Amerika dan Barat sejak sepekan ini menggencarkan gerakan Russophobia. Apakah upaya itu bisa menghentikan operasi khusus Rusia di Ukraina?
Pertanyaan itu muncul di tengah banyak laporan perempuan dan anak-anak Rusia dilecehkan. Bahkan kucing-kucing ras Rusia dilarang tampil pada kompetisi internasional, hingga atlet-atlet pun turut diusir.
Pertanyaan itu muncul di tengah banyak laporan perempuan dan anak-anak Rusia dilecehkan. Bahkan kucing-kucing ras Rusia dilarang tampil pada kompetisi internasional, hingga atlet-atlet pun turut diusir.
Sanksi terhadap Rusia atas operasi khusus Kremlin untuk demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina dilaporkan sekarang disertai dengan histeria Russophobia. Banyak laporan jika anak-anak diintimidasi, gereja dirusak, olahragawan dikucilkan, dan musisi terkenal dipecat di negara-negara Barat maju karena mereka 'orang Rusia.'
Apakah gerakan untuk membatalkan militer Rusia di Ukraina akan berhasil? "Membatalkan negara dan rakyatnya, apalagi seukuran Rusia, adalah proposisi yang konyol, setidaknya di era modern kita," kata Joe Quinn, seorang penulis dan analis politik.
Dia menggambarkan jika gerakan Russophobia adalah bukti ketidakberdayaan Amerika Serikat dan Barat dalam mencegah kemarahan Putin. "Upaya yang datang dari pemerintah AS dan Eropa, hanyalah bukti dari perasaan tidak berdaya dan kemarahan yang dirasakan para pemimpin negara-negara itu di hadapan Rusia," kata dia.
"Alih-alih membela Ukraina atas nama kemanusiaan, mereka terang benderang melanggarnya sendiri. Artinya, ketidakmampuan Barat untuk melakukan apa pun tentang hal itu," kata Joe. Joe mengaku, banyak laporan tentang retorika anti-Rusia terus berdatangan selama minggu ini.
Pusat Anti-Rasis Norwegia mengatakan, telah menerima laporan pelecehan terhadap perempuan dan anak-anak Rusia di Norwegia. Ada juga tindakan Russophobia dengan merusak sebuah Gereja Ortodoks Rusia dirusak di Calgary, Kanada.
Keputusan Konduktor terkenal Rusia Valery Gergiev terpaksa mengundurkan diri dari orkestra Munich Philharmonic setelah ia menolak untuk secara terbuka mengutuk Rusia atas operasi militer khusus Kremlin di Ukraina.
Terbaru adalah Komite Paralimpiade Internasional (IPC), terang-terangan melarang atlet Rusia dan Belarusia dari Olimpiadenya. Mereka beralasan memberlakukan hal itu sebagai ancaman boikot dari negara lain pada Rusia.
CCM Hockey, merek peralatan hoki es Kanada yang ikonik, berhenti menggunakan bintang Washington Capitals Alex Ovechkin untuk setiap promo pemasarannya. Upaya yang disebut Russophobia semakin menjadi dan nyata adanya ketika kucing yang lahir di tanah Rusia dilarang mengikuti kompetisi internasional oleh Federasi Kucing Internasional (FIFe).
Dalam aksi yang sama, Ek Turgenev, yang ditanam menurut legenda oleh novelis terkenal Rusia Ivan Turgenev, dilarang dari kompetisi "Pohon Eropa Tahun Ini - 2022". Lebih parah lagi, University of Milano-Bicocca, Italia berupaya menghapus penulis ikonik Rusia Fyodor Dostoevsky dari silabusnya.
Akan tetapi apa yang dilakukan kampus tersebut batal lantaran menuai badai kritik di media sosial Italia. "Melarang Rusia dari acara dan pertemuan olahraga dan budaya internasional adalah respons kekanak-kanakan dan tidak ada gunanya terhadap tindakan Rusia di Ukraina," kata Joe.
"Ini juga merupakan bukti nyata dari ketidaktahuan mendalam penduduk Barat tentang geopolitik global dan keyakinan mereka yang benar-benar salah arah pada media Barat dan pesan pemerintah," tutur Joe menambahkan.
