Harimau, gajah, orang utan, dan hewan-hewan lainnya di kebun binatang kini terancam kelaparan. Dengan mewabahnya virus Corona, kebun binatang-kebun binatang di Indonesia menutup pintu dari pengunjung. Pemasukan tak ada, duit untuk membeli pakan satwa juga terpengaruh.
Sejumlah kebun binatang di Indonesia mulai melaporkan adanya ancaman kelaparan terhadap satwa-satwa mereka. Tak ada lagi masyarakat yang berduyun-duyun memasuki gerbang kebun binatang. Fasilitas hiburan umum ditutup untuk mencegah penularan Corona. Dalam kondisi seperti ini, kebun binatang tidak mendapat pemasukan dari karcis pengunjung.
Sejumlah kebun binatang di Indonesia mulai melaporkan adanya ancaman kelaparan terhadap satwa-satwa mereka. Tak ada lagi masyarakat yang berduyun-duyun memasuki gerbang kebun binatang. Fasilitas hiburan umum ditutup untuk mencegah penularan Corona. Dalam kondisi seperti ini, kebun binatang tidak mendapat pemasukan dari karcis pengunjung.
Kebun Bintang Medan (Medan Zoo) di Sumatera Utara khawatir atas kondisi hewan-hewan di tempatnya. Ada 14 ekor harimau di sini, per ekor butuh 3-4 kg per hari. Setiap hari, pakan hewan menghabiskan uang Rp 3 juta. Harimau dan gajah disebutnya paling banyak membutuhkan biaya tiap hari, belum lagi pakan untuk hewan lain. Mereka kemudian menggalang dana untuk menyelamatkan fauna-fauna di sini.
"Untuk saat ini masih ada untuk makanan hewan. Tapi beberapa hari ke depan belum ada jalan keluar. Pengumpulan koin sedang dilakukan oleh karyawan," ujar Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama, Senin (27/4). Bukan hanya binatangnya yang kena dampak Corona, manusianya juga. Gaji pegawai Medan Zoo terancam tidak terbayar.
"Karena biaya makan hewan dan gaji pegawai hanya mengandalkan dari karcis, tidak ada APBD. Sekarang mohon dana sana-sini dan sebagian pinjam," kata Putrama.Di Garut, Jawa Barat, ada Taman Satwa Cikembulan. Di sini, kondisi sudah darurat. Ratusan satwa terancam mati kelaparan.
Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin, mengatakan taman satwa ini mulai dalam keadaan darurat sejak ditutup pada awal Maret 2020, dampak pandemi COVID-19. Di sini ada 435 satwa berbagai jenis dan spesies. Ada pula 30 pekerja, setengahnya masih bekerja. "Kami sudah sejak awal Maret tidak menerima pengunjung lagi. Saat ini kami mengandalkan tabungan yang ada. Itu pun tidak banyak," kata Rudy dalam keterangan tertulis , Minggu (26/4).
Taman Satwa Cikembulan mengharapkan bantuan dana segera. Dengan tidak adanya pengunjung yang datang, pengelola kekurangan pemasukan. Sedangkan dana yang harus dikeluarkan pihak pengelola untuk operasional dan biaya kehidupan satwa mencapai ratusan juta rupiah setiap bulan. "Kami berharap ada perhatian dari pemerintah karena satwa dilindungi yang ada di kami adalah milik pemerintah," kata Rudy.
Masih di Jawa Barat, Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoological Garden) juga menghadapi masalah serupa. Manajemen terpaksa mengurangi jatah makan satwa sampai setengahnya. Apabila wabah Corona masih terjadi hingga 4 bulan ke depan, skenario terburuk akan diambil, yaitu hewan herbivora, seperti rusa, akan jadi santapan harimau.
"Untuk makanan hewan satwa kita bisa bertahan dari pertengahan April kemarin sampai empat bulan ke depan," kata pihak Manajemen Komunikasi Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafi'i,
"Untuk saat ini masih ada untuk makanan hewan. Tapi beberapa hari ke depan belum ada jalan keluar. Pengumpulan koin sedang dilakukan oleh karyawan," ujar Dirut PD Pembangunan Kota Medan, Putrama, Senin (27/4). Bukan hanya binatangnya yang kena dampak Corona, manusianya juga. Gaji pegawai Medan Zoo terancam tidak terbayar.
"Karena biaya makan hewan dan gaji pegawai hanya mengandalkan dari karcis, tidak ada APBD. Sekarang mohon dana sana-sini dan sebagian pinjam," kata Putrama.Di Garut, Jawa Barat, ada Taman Satwa Cikembulan. Di sini, kondisi sudah darurat. Ratusan satwa terancam mati kelaparan.
Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin, mengatakan taman satwa ini mulai dalam keadaan darurat sejak ditutup pada awal Maret 2020, dampak pandemi COVID-19. Di sini ada 435 satwa berbagai jenis dan spesies. Ada pula 30 pekerja, setengahnya masih bekerja. "Kami sudah sejak awal Maret tidak menerima pengunjung lagi. Saat ini kami mengandalkan tabungan yang ada. Itu pun tidak banyak," kata Rudy dalam keterangan tertulis , Minggu (26/4).
Taman Satwa Cikembulan mengharapkan bantuan dana segera. Dengan tidak adanya pengunjung yang datang, pengelola kekurangan pemasukan. Sedangkan dana yang harus dikeluarkan pihak pengelola untuk operasional dan biaya kehidupan satwa mencapai ratusan juta rupiah setiap bulan. "Kami berharap ada perhatian dari pemerintah karena satwa dilindungi yang ada di kami adalah milik pemerintah," kata Rudy.
Masih di Jawa Barat, Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoological Garden) juga menghadapi masalah serupa. Manajemen terpaksa mengurangi jatah makan satwa sampai setengahnya. Apabila wabah Corona masih terjadi hingga 4 bulan ke depan, skenario terburuk akan diambil, yaitu hewan herbivora, seperti rusa, akan jadi santapan harimau.
"Untuk makanan hewan satwa kita bisa bertahan dari pertengahan April kemarin sampai empat bulan ke depan," kata pihak Manajemen Komunikasi Bandung Zoological Garden, Sulhan Syafi'i,
Related Post =