Saat memutuskan untuk memelihara kucing, artinya kamu sudah berkomitmen untuk terus bertanggung jawab. Kamu harus memenuhi kebutuhan kucing akan makanan, kasih sayang dan kesehatan.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan kucing akan kesehatan adalah dengan memberi Si manis vaksin yang lengkap. Penting untuk mendiskusikan rekomendasi vaksinasi dengan dokter hewan, karena waktu interval antara vaksinasi dapat bervariasi tergantung pada usia anak kucing.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan kucing akan kesehatan adalah dengan memberi Si manis vaksin yang lengkap. Penting untuk mendiskusikan rekomendasi vaksinasi dengan dokter hewan, karena waktu interval antara vaksinasi dapat bervariasi tergantung pada usia anak kucing.
Sebagian besar rekomendasi vaksinasi anak kucing sama terlepas dari asal anak kucing, tetapi mungkin ada beberapa variabel tergantung pada apakah anak kucing akan hidup di dalam ruangan atau tidak. Lalu, apa saja daftar vaksin yang harus didapatkan oleh anak kucing? Berikut penjelasannya
1. Periksakan dulu kesehatannya
Ada beberapa hal yang harus kamu lakukan segera untuk memastikan anak kucingmu bebas dari parasit dan virus:
Pertama, mintalah dokter hewan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap dan menyeluruh.
Kedua, pastikan anak kucing diuji cacingan dan diobati jika perlu. Beberapa cacing ini berpotensi berbahaya bagi manusia.
Ketiga, uji anak kucing terhadap infeksi “retrovirus” seperti Feline AIDS (FIV) dan Feline Leukemia virus (FeLV). Setelah langkah-langkah ini diambil dan anak kucing dinyatakan sehat, kamu harus mulai memikirkan untuk memvaksinasi untuk memastikan dia tetap sehat.
2. Daftar vaksinasi
Dilansir dari Pet Health Network, Rabu (12/5/2021), dokter hewan Mike Paul, DVM memberikan rekomendasi untuk memulai vaksinasi pada usia sekitar 8 minggu, berlanjut hingga anak kucing berusia 4 bulan.
Menurut American Association of Feline Practitioners (AAFP), vaksin inti (yang direkomendasikan untuk SEMUA kucing) adalah feline panleukopenia virus (FPV), feline herpesvirus-1 (FHV-1), dan feline calicivirus (FCV) juga sebagai Rabies.
Feline Rhinotracheitis, seperti Feline Calicivirus adalah infeksi saluran pernapasan dan dapat menjadi kronis jika anak kucing sakit, jadi vaksin ini juga dapat direkomendasikan oleh dokter hewan.
Selain itu, dokter hewan mungkin merekomendasikan vaksinasi Feline Leukemia Virus (FeLV). Memang, kucing rumahan tidak berisiko tinggi terkena penyakit ini, tetapi kamu tidak pernah bisa 100% yakin bahwa anak kucing tersebut tidak akan pernah keluar atau diperkenalkan dengan anak kucing baru di kemudian hari.
3. Jadwal vaksinasi
Jika pemilik dan dokter hewan sudah memutuskan bahwa vaksin ini tepat, dokter akan membuat jadwal untuk 4 bulan pertama. Kemudian, 12 bulan lagi, anak kucing harus divaksinasi ulang untuk melawan semua penyakit ini (penguat).
Dokter hewan merekomendasikan vaksinasi ulang tahunan untuk melawan penyakit ini tetapi penelitian dan pengalaman telah membuktikan bahwa booster tahunan tidak selalu diperlukan. Dokter hewan akan dapat memberi tahu kamu tentang interval vaksinasi yang tepat.
4. Risiko vaksinasi
Anak kucing memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, kita perlu merawatnya dengan perhatian ekstra, mulai dari memberi makan hingga mengajarinya buang air. Seperti prosedur medis lainnya, ada beberapa risiko yang terkait dengan vaksin.