Joe bahkan tegas mengatakan, orang-orang tak berakal memakai senjata dari negara lain untuk berperang adalah tindakan yang jauh lebih berbahaya. Dia lantas menduga, apa yang terjadi pada gerakan Russophobia adalah pelajaran nyata Nazi Jerman, yang sangat konyol. "Pelajaran Nazi Jerman sekarang lebih menonjol daripada sebelumnya," kata Joe.***
Apakah gerakan untuk membatalkan militer Rusia di Ukraina akan berhasil? "Membatalkan negara dan rakyatnya, apalagi seukuran Rusia, adalah proposisi yang konyol, setidaknya di era modern kita," kata Joe Quinn, seorang penulis dan analis politik.
Dia menggambarkan jika gerakan Russophobia adalah bukti ketidakberdayaan Amerika Serikat dan Barat dalam mencegah kemarahan Putin. "Upaya yang datang dari pemerintah AS dan Eropa, hanyalah bukti dari perasaan tidak berdaya dan kemarahan yang dirasakan para pemimpin negara-negara itu di hadapan Rusia," kata dia.
"Alih-alih membela Ukraina atas nama kemanusiaan, mereka terang benderang melanggarnya sendiri. Artinya, ketidakmampuan Barat untuk melakukan apa pun tentang hal itu," kata Joe. Joe mengaku, banyak laporan tentang retorika anti-Rusia terus berdatangan selama minggu ini.
Pusat Anti-Rasis Norwegia mengatakan, telah menerima laporan pelecehan terhadap perempuan dan anak-anak Rusia di Norwegia. Ada juga tindakan Russophobia dengan merusak sebuah Gereja Ortodoks Rusia dirusak di Calgary, Kanada.
Keputusan Konduktor terkenal Rusia Valery Gergiev terpaksa mengundurkan diri dari orkestra Munich Philharmonic setelah ia menolak untuk secara terbuka mengutuk Rusia atas operasi militer khusus Kremlin di Ukraina.
Terbaru adalah Komite Paralimpiade Internasional (IPC), terang-terangan melarang atlet Rusia dan Belarusia dari Olimpiadenya. Mereka beralasan memberlakukan hal itu sebagai ancaman boikot dari negara lain pada Rusia.
CCM Hockey, merek peralatan hoki es Kanada yang ikonik, berhenti menggunakan bintang Washington Capitals Alex Ovechkin untuk setiap promo pemasarannya. Upaya yang disebut Russophobia semakin menjadi dan nyata adanya ketika kucing yang lahir di tanah Rusia dilarang mengikuti kompetisi internasional oleh Federasi Kucing Internasional (FIFe).
Dalam aksi yang sama, Ek Turgenev, yang ditanam menurut legenda oleh novelis terkenal Rusia Ivan Turgenev, dilarang dari kompetisi "Pohon Eropa Tahun Ini - 2022". Lebih parah lagi, University of Milano-Bicocca, Italia berupaya menghapus penulis ikonik Rusia Fyodor Dostoevsky dari silabusnya.
Akan tetapi apa yang dilakukan kampus tersebut batal lantaran menuai badai kritik di media sosial Italia. "Melarang Rusia dari acara dan pertemuan olahraga dan budaya internasional adalah respons kekanak-kanakan dan tidak ada gunanya terhadap tindakan Rusia di Ukraina," kata Joe.
"Ini juga merupakan bukti nyata dari ketidaktahuan mendalam penduduk Barat tentang geopolitik global dan keyakinan mereka yang benar-benar salah arah pada media Barat dan pesan pemerintah," tutur Joe menambahkan.
Joe bahkan tegas mengatakan, orang-orang tak berakal memakai senjata dari negara lain untuk berperang adalah tindakan yang jauh lebih berbahaya. Dia lantas menduga, apa yang terjadi pada gerakan Russophobia adalah pelajaran nyata Nazi Jerman, yang sangat konyol. "Pelajaran Nazi Jerman sekarang lebih menonjol daripada sebelumnya," kata Joe.***
Related Post