Hewan peliharaan disebut dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial, kesehatan fisik, perkembangan kognitif, hingga sikap empati. Tapi, apakah hewan peliharaan benar-benar merupakan akar dari semua manfaat ini, atau itu hanya karena kita berpikir begitu?
Ambil buku dari rak bacaan anak, Anda akan menemukan lebih banyak tokoh utama yang diperankan oleh hewan daripada manusia. Dari ulat kecil yang lapar hingga paus bungkuk yang besar, anak-anak tampaknya secara universal terpesona oleh binatang.
Ambil buku dari rak bacaan anak, Anda akan menemukan lebih banyak tokoh utama yang diperankan oleh hewan daripada manusia. Dari ulat kecil yang lapar hingga paus bungkuk yang besar, anak-anak tampaknya secara universal terpesona oleh binatang.
Tetapi, kendati karakter-karakter dalam buku bergambar itu seringkali jauh dari kenyataan, hewan peliharaan di rumah dapat menawarkan pandangan yang lebih realistis kepada anak-anak tentang dunia fauna, juga hubungan penuh makna yang memengaruhi perkembangan anak dalam beragam cara.
Memahami hubungan itu tidak hanya membantu orang tua memilih peliharaan yang tepat, tetapi juga memberi wawasan tentang faktor-faktor yang membuat ikatan yang benar-benar tercipta. Bagi banyak orang, hewan peliharaan adalah anggota keluarga yang sangat dicintai, yang memberikan dukungan dalam banyak tahap kehidupan.
Peliharaan dapat membantu pasangan untuk saling mempererat hubungan, menjadi teman bermain dan pendamping terbaik anak saat orang tua meninggalkan rumah.
Tanggung jawab dan empati
Satu penelitian di AS menemukan bahwa 63% rumah tangga dengan bayi di bawah 12 bulan memiliki hewan peliharaan. Lalu, penelitian di Australia menemukan peningkatan 10% kepemilikan hewan peliharaan saat anak-anak mulai sekolah.
Banyak orang tua secara intuitif merasa bahwa memelihara binatang dapat memberikan pelajaran berharga kepada anak-anak tentang kepedulian, tanggung jawab, dan empati. "Sangat penting, terutama bagi anak kecil, untuk belajar bahwa perspektif seseorang mungkin berbeda dari mereka sendiri," kata Megan Mueller, profesor interaksi manusia-hewan di Tufts University, AS.
"Itu pelajaran yang lebih mudah dipelajari, mungkin, dengan hewan daripada, katakanlah, saudara kandung atau teman sebaya." Tapi, klaim atas manfaat hewan peliharaan pada anak ternyata lebih besar dari itu.
Hewan peliharaan disebut dapat membantu keterampilan sosial anak, kesehatan fisik, perkembangan kognitif, hingga meningkatkan sikap empati. Untuk anak-anak dengan autisme dan keluarga mereka, hewan peliharaan dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan peluang untuk membentuk ikatan yang mendukung satu sama lain.
Penelitian lain menunjukkan, anak-anak mendapatkan keuntungan dari hewan pada saat itu juga. Dalam suatu penelitian, anak-anak membuat lebih sedikit kesalahan pada tugas kategorisasi objek dan hanya membutuhkan sedikit petunjuk dalam tugas memori ketika ada seekor anjing di dalam ruangan.
Kemudian, penelitian juga menunjukkan, setidaknya untuk orang dewasa, aksi sederhana dan lucu dari hewan peliharaan dapat meningkatkan kebahagian dan kesehatan. Kendati begitu, manfaat dari memiliki hewan peliharaan bukannya tanpa kritik.
Interaksi dengan hewan peliharaan
Jadi, apakah hewan peliharaan benar-benar merupakan akar dari semua manfaat ini, atau itu hanya karena kita berpikir begitu? Hayley Christian, profesor di School of Population and Global Health di University of Western Australia di Perth, adalah salah satu peneliti yang mencoba mengungkap hubungan sebab akibat itu.
Menggunakan data studi terhadap 4.000 anak pada usia lima dan tujuh tahun, Christian dan rekan menemukan bahwa hewan peliharaan membuat anak memiliki lebih sedikit masalah dengan teman sebaya dan menunjukkan lebih banyak perilaku prososial.
