Bandung - Profesi seorang animal communicator memang belum begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Profesi ini hanya digeluti oleh beberapa orang saja. Namun siapa sangka jika profesi animal communicator memiliki bayaran yang cukup tinggi.
Salah seorang yang menggeluti profesi animal communicator adalah William Wijaya (47). Warga Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung ini sudah sejak 2016 menjadi animal communicator.
Salah seorang yang menggeluti profesi animal communicator adalah William Wijaya (47). Warga Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung ini sudah sejak 2016 menjadi animal communicator.
Ia membuka jasa animal communicator dengan metode daring. William tiap hari melayani kliennya yang mempunya masalah terhadap binatang peliharaan, mulai dari yang susah makan, hilang hingga sudah mati.
"Jadi kalau hewan lagi gak mau makan kita tanya kenapa sih gamau makan nanti mereka bilang oh gamau karena kemarin saya gak salah tau-tau dimarahin. Jadi kita yang bisa komunikasi menjembatani pemilik dan hewannya," kata William saat ditemui detikJabar.
William menjelaskan arti dari profesi animal communicator yang menurutnya nyata tanpa ada rekayasa. Menurutnya animal communicator adalah jasa menjembatani komunikasi binatang dengan manusia.
"Animal communicator adalah ilmu komunikasi yang menjembatani antara manusia dengan hewan. Kalau saya bisa bicara, ada dokter hewan, pelatih binatang, animal behavior dan animal communicator," jelasnya.
Dalam praktiknya, William akan berkomunikasi dengan binatang melalui sebuah foto yang dikirim oleh kliennya. Setelah berkomunikasi, ia bakal menginformasikan masalah yang sedang dihadapi oleh hewan peliharaan tersebut.
Terlihat mustahil di mata masyarakat namun William memastikan profesi animal communicator benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat. Menurutnya ilmu untuk bisa berkomunikasi dengan binatang bisa dipelajari oleh siapapun.
Bahkan bayaran seorang animal communicator terbilang menggiurkan. William misalnya, untuk sekali menerima konsultasi, kliennya harus membayar sejumlah biaya kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 800 ribu untuk durasi 30-45 menit.
"Saya dihitungnya per waktu, setengah jam (30 menit) Rp 250 ribu untuk yang biasa-biasa. Untuk yang hilang Rp 800 ribu 45 menit, meninggal Rp 450 ribu 30 menit," ungkap William.
William mengaku belajar menjadi animal communicator karena sering diikuti oleh kucing dan anjing saat bepergian. Dari situlah ia penasaran untuk mencari tahu alasan hewan-hewan itu mengikutinya.
"Kenapa saya belajar ini karena setiap saya pergi saya selalu disamperin kucing anjing dan mereka pengen dipeluk dielus dan saya penasaran kenapa pada mendekat. Makanya saya belajar biar tahu," jelasnya.
"Jadi kalau hewan lagi gak mau makan kita tanya kenapa sih gamau makan nanti mereka bilang oh gamau karena kemarin saya gak salah tau-tau dimarahin. Jadi kita yang bisa komunikasi menjembatani pemilik dan hewannya," kata William saat ditemui detikJabar.
William menjelaskan arti dari profesi animal communicator yang menurutnya nyata tanpa ada rekayasa. Menurutnya animal communicator adalah jasa menjembatani komunikasi binatang dengan manusia.
"Animal communicator adalah ilmu komunikasi yang menjembatani antara manusia dengan hewan. Kalau saya bisa bicara, ada dokter hewan, pelatih binatang, animal behavior dan animal communicator," jelasnya.
Dalam praktiknya, William akan berkomunikasi dengan binatang melalui sebuah foto yang dikirim oleh kliennya. Setelah berkomunikasi, ia bakal menginformasikan masalah yang sedang dihadapi oleh hewan peliharaan tersebut.
Terlihat mustahil di mata masyarakat namun William memastikan profesi animal communicator benar-benar nyata dan tidak dibuat-buat. Menurutnya ilmu untuk bisa berkomunikasi dengan binatang bisa dipelajari oleh siapapun.
Bahkan bayaran seorang animal communicator terbilang menggiurkan. William misalnya, untuk sekali menerima konsultasi, kliennya harus membayar sejumlah biaya kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 800 ribu untuk durasi 30-45 menit.
"Saya dihitungnya per waktu, setengah jam (30 menit) Rp 250 ribu untuk yang biasa-biasa. Untuk yang hilang Rp 800 ribu 45 menit, meninggal Rp 450 ribu 30 menit," ungkap William.
William mengaku belajar menjadi animal communicator karena sering diikuti oleh kucing dan anjing saat bepergian. Dari situlah ia penasaran untuk mencari tahu alasan hewan-hewan itu mengikutinya.
"Kenapa saya belajar ini karena setiap saya pergi saya selalu disamperin kucing anjing dan mereka pengen dipeluk dielus dan saya penasaran kenapa pada mendekat. Makanya saya belajar biar tahu," jelasnya.
Related Post