Risiko tersebut berkisar dari kecil hingga sangat serius dan memiliki potensi untuk menyertakan efek samping seperti:
Kelesuan Anoreksia
Demam Limfadenomegali regional
Rasa sakit Abortus
Radang otak Polineuritis
Radang sendi Kejang
Perubahan perilaku Rambut rontok atau perubahan warna di tempat suntikan
Penyakit pernapasan
Alergi (hipersensitivitas) dan reaksi yang disebabkan oleh kekebalan mungkin termasuk:
- Kegagalan untuk mengimunisasi sepenuhnya
- Tumorigenesis (sarkoma terkait vaksin atau tumor lain)
- Gangguan infeksi / inflamasi multisistemik pada kucing muda
- Imunosupresi yang diinduksi oleh vaksin
Daftar ini seharusnya tidak membuat kamu takut akan keputusan untuk memvaksin kucingmu. Konsultasikan semua dengan dokter hewan agar kucing tetap sehat dan mendapatkan vaksinasi yang tepat.
1. Periksakan dulu kesehatannya
Ada beberapa hal yang harus kamu lakukan segera untuk memastikan anak kucingmu bebas dari parasit dan virus:
Pertama, mintalah dokter hewan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap dan menyeluruh.
Kedua, pastikan anak kucing diuji cacingan dan diobati jika perlu. Beberapa cacing ini berpotensi berbahaya bagi manusia.
Ketiga, uji anak kucing terhadap infeksi “retrovirus” seperti Feline AIDS (FIV) dan Feline Leukemia virus (FeLV). Setelah langkah-langkah ini diambil dan anak kucing dinyatakan sehat, kamu harus mulai memikirkan untuk memvaksinasi untuk memastikan dia tetap sehat.
2. Daftar vaksinasi
Dilansir dari Pet Health Network, Rabu (12/5/2021), dokter hewan Mike Paul, DVM memberikan rekomendasi untuk memulai vaksinasi pada usia sekitar 8 minggu, berlanjut hingga anak kucing berusia 4 bulan.
Menurut American Association of Feline Practitioners (AAFP), vaksin inti (yang direkomendasikan untuk SEMUA kucing) adalah feline panleukopenia virus (FPV), feline herpesvirus-1 (FHV-1), dan feline calicivirus (FCV) juga sebagai Rabies.
Feline Rhinotracheitis, seperti Feline Calicivirus adalah infeksi saluran pernapasan dan dapat menjadi kronis jika anak kucing sakit, jadi vaksin ini juga dapat direkomendasikan oleh dokter hewan.
Selain itu, dokter hewan mungkin merekomendasikan vaksinasi Feline Leukemia Virus (FeLV). Memang, kucing rumahan tidak berisiko tinggi terkena penyakit ini, tetapi kamu tidak pernah bisa 100% yakin bahwa anak kucing tersebut tidak akan pernah keluar atau diperkenalkan dengan anak kucing baru di kemudian hari.
3. Jadwal vaksinasi
Jika pemilik dan dokter hewan sudah memutuskan bahwa vaksin ini tepat, dokter akan membuat jadwal untuk 4 bulan pertama. Kemudian, 12 bulan lagi, anak kucing harus divaksinasi ulang untuk melawan semua penyakit ini (penguat).
Dokter hewan merekomendasikan vaksinasi ulang tahunan untuk melawan penyakit ini tetapi penelitian dan pengalaman telah membuktikan bahwa booster tahunan tidak selalu diperlukan. Dokter hewan akan dapat memberi tahu kamu tentang interval vaksinasi yang tepat.
4. Risiko vaksinasi
Anak kucing memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, kita perlu merawatnya dengan perhatian ekstra, mulai dari memberi makan hingga mengajarinya buang air. Seperti prosedur medis lainnya, ada beberapa risiko yang terkait dengan vaksin.
Risiko tersebut berkisar dari kecil hingga sangat serius dan memiliki potensi untuk menyertakan efek samping seperti:
Kelesuan Anoreksia
Demam Limfadenomegali regional
Rasa sakit Abortus
Radang otak Polineuritis
Radang sendi Kejang
Perubahan perilaku Rambut rontok atau perubahan warna di tempat suntikan
Penyakit pernapasan
Alergi (hipersensitivitas) dan reaksi yang disebabkan oleh kekebalan mungkin termasuk:
- Kegagalan untuk mengimunisasi sepenuhnya
- Tumorigenesis (sarkoma terkait vaksin atau tumor lain)
- Gangguan infeksi / inflamasi multisistemik pada kucing muda
- Imunosupresi yang diinduksi oleh vaksin
Daftar ini seharusnya tidak membuat kamu takut akan keputusan untuk memvaksin kucingmu. Konsultasikan semua dengan dokter hewan agar kucing tetap sehat dan mendapatkan vaksinasi yang tepat.
Related Post