
Saya dibesarkan bersama kucing, dan anak-anak saya setidaknya memiliki setidaknya dua atau tiga kucing / Kitten yang sudah dianggap sebagai saudara.Jadi benar-benar tidak pernah terlintas dalam pikiran saya ketika seseorang beralasan tidak membawa kucing ke dalam rumah mereka karena ada anak kecil - atau bahkan lebih buruk, memindahkan sementara atau bahkan mengusirnya keluar
Sama seperti yang lainnya, ketika kita melakukannya dengan niat dan persiapan, tinggal di rumah bersama anak-anak dan kucing adalah pengalaman yang fantastis yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Ada beberapa mitos tentang kucing dan anak-anak yang telah beredar selama bertahun-tahun, dan beberapa diantaranya sudah dianggap sebagai suatu kebenaran.
Saya tidak akan menggeneralisasi, dan saya memaklumi bahwa setiap keluarga memiliki budaya dan aturannya masing-masing ; Namun, saya berfikir bahwa selalu ada ruang untuk edukasi. Untuk itu saya akan menyoroti beberapa kesalahpahaman umum dalam hubungan antara kucing dan anak-anak, dan mungkin temuan saya ini akan sedikit memberi pencerahan pada mitos-mitos tersebut
Sama seperti yang lainnya, ketika kita melakukannya dengan niat dan persiapan, tinggal di rumah bersama anak-anak dan kucing adalah pengalaman yang fantastis yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Ada beberapa mitos tentang kucing dan anak-anak yang telah beredar selama bertahun-tahun, dan beberapa diantaranya sudah dianggap sebagai suatu kebenaran.
Saya tidak akan menggeneralisasi, dan saya memaklumi bahwa setiap keluarga memiliki budaya dan aturannya masing-masing ; Namun, saya berfikir bahwa selalu ada ruang untuk edukasi. Untuk itu saya akan menyoroti beberapa kesalahpahaman umum dalam hubungan antara kucing dan anak-anak, dan mungkin temuan saya ini akan sedikit memberi pencerahan pada mitos-mitos tersebut

1. Anak Kecil Dan Balita Akan Berlaku Kasar Pada Kucing
Jika Anak kecil dan Balita tidak diajarkan bermain bersama kucing di usia mudanya dengan sikap yang benar, lalu kapan itu akan dilakukan ? Mengapa harus menunggu? Tentu saja, beberapa balita akan berteriak keras dan bersandar ke tubuh kucing (menindih ), tetapi anak-anak pada usia itu memang sedang senang-senangnya bermain dan menghabiskan waktu dengan diawasi oleh kucing, Lagipula, orang tua juga perlu meluangkan waktu untuk mengajarkan dan melatih anak-anak menjadi bersikap baik pada kucing, serta menjaga suaranya pada intonasi yang lebih lembut. Semakin banyak latihan yang diterima anak, semakin besar kesempatan bagi dia menemukan pendamping yang penuh kasih
Belajar dari pengalaman, terkadang ada teman/saudara lain yang sedang berkunjung ( ikut bermain) dan mereka bisa saja tidak /belum tahu bagaimana memperlakukan kucing dengan benar. Jadi untuk keselamatan kucing dan anak kita, saya akan merekomendasikan untuk menempatkan kucing di ruangan lain dengan pintu yang tertutup selama anak masih di rumah sendiri ( tentu dengan pengawasan kita )
2. Anak-Anak Yang Menderita Alergi Seharusnya Tidak Memiliki Kucing
Saya menulis dengan subyektif seluruh postingan artikel ini karena putri saya memiliki beberapa alergi yang berhubungan dengan hewan peliharaan. Sangat diperlukan untuk mengidentifikasi terlebih dahulu jenis / sumber alergi, apakah karena tungau pada debu atau memang itu benar-benar disebabkan oleh kucing sehingga tidak langsung menjustifikasi bahwa kucinglah penyebab semua ini.
Jika benar anak kita memiliki alergi terhadap kucing, ada beberapa strategi untuk mencoba. Buatlah kamar anak kita sebagai zona bebas kucing, ganti jenis karpet dengan permukaan yang lebih keras dan gunakan alat pembersih udara. Jangan lupa untuk membersihkan karpet dan jok secara teratur secara teratur serta ingatkan anak kita untuk mencuci tangannya setelah bermain dengan kucing.