Dalam penelitian terpisah, mereka menemukan bahwa anak-anak berusia dua hingga lima tahun yang memiliki anjing di keluarga mereka bersikap lebih aktif, sedikit menonton layar, dan tidur lebih banyak, dibandingkan mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Yang paling penting adalah kegiatan fisik yang difasilitasi anjing - seperti pergi jalan-jalan dengan anjing keluarga - yang membuat perbedaan signifikan.Kemudian, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu, mereka menyatukan dua potongan teka-teki ini.
Setelah mengontrol faktor-faktor seperti status sosial-ekonomi, para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak yang secara teratur melakukan aktivitas fisik dengan anjing memiliki perkembangan yang lebih baik.
"Kami dapat mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki hewan peliharaan dan berinteraksi dari waktu ke waktu di masa kanak-kanak mendapatkan manfaat dalam hal perkembangan sosial-emosional mereka," kata Christian, yang juga peneliti senior di Telethon Kids Institute.
Namun, hasil itu tidak berarti bahwa setiap keluarga harus memiliki hewan peliharaan - atau setiap anak dengan anjing lebih baik daripada mereka yang tidak memilikinya.
Faktor-faktor seperti masalah perilaku, kebutuhan medis yang kompleks, dan beban keuangan untuk merawat hewan dapat membuat hidup menjadi kurang menyenangkan. Begitu juga, keluarga yang tinggal di perumahan yang tidak ramah hewan peliharaan menghadapi hambatan lebih lanjut.
"Saya tidak berpikir kita akan pernah sampai ke titik di mana kami merekomendasikan bahwa setiap orang yang memiliki anak juga memiliki seekor anjing," kata Mueller.Faktanya, Mueller meneliti apakah kesehatan mental remaja AS yang memiliki hewan peliharaan lebih baik daripada yang tidak selama pandemi Covid-19? Hasilnya, hewan tampaknya tidak memberikan perbedaan.
"Hipotesis saya, Covid adalah pemicu stres yang sangat besar dan mungkin tidak ada satupun yang mampu untuk mengatasinya," katanya.Mungkin juga, pandemi menghentikan salah satu aktivitas dengan anjing yang memberi kita semangat, yaitu berinteraksi dengan orang lain.
Selama karantina, para remaja tetap bisa membawa jalan-jalan anjing mereka, namun tidak bisa berinteraksi dengan pejalan kaki lain. Itu membuat mereka kehilangan momen-momen kecil dalam interaksi sosial.
Membangun hubungan yang kuat
Tidak hanya tinggal di bawah satu atap yang sama, hubungan antara hewan peliharaan dan anak-anak juga memainkan peran penting. "Kualitas hubungan tampaknya menjadi prediktor yang lebih baik daripada sekedar memiliki hewan peliharaan di rumah atau tidak," kata Mueller.Waktu yang dihabiskan dengan hewan peliharaan adalah salah satu faktornya.
Misalnya, jika saudara Anda memiliki hamster di kamarnya, Anda tidak akan merasa memiliki ikatan dengan hamster itu ketimbang dengan dengan anjing keluarga yang Anda ajak jalan-jalan setiap hari sepulang sekolah.Usia anak juga dapat membantu dalam menentukan seberapa kuat hubungan dengan hewan peliharaan.
Anak-anak berusia antara enam dan 10 tahun mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan hewan yang lebih mirip dengan manusia, seperti kucing dan anjing, dibandingkan dengan hewan peliharaan yang terpisah jauh secara biologis seperti burung dan ikan.
Anak-anak menempatkan hewan peliharaan sebagai salah satu makhluk terpenting dalam hidup mereka, menurut penelitian. Tetapi anak-anak yang lebih tua, berusia antara 11 dan 14 tahun, dilaporkan memiliki keterikatan dengan spesies yang kurang berkerabat dekat - termasuk tikus - seperti halnya pada anjing atau kucing.
Dinamika keluarga juga berperan
Studi yang dilakukan di Australia menemukan bahwa anak-anak tanpa saudara kandung memperoleh manfaat dari hewan peliharaan - mungkin karena mereka menempatkan peliharaan sebagai saudara pengganti.
"Orang tua lebih cenderung membiarkan anak mereka beraktivitas sendiri [misalnya, menjalankan tugas sendirian] jika mereka pergi dengan saudara atau teman," kata Christian. "Dan coba tebak siapa lagi? Seekor anjing." Hewan peliharaan bahkan dapat membantu interaksi sosial dalam rumah tangga.
