Pernahkah Anda memperhatikan kucing peliharaan tiba-tiba lari ke sana ke mari atau sangat aktif di malam hari, lengkap dengan suara mengeong tanpa henti?
Perilaku hiperaktif pada kucing ini mungkin mengejutkan bagi kita. Sayangnya, bahasa tubuh kucing tidak mudah dibaca, tidak seperti bahasa tubuh anjing. Berikut beberapa penyebab kucing bertingkah hiperaktif.
Perilaku hiperaktif pada kucing ini mungkin mengejutkan bagi kita. Sayangnya, bahasa tubuh kucing tidak mudah dibaca, tidak seperti bahasa tubuh anjing. Berikut beberapa penyebab kucing bertingkah hiperaktif.
Kenapa kucing bertingkah hiperaktif?
Tidak peduli jenisnya, semua kucing memiliki momen ketika mereka berlari melintasi ruangan, mengeong tanpa henti, dan bertindak seolah-olah sedang dikejar. Mereka melesat, berlari kencang, melihat ke mana-mana dan kemudian tiba-tiba berhenti.
Kucing mungkin menghibur dirinya sendiri dengan aktivitas liar atau melompat ke tempat tidur untuk mengais kaki, siku, rambut, atau wajah Anda agar Anda ikut bersenang-senang.
Alasan untuk perilaku hiperaktif dan terkadang lucu ini bervariasi.
1. Naluri predator
Kucing adalah predator alami, dan kucing peliharaan dalam ruangan mempertahankan naluri ini sampai batas tertentu. Terkadang, kucing yang bertingkah hiperaktif sebenarnya menunjukkan perilaku berburu, manuver bertarung, atau teknik melarikan diri.
Seekor kucing rumahan yang tidak harus berburu makanannya masih perlu membakar energinya yang terpendam, dan mungkin dalam bentuk perilaku yang tampaknya gila.
Mainan, seperti tikus, catnip, laser pointer, teka-teki makanan, dan tongkat bulu mendorong kucing untuk menggunakan naluri alaminya untuk meraih, mengejar, dan melompat. Latihan ini sangat penting untuk kucing jika tidak menghabiskan waktu di luar ruangan.
2. Naluri nokturnal
Alasan lain perilaku kucing yang hiperaktif bisa jadi karena beberapa kucing aktif di malam hari dan menjadi lebih aktif di malam hari. Jika kucing tidak cukup berolahraga di siang hari, ia mungkin bertingkah hiperaktif.
Banyak kucing rumahan menghabiskan hari-harinya sendirian di dalam ruangan saat pemiliknya sedang bekerja. Ketika pemiliknya pulang pada malam hari, kucing mungkin sangat aktif dan ingin bermain.
Jika tidak ada pelampiasan untuk semua energi ini, kucing mungkin menunjukkan perilaku hiperaktif. Anak kucing, khususnya, bisa sangat enerjik.
3. Pikun
Jika kucing Anda sudah tua, mungkin ia bertingkah hiperaktif karena disfungsi kognitif atau kepikunan. Seiring bertambahnya usia hewan peliharaan, otaknya mungkin mulai berfungsi secara berbeda dan menyebabkannya menunjukkan perilaku aneh tanpa alasan yang jelas.
4. Kutu
Terkadang kucing bertingkah hiperaktif dan terlihat seperti ada yang menggigitnya secara sporadis karena ada kutu. Khususnya saat mengeong, kucing mungkin sangat sensitif terhadap gigitan kutu atau hanya merasa gatal di tempat yang tidak dapat dijangkaunya.
Jika Anda menduga kucing kutuan, obati semua hewan berbulu di rumah dengan obat kutu kucing, yang dirancang untuk membunuh dan mencegah kutu. Anda juga harus menemui dokter hewan untuk menentukan apakah ada infeksi kulit sekunder akibat alergi kutu yang perlu diobati.
Anda juga perlu membersihkan rumah dengan menyedot debu, mencuci kain alas tidur kucing, dan menggunakan semprotan jika direkomendasikan oleh dokter hewan. Setelah kutu hilang, kucing akan menghentikan perilaku ini.
5. Feline Hyperesthesia Syndrome (FHS)
Feline hyperesthesia syndrome (FHS) adalah alasan langka mengapa kucing bisa bertingkah hiperaktif, meskipun penyakit ini paling sering menyerang kucing dewasa dan penyebabnya tidak diketahui.
Diskusikan kemungkinan FHS dengan dokter hewan jika Anda memperhatikan gejala seperti berikut ini.