3. Seekor Kucing Akan Merasa Cemburu Dan Menjadi Nakal Akibat Kehadiran Bayi Baru
Tentu saja, kucing akan tahu sesuatu ketika seorang anggota kecil keluarga muncul di rumah, tetapi tetap saja ada langkah-langkah untuk mengatasi dan mempersiapkan kucing mengalami masa transisi/perubahan secara lebih halus dan kucing masih bisa merasa menjadi bagian keluarga yang digemari. Biarkan saja kucing kucing kita untuk menjelajahi kamar si bayi, mengendus dan menyelidiki setiap lipatan selimut dan boneka beruangnya.
Bahkan kini ada juga CD yang khusus atau versi aplikasi HP yang berisi suara bayi dengan berbagai versi teriakan, bisikan dan tangisan , sehingga dengan begitu k ucing kita akan merasa terbiasa dengan berbagai bunyi-bunyian tersebut. Ini adalah ide bagus untuk melatih mengkondisikan kucing secara konsisten, jadi gambarannya ketika CD tersebut diputar dia akan belajar mengembangkan rasa aman serta tidak takut ketika sosok bayi yang sebenarnya datang. dan jangan lupa tentunya untuk menjadwalkan bermain dengan kucing kita !
Jika Anak kecil dan Balita tidak diajarkan bermain bersama kucing di usia mudanya dengan sikap yang benar, lalu kapan itu akan dilakukan ? Mengapa harus menunggu? Tentu saja, beberapa balita akan berteriak keras dan bersandar ke tubuh kucing (menindih ), tetapi anak-anak pada usia itu memang sedang senang-senangnya bermain dan menghabiskan waktu dengan diawasi oleh kucing, Lagipula, orang tua juga perlu meluangkan waktu untuk mengajarkan dan melatih anak-anak menjadi bersikap baik pada kucing, serta menjaga suaranya pada intonasi yang lebih lembut. Semakin banyak latihan yang diterima anak, semakin besar kesempatan bagi dia menemukan pendamping yang penuh kasih
Belajar dari pengalaman, terkadang ada teman/saudara lain yang sedang berkunjung ( ikut bermain) dan mereka bisa saja tidak /belum tahu bagaimana memperlakukan kucing dengan benar. Jadi untuk keselamatan kucing dan anak kita, saya akan merekomendasikan untuk menempatkan kucing di ruangan lain dengan pintu yang tertutup selama anak masih di rumah sendiri ( tentu dengan pengawasan kita )
2. Anak-Anak Yang Menderita Alergi Seharusnya Tidak Memiliki Kucing
Saya menulis dengan subyektif seluruh postingan artikel ini karena putri saya memiliki beberapa alergi yang berhubungan dengan hewan peliharaan. Sangat diperlukan untuk mengidentifikasi terlebih dahulu jenis / sumber alergi, apakah karena tungau pada debu atau memang itu benar-benar disebabkan oleh kucing sehingga tidak langsung menjustifikasi bahwa kucinglah penyebab semua ini.
Jika benar anak kita memiliki alergi terhadap kucing, ada beberapa strategi untuk mencoba. Buatlah kamar anak kita sebagai zona bebas kucing, ganti jenis karpet dengan permukaan yang lebih keras dan gunakan alat pembersih udara. Jangan lupa untuk membersihkan karpet dan jok secara teratur secara teratur serta ingatkan anak kita untuk mencuci tangannya setelah bermain dengan kucing.
3. Seekor Kucing Akan Merasa Cemburu Dan Menjadi Nakal Akibat Kehadiran Bayi Baru
Tentu saja, kucing akan tahu sesuatu ketika seorang anggota kecil keluarga muncul di rumah, tetapi tetap saja ada langkah-langkah untuk mengatasi dan mempersiapkan kucing mengalami masa transisi/perubahan secara lebih halus dan kucing masih bisa merasa menjadi bagian keluarga yang digemari. Biarkan saja kucing kucing kita untuk menjelajahi kamar si bayi, mengendus dan menyelidiki setiap lipatan selimut dan boneka beruangnya.
Bahkan kini ada juga CD yang khusus atau versi aplikasi HP yang berisi suara bayi dengan berbagai versi teriakan, bisikan dan tangisan , sehingga dengan begitu k ucing kita akan merasa terbiasa dengan berbagai bunyi-bunyian tersebut. Ini adalah ide bagus untuk melatih mengkondisikan kucing secara konsisten, jadi gambarannya ketika CD tersebut diputar dia akan belajar mengembangkan rasa aman serta tidak takut ketika sosok bayi yang sebenarnya datang. dan jangan lupa tentunya untuk menjadwalkan bermain dengan kucing kita !