Dalam keluarga angkat, penelitian menunjukkan hewan peliharaan dapat membantu memfasilitasi hubungan dekat antara wali asuh dan anak-anak, serta memberikan persahabatan dalam dirinya sendiri.Ketika anak-anak mengenal hewan peliharaan, itu akan membuka pemahaman mereka lebih dalam tentang hewan di dunia yang lebih luas.
"Mereka cenderung belajar dari hewan peliharaan mereka, entah bagaimana, untuk menjadi lebih pengertian, berempati, dan responsif terhadap hewan secara umum," kata John Bradshaw, mantan pembaca perilaku hewan pendamping di University of Bristol, Inggris, dan penulis beberapa buku tentang kucing dan anjing.
Satu studi di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang memiliki hewan peliharaan di rumah memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi tentang pikiran hewan, yaitu berpikir bahwa hewan memiliki pikiran dan perasaan mereka sendiri.
"Anda dapat memiliki segala macam imajinasi cerita di kepala Anda tentang singa, tetapi sampai seseorang membawa Anda ke Afrika, Anda tidak akan pernah bertemu satu pun di alam liar," katanya.
"Tetapi seekor anjing atau kucing ada di sana dan dapat mengajari Anda tentang bagaimana rasanya menjadi hewan, bahwa hewan bukanlah manusia, mereka memiliki kehidupan yang sangat istimewa yang menjadi milik mereka dan bukan milik kita."
Bahkan bayi-bayi kecil pun menonton dan belajar tentang hewan yang tinggal bersama mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Karinna Hurley dan Lisa Oakes dari University of California, yang berlokasi di Davis, AS, menemukan bahwa bayi dalam keluarga yang memiliki hewan peliharaan mampu lebih baik mengenali wajah hewan pada saat mereka berusia 10 bulan daripada mereka yang tak memiliki hewa peliharaan.
Terlebih lagi, hubungan seorang anak dengan hewan peliharaan mereka dapat memberikan hubungan yang sangat dibutuhkan dengan alam. "Memiliki hewan yang hidup, bernapas, dan sedikit berantakan, berlarian di sekitar rumah adalah cara yang baik untuk membuat hubungan itu," kata Bradshaw.
Apa yang dipikirkan peliharaan tentang anak kecil?
Mengingat asal-usul hewan peliharaan yang liar di alam akan memberi wawasan tentang bagaimana mereka melihat keluarga kita.Anjing berevolusi untuk hidup berdampingan dengan manusia dan memiliki potensi untuk membentuk ikatan yang sangat kuat dengan manusia.
Kucing, di sisi lain, adalah makhluk soliter atau penyendiri. Meski begitu, mereka tampaknya menganggap manusia sebagai keluarga. "Kucing menyambut kita dengan mengangkat ekornya dan menggosok-gosok badannya ke kaki kita - persis seperti yang mereka lakukan saat bertemu kucing lain yang mereka kenal baik atau menganggapnya sebagai anggota keluarga," tulis Bradshaw dalam bukunya, The Animals Among Us.
Tapi apakah rasa kekeluargaan itu dipengaruhi oleh pengalaman awal masa kembang hewan peliharaan itu sendiri?Baik kucing maupun anjing memiliki masa kembang yang singkat. Anak anjing hanya memiliki masa tumbuh kembang awal antara sekitar delapan dan 16 minggu - di mana mereka belajar tentang jenis orang yang mungkin mereka temui dalam hidup mereka.
"Kita tahu bahwa jika anak anjing atau anak kucing belum pernah bertemu anak-anak sama sekali pada saat mereka mencapai enam bulan atau lebih - tergantung pada temperamen yang mendasarinya - mereka dapat menunjukkan reaksi yang sangat merugikan," kata Bradshaw.
"Itu menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar mengenali anak-anak sebagai manusia, kecuali mereka telah diperkenalkan kepada mereka sebagai bagian dari paket kemanusiaan."Ini sangat masuk akal ketika Anda melihatnya dari sudut pandang hewan.
"Seorang bayi tidak seperti manusia dewasa. Ia jauh lebih kecil, ia tidak dapat berdiri, ia mengeluarkan suara yang sangat berbeda dengan manusia dewasa, dan baunya sangat berbeda dengan manusia dewasa," ujar Bradshaw.
Memahami bagaimana hewan peliharaan melihat dunia sangat penting untuk memastikan hubungan dapat terjalin mesra. Jika kucing buang air kecil di ranjang bayi atau kereta bayi baru yang dibawa ke dalam rumah, mudah untuk mengambil kesimpulan.