- Kulit di punggung kucing tampak beriak saat ia berlarian.
- Kucing sering menggigit punggung di atas ekornya, bahkan setelah Anda merawatnya dengan
benar jika ia kutuan.
- Mengelus pangkal ekor atau punggung kucing memicunya untuk merawat, menggaruk, atau
menggigit area tersebut secara berlebihan dan kemudian berlarian di sekitar rumah dengan gila-
gilaan.
Tidak peduli jenisnya, semua kucing memiliki momen ketika mereka berlari melintasi ruangan, mengeong tanpa henti, dan bertindak seolah-olah sedang dikejar. Mereka melesat, berlari kencang, melihat ke mana-mana dan kemudian tiba-tiba berhenti.
Kucing mungkin menghibur dirinya sendiri dengan aktivitas liar atau melompat ke tempat tidur untuk mengais kaki, siku, rambut, atau wajah Anda agar Anda ikut bersenang-senang.
Alasan untuk perilaku hiperaktif dan terkadang lucu ini bervariasi.
1. Naluri predator
Kucing adalah predator alami, dan kucing peliharaan dalam ruangan mempertahankan naluri ini sampai batas tertentu. Terkadang, kucing yang bertingkah hiperaktif sebenarnya menunjukkan perilaku berburu, manuver bertarung, atau teknik melarikan diri.
Seekor kucing rumahan yang tidak harus berburu makanannya masih perlu membakar energinya yang terpendam, dan mungkin dalam bentuk perilaku yang tampaknya gila.
Mainan, seperti tikus, catnip, laser pointer, teka-teki makanan, dan tongkat bulu mendorong kucing untuk menggunakan naluri alaminya untuk meraih, mengejar, dan melompat. Latihan ini sangat penting untuk kucing jika tidak menghabiskan waktu di luar ruangan.
2. Naluri nokturnal
Alasan lain perilaku kucing yang hiperaktif bisa jadi karena beberapa kucing aktif di malam hari dan menjadi lebih aktif di malam hari. Jika kucing tidak cukup berolahraga di siang hari, ia mungkin bertingkah hiperaktif.
Banyak kucing rumahan menghabiskan hari-harinya sendirian di dalam ruangan saat pemiliknya sedang bekerja. Ketika pemiliknya pulang pada malam hari, kucing mungkin sangat aktif dan ingin bermain.
Jika tidak ada pelampiasan untuk semua energi ini, kucing mungkin menunjukkan perilaku hiperaktif. Anak kucing, khususnya, bisa sangat enerjik.
3. Pikun
Jika kucing Anda sudah tua, mungkin ia bertingkah hiperaktif karena disfungsi kognitif atau kepikunan. Seiring bertambahnya usia hewan peliharaan, otaknya mungkin mulai berfungsi secara berbeda dan menyebabkannya menunjukkan perilaku aneh tanpa alasan yang jelas.
4. Kutu
Terkadang kucing bertingkah hiperaktif dan terlihat seperti ada yang menggigitnya secara sporadis karena ada kutu. Khususnya saat mengeong, kucing mungkin sangat sensitif terhadap gigitan kutu atau hanya merasa gatal di tempat yang tidak dapat dijangkaunya.
Jika Anda menduga kucing kutuan, obati semua hewan berbulu di rumah dengan obat kutu kucing, yang dirancang untuk membunuh dan mencegah kutu. Anda juga harus menemui dokter hewan untuk menentukan apakah ada infeksi kulit sekunder akibat alergi kutu yang perlu diobati.
Anda juga perlu membersihkan rumah dengan menyedot debu, mencuci kain alas tidur kucing, dan menggunakan semprotan jika direkomendasikan oleh dokter hewan. Setelah kutu hilang, kucing akan menghentikan perilaku ini.
5. Feline Hyperesthesia Syndrome (FHS)
Feline hyperesthesia syndrome (FHS) adalah alasan langka mengapa kucing bisa bertingkah hiperaktif, meskipun penyakit ini paling sering menyerang kucing dewasa dan penyebabnya tidak diketahui.
Diskusikan kemungkinan FHS dengan dokter hewan jika Anda memperhatikan gejala seperti berikut ini.
- Kulit di punggung kucing tampak beriak saat ia berlarian.
- Kucing sering menggigit punggung di atas ekornya, bahkan setelah Anda merawatnya dengan
benar jika ia kutuan.
- Mengelus pangkal ekor atau punggung kucing memicunya untuk merawat, menggaruk, atau
menggigit area tersebut secara berlebihan dan kemudian berlarian di sekitar rumah dengan gila-
gilaan.
Related Post