4. Seekor Kucing Akan Menghirup Nafas Bayi Atau Bahkan Menahan Pernafasannya
Ini hanyalah sebuah mitos yang dihembuskan lewat obrolan mulut ke mulut dari para ibu yang tidak memiliki dasar ilmiah. Tentu kucing bisa tertarik dengan bau susu di mulut si bayi, tetapi mereka tidak akan "menghirup nafas" dari bayi.
Kucing adalah tipikal hewan pencari panas (kehangatan) jadi insting dasar kucing ingin meringkuk di samping bayi sekedar untuk mencari kehangatan dan kenyamanan,meskipun demikian kita sebagai orang tua haruslah tetap mengawasi. Dan bukankah hal tersebut adalah pemandangan yang indah disamping kita akan terbantu dalam pengawasan bayi ?
5. Anjing Adalah Sahabat Yang Lebih Baik Untuk Anak-Anak
Seringkali kita mendengar ungkapan, "Anak kecil dan Anjingnya" dan media tidak sering menggambarkan tentang jalinan persahabatan yang menyenangkan antara “Anak Kecil dan Kucingnya”.Alasan mereka lebih banyak mengekspose persahabatan antara anjing dengan anak ini perlu dimaklumi karena tentu saja anjing adalah hewan yang lebih aktif sehingga anak kecil lebih suka mengajaknya berjalan-jalan dan bermain ke lapangan luas dengan permainan yang membutuhkan energi tinggi misalnya seperti lempar bola/lembing dan itu tidak bisa dilakukan sepenuhnya bila dengan kucing.
Tapi berdasar pengalaman saya, kucing tetap bisa menjadi sahabat yang sangat baik untuk anak-anak, terutama jika kita sedang melatih anak kita pada usia dini tentang bagaimana cara memperlakukan kucing dengan penuh kasih sayang. Kucing saya selalu nyaman menghabiskan waktu bersama kedua anak saya , baik itu ketika bermain dengan permainan tongkat atau hanya sekedar meringkuk bersama-sama menonton kartun. Tentu saja, itu lebih semacam “persahabatan yang lebih tenang”, dan tetap saja terasa indah untuk dilihat ;)
Apa pendapat Sobat Meongers tentang mitos diatas ?
Bagi pengalaman kamu di kolom komentar ya... ;) !
Ini hanyalah sebuah mitos yang dihembuskan lewat obrolan mulut ke mulut dari para ibu yang tidak memiliki dasar ilmiah. Tentu kucing bisa tertarik dengan bau susu di mulut si bayi, tetapi mereka tidak akan "menghirup nafas" dari bayi.
Kucing adalah tipikal hewan pencari panas (kehangatan) jadi insting dasar kucing ingin meringkuk di samping bayi sekedar untuk mencari kehangatan dan kenyamanan,meskipun demikian kita sebagai orang tua haruslah tetap mengawasi. Dan bukankah hal tersebut adalah pemandangan yang indah disamping kita akan terbantu dalam pengawasan bayi ?
5. Anjing Adalah Sahabat Yang Lebih Baik Untuk Anak-Anak
Seringkali kita mendengar ungkapan, "Anak kecil dan Anjingnya" dan media tidak sering menggambarkan tentang jalinan persahabatan yang menyenangkan antara “Anak Kecil dan Kucingnya”.Alasan mereka lebih banyak mengekspose persahabatan antara anjing dengan anak ini perlu dimaklumi karena tentu saja anjing adalah hewan yang lebih aktif sehingga anak kecil lebih suka mengajaknya berjalan-jalan dan bermain ke lapangan luas dengan permainan yang membutuhkan energi tinggi misalnya seperti lempar bola/lembing dan itu tidak bisa dilakukan sepenuhnya bila dengan kucing.
Tapi berdasar pengalaman saya, kucing tetap bisa menjadi sahabat yang sangat baik untuk anak-anak, terutama jika kita sedang melatih anak kita pada usia dini tentang bagaimana cara memperlakukan kucing dengan penuh kasih sayang. Kucing saya selalu nyaman menghabiskan waktu bersama kedua anak saya , baik itu ketika bermain dengan permainan tongkat atau hanya sekedar meringkuk bersama-sama menonton kartun. Tentu saja, itu lebih semacam “persahabatan yang lebih tenang”, dan tetap saja terasa indah untuk dilihat ;)
Apa pendapat Sobat Meongers tentang mitos diatas ?
Bagi pengalaman kamu di kolom komentar ya... ;) !
Related Post =
CARA MEMBUAT KUCING BAHAGIA
Cara Membuat Rumah Kucing Sederhana
Persamaan Panther dan Kucing hitam
Aksi Lempar Kucing ala Pengantin Wanita
Hari Pertama Pembukaan Cafe Kucing di New York