Dulu, kemampuan keseimbangan kucing yang menakjubkan itu sering dikaitkan dengan kumisnya. Tapi, ternyata fungsi dari kumis kucing bukanlah untuk menjaga keseimbangan, melainkan untuk mengukur muat atau tidaknya seekor kucing saat melewati ruang yang sempit. Lalu, bagaimana dengan keseimbangannya?
Ternyata, kucing memang memiliki tubuh yang ‘didesain’ untuk keseimbangan. Mereka memiliki tubuh fleksibel dan leher yang pendek. Dengan begitu, mudah bagi kucing untuk mengatur posisi tubuhnya saat jatuh agar bisa mendarat dengan mulus meskipun ia jatuh dalam posisi terbalik sekalipun.
Ternyata, kucing memang memiliki tubuh yang ‘didesain’ untuk keseimbangan. Mereka memiliki tubuh fleksibel dan leher yang pendek. Dengan begitu, mudah bagi kucing untuk mengatur posisi tubuhnya saat jatuh agar bisa mendarat dengan mulus meskipun ia jatuh dalam posisi terbalik sekalipun.
Bagaimana Mekanismenya?
Saat jatuh, kucing memiliki kemampuan untuk segera menyadari posisi jatuhnya lalu segera melakukan penyesuaian akan itu. Ketika kucing ada dalam posisi yang tidak seimbang, ia akan mengetahuinya.
Penyesuaian yang dilakukannya adalah dengan menyeimbangkan kepalanya terlebih dahulu, diikuti dengan kaki depan dan tubuhnya. Reaksi ini sudah ada sejak kucing lahir, lho. Akan tetapi, butuh empat hingga enam minggu untuk betul-betul menguasainya.
Sementara itu, ekor kucing berfungsi untuk meratakan posisi tubuhnya saat jatuh agar ia jatuh selayaknya tidak jatuh. Oleh karena itu, saat jatuh pun posisi tubuh kucing sudah seakan berada di tanah. Keren, ya!
Biasanya, kaki yang pertama kali menyentuh tanah adalah dua kaki depannya. Akan tetapi, benturan akibat jatuh akan ditahan oleh keempat kakinya. Beda dengan manusia yang memiliki kemungkinan besar patah tulang bila jatuh dengan posisi kaki duluan, kucing memanfaatkan angin untuk menahan jatuhnya dengan meregangkan kaki saat jatuh, lalu segera menekuk kakinya begitu menyentuh tanah untuk mengurangi benturan.
Apakah Fakta Sains Ini Sudah Dibuktikan?
Fakta sains yang satu ini sudah terbukti secara ilmiah, lho. Pssst, jangan berpikiran buruk dulu pada para peneliti, ya. Hal ini tentu saja tidak dibuktikan dengan melemparkan kucing dari gedung seperti para penyiksa binatang, melainkan dengan melakukan survey terhadap kucing-kucing yang dibawa ke dokter hewan akibat jatuh.
Kadangkala, kucing yang jatuh dari tempat yang lebih tinggi cenderung lebih selamat daripada yang jatuh dari tempat yang lebih rendah, karena waktu jatuh yang lebih panjang memberikannya cukup waktu untuk menyeimbangkan diri dan memperlambat jatuhnya.
Keseimbangan kucing ini juga pernah tertangkap kamera saat ia jatuh dari ketinggian lantai 46! Kucing tersebut memang sempat memantul ke kanopi, tapi ketinggian ini sudah menyeramkan banget, kan?
And you know what? Kucingnya selamat! Dia tetap bisa bangun dan berjalan meskipun terpincang-pincang karena mengalami patah tulang. Jadi, meskipun punya keseimbangan luar biasa, kucing tetap bisa mengalami cedera bila jatuh dari tempat yang terlalu tinggi.
Keseimbangan itu bukan jadi alasan untukmu mencoba melempar kucing, ya! Meskipun hanya dari atas meja sekalipun, jangan! Big NO!
Bagaimana Jika Tidak Berhasil?
Ada kucing yang mungkin tidak mendarat dengan kakinya karena waktu jatuh yang relatif pendek tidak memberinya waktu untuk menyeimbangkan diri. Selain itu, kucing yang tidak seimbang juga memiliki kemungkinan untuk memiliki masalah kesehatan.
Saat jatuh, kucing memiliki kemampuan untuk segera menyadari posisi jatuhnya lalu segera melakukan penyesuaian akan itu. Ketika kucing ada dalam posisi yang tidak seimbang, ia akan mengetahuinya.
Penyesuaian yang dilakukannya adalah dengan menyeimbangkan kepalanya terlebih dahulu, diikuti dengan kaki depan dan tubuhnya. Reaksi ini sudah ada sejak kucing lahir, lho. Akan tetapi, butuh empat hingga enam minggu untuk betul-betul menguasainya.
Sementara itu, ekor kucing berfungsi untuk meratakan posisi tubuhnya saat jatuh agar ia jatuh selayaknya tidak jatuh. Oleh karena itu, saat jatuh pun posisi tubuh kucing sudah seakan berada di tanah. Keren, ya!
Biasanya, kaki yang pertama kali menyentuh tanah adalah dua kaki depannya. Akan tetapi, benturan akibat jatuh akan ditahan oleh keempat kakinya. Beda dengan manusia yang memiliki kemungkinan besar patah tulang bila jatuh dengan posisi kaki duluan, kucing memanfaatkan angin untuk menahan jatuhnya dengan meregangkan kaki saat jatuh, lalu segera menekuk kakinya begitu menyentuh tanah untuk mengurangi benturan.
Apakah Fakta Sains Ini Sudah Dibuktikan?
Fakta sains yang satu ini sudah terbukti secara ilmiah, lho. Pssst, jangan berpikiran buruk dulu pada para peneliti, ya. Hal ini tentu saja tidak dibuktikan dengan melemparkan kucing dari gedung seperti para penyiksa binatang, melainkan dengan melakukan survey terhadap kucing-kucing yang dibawa ke dokter hewan akibat jatuh.
Kadangkala, kucing yang jatuh dari tempat yang lebih tinggi cenderung lebih selamat daripada yang jatuh dari tempat yang lebih rendah, karena waktu jatuh yang lebih panjang memberikannya cukup waktu untuk menyeimbangkan diri dan memperlambat jatuhnya.
Keseimbangan kucing ini juga pernah tertangkap kamera saat ia jatuh dari ketinggian lantai 46! Kucing tersebut memang sempat memantul ke kanopi, tapi ketinggian ini sudah menyeramkan banget, kan?
And you know what? Kucingnya selamat! Dia tetap bisa bangun dan berjalan meskipun terpincang-pincang karena mengalami patah tulang. Jadi, meskipun punya keseimbangan luar biasa, kucing tetap bisa mengalami cedera bila jatuh dari tempat yang terlalu tinggi.
Keseimbangan itu bukan jadi alasan untukmu mencoba melempar kucing, ya! Meskipun hanya dari atas meja sekalipun, jangan! Big NO!
Bagaimana Jika Tidak Berhasil?
Ada kucing yang mungkin tidak mendarat dengan kakinya karena waktu jatuh yang relatif pendek tidak memberinya waktu untuk menyeimbangkan diri. Selain itu, kucing yang tidak seimbang juga memiliki kemungkinan untuk memiliki masalah kesehatan.
Related Post =