"Jika Anda tidak bersimpati dengan cara kucing berpikir, Anda mungkin berpikir, 'Oh, kucing itu baru saja marah karena saya akan punya bayi, ia pasti tahu'," kata Bradshaw. "Tentu saja, mereka tidak tahu. Sangat sering lingkungan penciuman [bau rumah] berubah dan kucing kehilangan referensi yang sudah dikenalnya sehingga memberikan tanda."
Baik kucing maupun anjing sangat bergantung pada indera penciuman mereka, jadi memiliki banyak aroma-aroma baru di rumah itu seperti "pulang ke rumah dan menemukan bahwa seseorang telah mengecat dinding Anda dengan warna yang sangat berlawanan," kata Bradshaw.
Di sisi lain, aroma yang akrab dapat membuat mereka bahagia. Dalam suatu percobaan, Bradshaw dan rekan-rekannya meletakkan baju yang telah dikenakan oleh pemilik anjing ke tempat tidur mereka.
"Bau yang familiar itu sepertinya memberikan keajaiban bagi anjing, mereka jauh lebih santai," katanya.Tidak mengantropomorfisasi hewan peliharaan kita - artinya, mengharapkan mereka untuk berpikir dan berperilaku seperti manusia - sangat penting dalam menjaga keselamatan anak.
"Anda tidak akan pernah bisa 100% yakin bagaimana anjing akan bereaksi dalam satu situasi tertentu," kata Bradshaw. "Ada berbagai kemungkinan yang dapat memicu anjing ke dalam mode perilaku yang berbeda, mungkin yang belum pernah dilihat pemiliknya sebelumnya.
"Pada akhirnya, setiap hubungan anak dan hewan peliharaan adalah unik, dengan keanehan, manfaat, dan tantangannya sendiri, Dalam beberapa hal, para peneliti baru saja mulai memahami apa yang membuat hubungan anak dengan hewan peliharaan saling menguntungkan.
"Bidang ini benar-benar bergerak ke arah melihat perbedaan-perbedaan yang lebih individual ini," kata Mueller.Sementara itu, anak-anak sendiri menggolongkan hewan peliharaan sebagai salah satu makhluk terpenting dalam hidup mereka.
Hewan sebagai pendamping kenyamanan dan dukungan emosional, serta menjadi orang kepercayaan yang sempurna untuk sebuah rahasia. Beberapa dari manfaat itu "sangat sulit untuk diukur karena sangat individual, dan ilmu pengetahuan berpijak dengan populasi dan jumlah yang besar," kata Bradshaw.
"Hanya karena itu tidak terlalu nyata dan mudah diukur, bukan berarti itu tidak nyata."--
Memahami hubungan itu tidak hanya membantu orang tua memilih peliharaan yang tepat, tetapi juga memberi wawasan tentang faktor-faktor yang membuat ikatan yang benar-benar tercipta. Bagi banyak orang, hewan peliharaan adalah anggota keluarga yang sangat dicintai, yang memberikan dukungan dalam banyak tahap kehidupan.
Peliharaan dapat membantu pasangan untuk saling mempererat hubungan, menjadi teman bermain dan pendamping terbaik anak saat orang tua meninggalkan rumah.
Tanggung jawab dan empati
Satu penelitian di AS menemukan bahwa 63% rumah tangga dengan bayi di bawah 12 bulan memiliki hewan peliharaan. Lalu, penelitian di Australia menemukan peningkatan 10% kepemilikan hewan peliharaan saat anak-anak mulai sekolah.
Banyak orang tua secara intuitif merasa bahwa memelihara binatang dapat memberikan pelajaran berharga kepada anak-anak tentang kepedulian, tanggung jawab, dan empati. "Sangat penting, terutama bagi anak kecil, untuk belajar bahwa perspektif seseorang mungkin berbeda dari mereka sendiri," kata Megan Mueller, profesor interaksi manusia-hewan di Tufts University, AS.
"Itu pelajaran yang lebih mudah dipelajari, mungkin, dengan hewan daripada, katakanlah, saudara kandung atau teman sebaya." Tapi, klaim atas manfaat hewan peliharaan pada anak ternyata lebih besar dari itu.
