Port Klang - Sejak dulu perburuan hewan langka terus terjadi. Bagian-bagian tubuh mereka seperti piala yang terus diperebutkan, hingga kini jumlah hewannya terancam punah.
Pejabat bea cukai Malaysia telah menyita bagian hewan langka senilai USD 18 juta atau sekitar Rp 269 miliar. Ketika itu pihak berwenang menemukan kargo gelap di Port Klang, pantai barat Malaysia.
Pejabat bea cukai Malaysia telah menyita bagian hewan langka senilai USD 18 juta atau sekitar Rp 269 miliar. Ketika itu pihak berwenang menemukan kargo gelap di Port Klang, pantai barat Malaysia.
Bagian-bagian tubuh hewan langka disembunyikan di dalam peti kemas bersama dengan kayu. Pengirimannya diperkirakan berasal dari Afrika. Begitu dibuka, mereka menemukan gading gajah seberat 6.000 kg dan jadi yang terbesar yang pernah ditemukan di Malaysia.
Ada juga 29 kg cula badak, 100 kg sisik trenggiling dan 300 kg tengkorak dan tulang hewan lain.
"Malaysia bukanlah tujuan akhir pengirimannya," ucap Zazuli Johan, kepala departemen bea cukai, seperti dikutip dari AFP.
Bagian-bagian tubuh seperti gading dan sisik trenggiling sangat populer dalam pengobatan tradisional China dan Vietnam. Sehingga ada perkiraan bahwa selundupan ini akan dikirimkan ke sana.
"Perpaduan spesies terancam dalam satu penyitaan ini mengkhawatirkan, dan tentu saja membenarkan kecurigaan bahwa penjahat terus menggunakan pelabuhan Malaysia untuk memindahkan satwa liar selundupan," ujar Kanitha Krishnasamy, direktur Asia Tenggara di kelompok pemantauan perdagangan satwa liar.
Ada juga 29 kg cula badak, 100 kg sisik trenggiling dan 300 kg tengkorak dan tulang hewan lain.
"Malaysia bukanlah tujuan akhir pengirimannya," ucap Zazuli Johan, kepala departemen bea cukai, seperti dikutip dari AFP.
Bagian-bagian tubuh seperti gading dan sisik trenggiling sangat populer dalam pengobatan tradisional China dan Vietnam. Sehingga ada perkiraan bahwa selundupan ini akan dikirimkan ke sana.
"Perpaduan spesies terancam dalam satu penyitaan ini mengkhawatirkan, dan tentu saja membenarkan kecurigaan bahwa penjahat terus menggunakan pelabuhan Malaysia untuk memindahkan satwa liar selundupan," ujar Kanitha Krishnasamy, direktur Asia Tenggara di kelompok pemantauan perdagangan satwa liar.
Related Post