatan kucing, ataupun tidak paham mengenai perubahan nafsu makannya.pastikan kita memberikan tugas yang sesuai dengan usianya
10. Berikan Teladan Sikap yang Baik
Jika kita ingin melihat anak-anak kita menjadi sayang terhadap kucing, maka pastikan kita memberikan contoh perilaku yang sama. Jangan terjebak pada situasi dimana kita sedang kesal gara-gara kucing melompat ke meja ataupun sedang mencakar sofa kemudian kita memukul kucing untuk selanjutnya memarahi anak.ingatlah bahwa anak kecil merupakan peniru yang ulung, kedepannya
Adalah hal yang wajar bila balita senang dan tertarik dengan hewan berbulu ini. Kita perlu meluangkan waktu memberikan edukasi pada balita dengan memperkenalkan bahasa tubuh kucing, yaitu kapan saatnya si kucing memberikan sinyal untuk bermain dan kapan sebaiknya ditinggalkan saja ( sedang tidak mood )
8. Tanamkan Nilai-nilai Kasih dan Empati
Mungkin dalam benak balita, seekor kucing akan terlihat seperti boneka binatang yang biasa ia mainkan, jadi penting bagi kita sebagai orang dewasa untuk menanamkan kasih sayang dan memahami bahwa binatang juga memiliki perasaan, pengalaman rasa sakit, takut, dan tentu saja cinta. Mendandani kucing dengan pakaian yang lucu atau memasukannya ke kereta dorong mungkin awalnya menyenangkan dan terlihat lucu apabila momentnya tepat, tapi hal tersebut bisa menjadi hal yang menegangkan dan menakutkan bagi kucing. Semakin dini kita mengajarkan anak kita tentang bagaimana mencintai dan merawat kucing dengan penuh kasih, semakin besar pula peluang bagi mereka untuk mengembangkan cintanya seumur hidup bersama teman yang berharga.
9. Kucing Bukanlah Tanggung Jawab Seorang Anak
Sering kita menyaksikan kejadian ketika seorang anak memohon diberi hewan peliharaan kepada orang tuanya dengan janji bahwa mereka akan bertanggung jawab sepenuhnya padahal faktanya tidak. Jadi jangan biarkan kucing menderita karena sang anak hilang tanggung jawabnya ataupun tidak paham kebutuhan kucing, misalnya lupa mengisi mangkuknya sehingga kosong, tidak bisa memantau kesehatan kucing, ataupun tidak paham mengenai perubahan nafsu makannya.pastikan kita memberikan tugas yang sesuai dengan usianya
10. Berikan Teladan Sikap yang Baik
Jika kita ingin melihat anak-anak kita menjadi sayang terhadap kucing, maka pastikan kita memberikan contoh perilaku yang sama. Jangan terjebak pada situasi dimana kita sedang kesal gara-gara kucing melompat ke meja ataupun sedang mencakar sofa kemudian kita memukul kucing untuk selanjutnya memarahi anak.ingatlah bahwa anak kecil merupakan peniru yang ulung, kedepannya