Hewan peliharaan disebut dapat membantu keterampilan sosial anak, kesehatan fisik, perkembangan kognitif, hingga meningkatkan sikap empati. Untuk anak-anak dengan autisme dan keluarga mereka, hewan peliharaan dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan peluang untuk membentuk ikatan yang mendukung satu sama lain.
Penelitian lain menunjukkan, anak-anak mendapatkan keuntungan dari hewan pada saat itu juga. Dalam suatu penelitian, anak-anak membuat lebih sedikit kesalahan pada tugas kategorisasi objek dan hanya membutuhkan sedikit petunjuk dalam tugas memori ketika ada seekor anjing di dalam ruangan.
Kemudian, penelitian juga menunjukkan, setidaknya untuk orang dewasa, aksi sederhana dan lucu dari hewan peliharaan dapat meningkatkan kebahagian dan kesehatan. Kendati begitu, manfaat dari memiliki hewan peliharaan bukannya tanpa kritik.
Interaksi dengan hewan peliharaan
Jadi, apakah hewan peliharaan benar-benar merupakan akar dari semua manfaat ini, atau itu hanya karena kita berpikir begitu? Hayley Christian, profesor di School of Population and Global Health di University of Western Australia di Perth, adalah salah satu peneliti yang mencoba mengungkap hubungan sebab akibat itu.
Menggunakan data studi terhadap 4.000 anak pada usia lima dan tujuh tahun, Christian dan rekan menemukan bahwa hewan peliharaan membuat anak memiliki lebih sedikit masalah dengan teman sebaya dan menunjukkan lebih banyak perilaku prososial.
Dalam penelitian terpisah, mereka menemukan bahwa anak-anak berusia dua hingga lima tahun yang memiliki anjing di keluarga mereka bersikap lebih aktif, sedikit menonton layar, dan tidur lebih banyak, dibandingkan mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan.
Yang paling penting adalah kegiatan fisik yang difasilitasi anjing - seperti pergi jalan-jalan dengan anjing keluarga - yang membuat perbedaan signifikan.Kemudian, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu, mereka menyatukan dua potongan teka-teki ini.
Setelah mengontrol faktor-faktor seperti status sosial-ekonomi, para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak yang secara teratur melakukan aktivitas fisik dengan anjing memiliki perkembangan yang lebih baik.
"Kami dapat mengatakan bahwa anak-anak yang memiliki hewan peliharaan dan berinteraksi dari waktu ke waktu di masa kanak-kanak mendapatkan manfaat dalam hal perkembangan sosial-emosional mereka," kata Christian, yang juga peneliti senior di Telethon Kids Institute.
Namun, hasil itu tidak berarti bahwa setiap keluarga harus memiliki hewan peliharaan - atau setiap anak dengan anjing lebih baik daripada mereka yang tidak memilikinya.
Faktor-faktor seperti masalah perilaku, kebutuhan medis yang kompleks, dan beban keuangan untuk merawat hewan dapat membuat hidup menjadi kurang menyenangkan. Begitu juga, keluarga yang tinggal di perumahan yang tidak ramah hewan peliharaan menghadapi hambatan lebih lanjut.
"Saya tidak berpikir kita akan pernah sampai ke titik di mana kami merekomendasikan bahwa setiap orang yang memiliki anak juga memiliki seekor anjing," kata Mueller.Faktanya, Mueller meneliti apakah kesehatan mental remaja AS yang memiliki hewan peliharaan lebih baik daripada yang tidak selama pandemi Covid-19? Hasilnya, hewan tampaknya tidak memberikan perbedaan.
"Hipotesis saya, Covid adalah pemicu stres yang sangat besar dan mungkin tidak ada satupun yang mampu untuk mengatasinya," katanya.Mungkin juga, pandemi menghentikan salah satu aktivitas dengan anjing yang memberi kita semangat, yaitu berinteraksi dengan orang lain.
Selama karantina, para remaja tetap bisa membawa jalan-jalan anjing mereka, namun tidak bisa berinteraksi dengan pejalan kaki lain. Itu membuat mereka kehilangan momen-momen kecil dalam interaksi sosial.
Membangun hubungan yang kuat
Tidak hanya tinggal di bawah satu atap yang sama, hubungan antara hewan peliharaan dan anak-anak juga memainkan peran penting. "Kualitas hubungan tampaknya menjadi prediktor yang lebih baik daripada sekedar memiliki hewan peliharaan di rumah atau tidak," kata Mueller.Waktu yang dihabiskan dengan hewan peliharaan adalah salah satu faktornya.
