Hewan peliharaan yang satu ini termasuk jenis yang favorit untuk dipelihara. Kucing di jaman Mesir kuno sangat dipuja, lho! Sekitar 3.000 tahun yang lalu di peradaban Mesir kuno, kucing bukanlah hewan biasa. Bisa dibilang kucing dihormati dan dianggap suci oleh bangsa Mesir.
Semua ini bermula dari cerita Dewa Matahari Mesir kuno yang bernama Re. Dikisahkan suatu ketika Re marah besar pada manusia.Saking murkanya, Re mengirimkan putrinya yang berkepala singa, Sakhmet, untuk menghukum manusia.
Semua ini bermula dari cerita Dewa Matahari Mesir kuno yang bernama Re. Dikisahkan suatu ketika Re marah besar pada manusia.Saking murkanya, Re mengirimkan putrinya yang berkepala singa, Sakhmet, untuk menghukum manusia.
Sakhmet pun turun ke bumi dan membalaskan dendam ibunya. Sakhmet digambarkan sebagai makhluk yang kejam dan ganas. Pada saat pembantaian, Re sadar bahwa dirinya membuat kesalahan dengan menurunkan Sakhmet ke bumi.
Untuk menenangkan Sakhmet, Re menghujani putrinya dengan anggur merah sebagai pengganti darah. Sakhmet merasa puas dan kemudian tertidur pulas. Sejak saat itu, sosok kucing menjadi lambang dari keseimbangan baik dan buruk. Namun bukan berarti bangsa Mesir menyembah kucing.
Kucing menjadi rujukan dari singa yang menjadi fungsi simbol dalam ikonografi kaum bangsawan. Singa yang masuk dalam keluarga kucing menjadi lambang diberbagai bangunan megah masyarakat Mesir kuno.
Menurut beberapa penelitian tentang Egyptology, simbol kucing besar menjadi tanda bahwa raja aman dalam kekuasaannya dan percaya diri dalam mengatasi kekacauan.
Ini mengapa banyak ditemukan mumi kucing di kuil-kuil Mesir. Hewan menggemaskan ini dijadikan sebagai persembahan dan alat penimbang baik dan buruknya sebuah doa. Menjadi simbol dari Sakhmet, masyarakat Mesir kuno juga menjadikan kucing sebagai mediator untuk berkomunikasi dengan Dewa Matahari, Re.
Karena itu, Mesir kuno punya aturan khusus bahwa membunuh kucing adalah kejahatan besar. Keberadaannya dicap sebagai pembawa keberuntungan karena kucing akan melindungi rumah dari berbagai hama. Masyarakat Mesir menilai ini sebagai suatu berkah dari Dewa.
Untuk menenangkan Sakhmet, Re menghujani putrinya dengan anggur merah sebagai pengganti darah. Sakhmet merasa puas dan kemudian tertidur pulas. Sejak saat itu, sosok kucing menjadi lambang dari keseimbangan baik dan buruk. Namun bukan berarti bangsa Mesir menyembah kucing.
Kucing menjadi rujukan dari singa yang menjadi fungsi simbol dalam ikonografi kaum bangsawan. Singa yang masuk dalam keluarga kucing menjadi lambang diberbagai bangunan megah masyarakat Mesir kuno.
Menurut beberapa penelitian tentang Egyptology, simbol kucing besar menjadi tanda bahwa raja aman dalam kekuasaannya dan percaya diri dalam mengatasi kekacauan.
Ini mengapa banyak ditemukan mumi kucing di kuil-kuil Mesir. Hewan menggemaskan ini dijadikan sebagai persembahan dan alat penimbang baik dan buruknya sebuah doa. Menjadi simbol dari Sakhmet, masyarakat Mesir kuno juga menjadikan kucing sebagai mediator untuk berkomunikasi dengan Dewa Matahari, Re.
Karena itu, Mesir kuno punya aturan khusus bahwa membunuh kucing adalah kejahatan besar. Keberadaannya dicap sebagai pembawa keberuntungan karena kucing akan melindungi rumah dari berbagai hama. Masyarakat Mesir menilai ini sebagai suatu berkah dari Dewa.
Related Post =