Tidak seorang pemilik pun menginginkan kucing mereka nakal. Tapi secara tidak sengaja sikap pemilik justru malah memicu perilaku buruk si kucing. Jika sudah begitu, pemilik menyalahkan kucing dan menganggap dia nakal dan susah diatur.
Carly Heiber, seorang pakar perilaku dan psikologi kucing, menyatakan para pemilik sering terbawa emosi saat menghadapi kenakalan kucing. Mereka marah, menghukum atau menakut-nakuti kucing, yang justru menjadi bumerang bagi pemilik karena kucing akan terus mengulangi perilaku buruknya, bahkan bisa menjadi lebih parah.
Hal-hal yang berhubungan pengekangan naluri kucing oleh pemilik, hanya akan membuat si kucing tertekan dan tidak menghentikan sikap yang dianggap buruk oleh pemiliknya tersebut.
Kucing menggaruk sofa, memberi tanda area tertentu dengan pipisnya (spray), mengambil makanan di atas meja, buang kotoran sembarangan, mengacak-acak rumah, merupakan hal-hal yang dianggap sebagai kenakalan kucing namun sayangnya semua hal tersebut berhubungan dengan naluri kucing.
Menurut Heiber, kesalahan utama para pemilik adalah melarang kucing dengan memarahi bukan malah mengarahkan kucing untuk melampiaskan nalurinya secara benar.
Mengarahkan kucing dapat dilakukan dengan melatih mereka, serta menyediakan barang atau tempat tertentu yang mampu memberi nyaman pada kucing untuk tetap mengikuti nalurinya sebagai kucing.
Contoh, menempatkan alat penggaruk sehingga kucing tak lagi berminat menggaruk sofa, membelikan mainan dan mengajak bermain agar kucing tak berminat mengacak rumah, menempatkan litter box di area nyaman maka kucing akan merasa nyaman saat buang air, menurunkan kucing dari meja dengan memberi cemilan di tempat lain agar kucing menganggap makanan di meja tak terlalu ‘menggiurkan’, dan lainnya.
Kucing tak mampu mengasosiasikan kemarahan adalah hukuman atas tindakan yang salah, sehingga percuma memarahi atau menghukum mereka. Bahkan Heiber menerangkan kenakalan kucing dapat menjadi indikator bagi pemilik untuk introspeksi diri bahwa ada hal yang luput atau salah diberlakukan pada kucing.
Hal-hal yang berhubungan pengekangan naluri kucing oleh pemilik, hanya akan membuat si kucing tertekan dan tidak menghentikan sikap yang dianggap buruk oleh pemiliknya tersebut.
Kucing menggaruk sofa, memberi tanda area tertentu dengan pipisnya (spray), mengambil makanan di atas meja, buang kotoran sembarangan, mengacak-acak rumah, merupakan hal-hal yang dianggap sebagai kenakalan kucing namun sayangnya semua hal tersebut berhubungan dengan naluri kucing.
Menurut Heiber, kesalahan utama para pemilik adalah melarang kucing dengan memarahi bukan malah mengarahkan kucing untuk melampiaskan nalurinya secara benar.
Mengarahkan kucing dapat dilakukan dengan melatih mereka, serta menyediakan barang atau tempat tertentu yang mampu memberi nyaman pada kucing untuk tetap mengikuti nalurinya sebagai kucing.
Contoh, menempatkan alat penggaruk sehingga kucing tak lagi berminat menggaruk sofa, membelikan mainan dan mengajak bermain agar kucing tak berminat mengacak rumah, menempatkan litter box di area nyaman maka kucing akan merasa nyaman saat buang air, menurunkan kucing dari meja dengan memberi cemilan di tempat lain agar kucing menganggap makanan di meja tak terlalu ‘menggiurkan’, dan lainnya.
Kucing tak mampu mengasosiasikan kemarahan adalah hukuman atas tindakan yang salah, sehingga percuma memarahi atau menghukum mereka. Bahkan Heiber menerangkan kenakalan kucing dapat menjadi indikator bagi pemilik untuk introspeksi diri bahwa ada hal yang luput atau salah diberlakukan pada kucing.
Related Post =