Misalnya, jika saudara Anda memiliki hamster di kamarnya, Anda tidak akan merasa memiliki ikatan dengan hamster itu ketimbang dengan dengan anjing keluarga yang Anda ajak jalan-jalan setiap hari sepulang sekolah.Usia anak juga dapat membantu dalam menentukan seberapa kuat hubungan dengan hewan peliharaan.
Anak-anak berusia antara enam dan 10 tahun mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan hewan yang lebih mirip dengan manusia, seperti kucing dan anjing, dibandingkan dengan hewan peliharaan yang terpisah jauh secara biologis seperti burung dan ikan.
Anak-anak menempatkan hewan peliharaan sebagai salah satu makhluk terpenting dalam hidup mereka, menurut penelitian. Tetapi anak-anak yang lebih tua, berusia antara 11 dan 14 tahun, dilaporkan memiliki keterikatan dengan spesies yang kurang berkerabat dekat - termasuk tikus - seperti halnya pada anjing atau kucing.
Dinamika keluarga juga berperan
Studi yang dilakukan di Australia menemukan bahwa anak-anak tanpa saudara kandung memperoleh manfaat dari hewan peliharaan - mungkin karena mereka menempatkan peliharaan sebagai saudara pengganti.
"Orang tua lebih cenderung membiarkan anak mereka beraktivitas sendiri [misalnya, menjalankan tugas sendirian] jika mereka pergi dengan saudara atau teman," kata Christian. "Dan coba tebak siapa lagi? Seekor anjing." Hewan peliharaan bahkan dapat membantu interaksi sosial dalam rumah tangga.
Dalam keluarga angkat, penelitian menunjukkan hewan peliharaan dapat membantu memfasilitasi hubungan dekat antara wali asuh dan anak-anak, serta memberikan persahabatan dalam dirinya sendiri.Ketika anak-anak mengenal hewan peliharaan, itu akan membuka pemahaman mereka lebih dalam tentang hewan di dunia yang lebih luas.
"Mereka cenderung belajar dari hewan peliharaan mereka, entah bagaimana, untuk menjadi lebih pengertian, berempati, dan responsif terhadap hewan secara umum," kata John Bradshaw, mantan pembaca perilaku hewan pendamping di University of Bristol, Inggris, dan penulis beberapa buku tentang kucing dan anjing.
Satu studi di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang memiliki hewan peliharaan di rumah memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi tentang pikiran hewan, yaitu berpikir bahwa hewan memiliki pikiran dan perasaan mereka sendiri.
"Anda dapat memiliki segala macam imajinasi cerita di kepala Anda tentang singa, tetapi sampai seseorang membawa Anda ke Afrika, Anda tidak akan pernah bertemu satu pun di alam liar," katanya.
"Tetapi seekor anjing atau kucing ada di sana dan dapat mengajari Anda tentang bagaimana rasanya menjadi hewan, bahwa hewan bukanlah manusia, mereka memiliki kehidupan yang sangat istimewa yang menjadi milik mereka dan bukan milik kita."
Bahkan bayi-bayi kecil pun menonton dan belajar tentang hewan yang tinggal bersama mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Karinna Hurley dan Lisa Oakes dari University of California, yang berlokasi di Davis, AS, menemukan bahwa bayi dalam keluarga yang memiliki hewan peliharaan mampu lebih baik mengenali wajah hewan pada saat mereka berusia 10 bulan daripada mereka yang tak memiliki hewa peliharaan.
Terlebih lagi, hubungan seorang anak dengan hewan peliharaan mereka dapat memberikan hubungan yang sangat dibutuhkan dengan alam. "Memiliki hewan yang hidup, bernapas, dan sedikit berantakan, berlarian di sekitar rumah adalah cara yang baik untuk membuat hubungan itu," kata Bradshaw.
Apa yang dipikirkan peliharaan tentang anak kecil?
Mengingat asal-usul hewan peliharaan yang liar di alam akan memberi wawasan tentang bagaimana mereka melihat keluarga kita.Anjing berevolusi untuk hidup berdampingan dengan manusia dan memiliki potensi untuk membentuk ikatan yang sangat kuat dengan manusia.
Kucing, di sisi lain, adalah makhluk soliter atau penyendiri. Meski begitu, mereka tampaknya menganggap manusia sebagai keluarga. "Kucing menyambut kita dengan mengangkat ekornya dan menggosok-gosok badannya ke kaki kita - persis seperti yang mereka lakukan saat bertemu kucing lain yang mereka kenal baik atau menganggapnya sebagai anggota keluarga," tulis Bradshaw dalam bukunya, The Animals Among Us.
