Sudah lebih dari kurun waktu 9500 tahun lalu kucing menjadi sahabat baik manusia sebagai hewan peliharaan, dan sampai sekarang tingkah laku mereka masih saja menarik untuk diteliti. Seperti yang dilakukan oleh John Bradshaw, seorang pakar perilaku kucing dari Universitas Bristol, Inggris.
Didalam bukunya Cat Sense, dia mengungkapkan bahwa ternyata kucing memperlakukan manusia tak ubahnya seperti mereka memperlakukan sesama kucing.
Didalam bukunya Cat Sense, dia mengungkapkan bahwa ternyata kucing memperlakukan manusia tak ubahnya seperti mereka memperlakukan sesama kucing.
Dari awal tahun 80-an, Bradshaw telah mengamati kucing bersosialisasi. Baik kucing liar, kucing yang hidup di penampungan, dan peliharaan. Ia juga mencermati cara kucing bermain serta memperlakukan manusia. Ternyata bila anjing memperlakukan manusia secara berbeda, bahkan dari cara bermain sekalipun, kucing justru sebaliknya.
Kucing memperlakukan manusia seperti mereka memperlakukan sesama kucing. Maka tak heran dalam penggambaran tentang kucing, sering diilustrasikan betapa kucing berlaku seenaknya, cenderung tidak sopan dan tidak menghargai. Misalnya menyundulkan kepalanya, melompat untuk dipangku, memaksa dibelai, dan lainnya. Harap maklum saja, di dunia kucing sih sikap mereka itu wajar-wajar saja.
Perhatikan saat mengajak kucing tidur, tanpa ragu mereka bersikap seperti tidur dengan sesama kucing. Menaruh wajah dan badan dimana saja mereka mau, malah kadang menjilati juga. Begitu pula cara mereka menyatakan kepemilikan pada manusia, cara mereka menyatakan cinta, dan lainnya. Hampir semua yang dilakukan kucing pada manusia adalah “cara kucing”.
Namun bukan berarti kucing tidak tahu bahwa mereka berbeda jenis dengan manusia. Karena untuk manusia yang tak dikenalinya, kucing tak memperlakukan “cara”nya. Bahkan bila ada lebih dari satu orang di rumah, belum tentu kucing berlaku sama pada keduanya. Semua tergantung pada “penilaian” si kucing terhadap manusia.
Disebutkan pula oleh Bradshaw, setelah hidup ribuan tahun bersama manusia bukan berarti kucing selalu mengedepankan egoismenya. Kucing juga belajar beradaptasi dengan kehidupan manusia, diantaranya mereka bisa dilatih untuk hidup dalam ‘etika’ manusia. Namun yang sering terjadi sih, justru manusia menyukai kucing karena senang diperlakukan seperti kucing oleh mereka.
Kucing memperlakukan manusia seperti mereka memperlakukan sesama kucing. Maka tak heran dalam penggambaran tentang kucing, sering diilustrasikan betapa kucing berlaku seenaknya, cenderung tidak sopan dan tidak menghargai. Misalnya menyundulkan kepalanya, melompat untuk dipangku, memaksa dibelai, dan lainnya. Harap maklum saja, di dunia kucing sih sikap mereka itu wajar-wajar saja.
Perhatikan saat mengajak kucing tidur, tanpa ragu mereka bersikap seperti tidur dengan sesama kucing. Menaruh wajah dan badan dimana saja mereka mau, malah kadang menjilati juga. Begitu pula cara mereka menyatakan kepemilikan pada manusia, cara mereka menyatakan cinta, dan lainnya. Hampir semua yang dilakukan kucing pada manusia adalah “cara kucing”.
Namun bukan berarti kucing tidak tahu bahwa mereka berbeda jenis dengan manusia. Karena untuk manusia yang tak dikenalinya, kucing tak memperlakukan “cara”nya. Bahkan bila ada lebih dari satu orang di rumah, belum tentu kucing berlaku sama pada keduanya. Semua tergantung pada “penilaian” si kucing terhadap manusia.
Disebutkan pula oleh Bradshaw, setelah hidup ribuan tahun bersama manusia bukan berarti kucing selalu mengedepankan egoismenya. Kucing juga belajar beradaptasi dengan kehidupan manusia, diantaranya mereka bisa dilatih untuk hidup dalam ‘etika’ manusia. Namun yang sering terjadi sih, justru manusia menyukai kucing karena senang diperlakukan seperti kucing oleh mereka.
Related Post =