Tapi apakah rasa kekeluargaan itu dipengaruhi oleh pengalaman awal masa kembang hewan peliharaan itu sendiri?Baik kucing maupun anjing memiliki masa kembang yang singkat. Anak anjing hanya memiliki masa tumbuh kembang awal antara sekitar delapan dan 16 minggu - di mana mereka belajar tentang jenis orang yang mungkin mereka temui dalam hidup mereka.
"Kita tahu bahwa jika anak anjing atau anak kucing belum pernah bertemu anak-anak sama sekali pada saat mereka mencapai enam bulan atau lebih - tergantung pada temperamen yang mendasarinya - mereka dapat menunjukkan reaksi yang sangat merugikan," kata Bradshaw.
"Itu menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar mengenali anak-anak sebagai manusia, kecuali mereka telah diperkenalkan kepada mereka sebagai bagian dari paket kemanusiaan."Ini sangat masuk akal ketika Anda melihatnya dari sudut pandang hewan.
"Seorang bayi tidak seperti manusia dewasa. Ia jauh lebih kecil, ia tidak dapat berdiri, ia mengeluarkan suara yang sangat berbeda dengan manusia dewasa, dan baunya sangat berbeda dengan manusia dewasa," ujar Bradshaw.
Memahami bagaimana hewan peliharaan melihat dunia sangat penting untuk memastikan hubungan dapat terjalin mesra. Jika kucing buang air kecil di ranjang bayi atau kereta bayi baru yang dibawa ke dalam rumah, mudah untuk mengambil kesimpulan.
"Jika Anda tidak bersimpati dengan cara kucing berpikir, Anda mungkin berpikir, 'Oh, kucing itu baru saja marah karena saya akan punya bayi, ia pasti tahu'," kata Bradshaw. "Tentu saja, mereka tidak tahu. Sangat sering lingkungan penciuman [bau rumah] berubah dan kucing kehilangan referensi yang sudah dikenalnya sehingga memberikan tanda."
Baik kucing maupun anjing sangat bergantung pada indera penciuman mereka, jadi memiliki banyak aroma-aroma baru di rumah itu seperti "pulang ke rumah dan menemukan bahwa seseorang telah mengecat dinding Anda dengan warna yang sangat berlawanan," kata Bradshaw.
Di sisi lain, aroma yang akrab dapat membuat mereka bahagia. Dalam suatu percobaan, Bradshaw dan rekan-rekannya meletakkan baju yang telah dikenakan oleh pemilik anjing ke tempat tidur mereka.
"Bau yang familiar itu sepertinya memberikan keajaiban bagi anjing, mereka jauh lebih santai," katanya.Tidak mengantropomorfisasi hewan peliharaan kita - artinya, mengharapkan mereka untuk berpikir dan berperilaku seperti manusia - sangat penting dalam menjaga keselamatan anak.
"Anda tidak akan pernah bisa 100% yakin bagaimana anjing akan bereaksi dalam satu situasi tertentu," kata Bradshaw. "Ada berbagai kemungkinan yang dapat memicu anjing ke dalam mode perilaku yang berbeda, mungkin yang belum pernah dilihat pemiliknya sebelumnya.
"Pada akhirnya, setiap hubungan anak dan hewan peliharaan adalah unik, dengan keanehan, manfaat, dan tantangannya sendiri, Dalam beberapa hal, para peneliti baru saja mulai memahami apa yang membuat hubungan anak dengan hewan peliharaan saling menguntungkan.
"Bidang ini benar-benar bergerak ke arah melihat perbedaan-perbedaan yang lebih individual ini," kata Mueller.Sementara itu, anak-anak sendiri menggolongkan hewan peliharaan sebagai salah satu makhluk terpenting dalam hidup mereka.
Hewan sebagai pendamping kenyamanan dan dukungan emosional, serta menjadi orang kepercayaan yang sempurna untuk sebuah rahasia. Beberapa dari manfaat itu "sangat sulit untuk diukur karena sangat individual, dan ilmu pengetahuan berpijak dengan populasi dan jumlah yang besar," kata Bradshaw.
"Hanya karena itu tidak terlalu nyata dan mudah diukur, bukan berarti itu tidak nyata."--
Related Post