
Jujur ini adalah konsultasi yang cukup sulit untuk ditangani. Sebut saja Ibu Wien, beliau baru-baru ini telah mengadopsi seekor kucing sehingga dirumahnya sekarang ada sejumlah 6 ekor ( cukup banyak ya.. ) perlu diingat, sebelum kedatangan kucing baru, kita telah mencatat dan memberi tanda spot area pada masing-masing kelima kucingnya untuk keperluan identifikasi. Tapi apakah mungkin kucing baru tersebut “tersangkanya” ? Apa karena masalah medis, perilaku atau kombinasi keduanya ?
Catmin kemudian meminta Ibu Wien untuk mengisolasi salah satu kucing pada waktu di tempat tidur. Kami juga mendapati bahwa Abby, anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun juga ikut-ikutan pipis di karpet yang letaknya dibawah tempat tidur. Namun, salah satu dari lima kucing lain juga mengencingi tirai ruang tamu . Nah lo.. kita sekarang memiliki dua tersangka ;) !
Catmin kemudian meminta Ibu Wien untuk mengisolasi salah satu kucing pada waktu di tempat tidur. Kami juga mendapati bahwa Abby, anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun juga ikut-ikutan pipis di karpet yang letaknya dibawah tempat tidur. Namun, salah satu dari lima kucing lain juga mengencingi tirai ruang tamu . Nah lo.. kita sekarang memiliki dua tersangka ;) !

Perlu diketahui bahwa cabang ilmu yang mempelajari kasus-kasus seperti ini adalah Urinalisis. Dan hasil tes laboratorium pada Abby menyatakan bahwa ia memang memiliki kondisi medis yang memungkinkan sering pipis sembarangan disetiap tempat ( termasuk diluar rumah ) dan belum melewati fase kesadaran diri terhadap lingkungan , tapi sekarang dia sudah mulai tidak lagi pipis di kamar tidur, jadi tersangka kedua sudah teridentifikasi ;)
Cukup Membingungkan -_-
Mengacak-acak rumah, pups diluar Litter Box sebenarnya adalah hal yang lumrah dan bukan dikarenakan kasus medis , ini masih tergolong masalah perilaku. Biasanya merupakan bentuk respon kucing yang normal terhadap perubahan / stimulus lingkungan.
Nah yang terakhir, dan merupakan penyebab yang paling umum dari kucing yang mengotori rumah, termasuk masalah kucing tidak mau menggunakan Litter Box mungkin karena jenis pasir didalamnya ataupun posisi letak dari Litter Box. Keengganan ini mungkin timbul dikarenakan rasa sakit dari masalah medis , takut setelah diserang kucing lain atau didalam Litter Box sudah terlalu bau karena jarang dibersihkan. Seorang spesialis behavioral dapat membantu mengkategorikan mengapa kucing berhenti menggunakan Litter Box dan memberikan terapi agar Kucing kembali lagi kesana.
Seperti yang kita ketahui bahwa Kucing menandai teritori/wilayahnya dengan urine, ini hubungannya bila terjadi kompetisi dengan kucing lain ketika sedang masa kawin / ketersediaan seksual. Perilaku seperti ini lebih sering dijumpai pada kucing jantan.
Beberapa kucing memberikan tanda ( marking ) dengan pups mereka, mungkin bila Sobat Meongers pernah melihat kotoran kucing diantara rerumputan halaman rumah yang tidak ditimbun ? tapi sebagian yang lain memberi tanda teritorinya dengan melakukan spray urine.
Kucing biasanya melepaskan pupsnya di permukaan tanah yang rata dan area yang sering menjadi lalu lintas pergerakan kucing yang lain dengan tujuan untuk mencari perhatian, seolah-olah berkata : Hey, ini daerah kekuasaanku ! Lain halnya dengan metode melepaskan urine, kucing berdiri dengan ekor lurus keatas dan berkedut sambil melepaskan urine dalam skala kecil pada bidang permukaan vertikal. Misalnya pada tirai, kaca, dinding tembok, sofa, daun pintu dll.
Nah, tersangka kedua kita ini meninggalkan bukti sisa urine pada bidang-bidang vertikal yang disebutkan diatas, jadi tampaknya ini akan bermuara pada kasus penguasaan teritori/ wilayah ;)
Semua kucing-kucing Ibu Wien sudah steril, jadi Catmin menduga bahwa salah satu diantara mereka ada yang merasa tertekan karena kehadiran kucing baru atau bisa juga karena populasinya tidak sebanding dengan luas wilayah rumahnya ( terlalu sempit ). Sampel urin kemudian diperiksa pada kelima kucing sebelumnya, dan hasilnya mereka normal.
Cukup Membingungkan -_-
Mengacak-acak rumah, pups diluar Litter Box sebenarnya adalah hal yang lumrah dan bukan dikarenakan kasus medis , ini masih tergolong masalah perilaku. Biasanya merupakan bentuk respon kucing yang normal terhadap perubahan / stimulus lingkungan.
Nah yang terakhir, dan merupakan penyebab yang paling umum dari kucing yang mengotori rumah, termasuk masalah kucing tidak mau menggunakan Litter Box mungkin karena jenis pasir didalamnya ataupun posisi letak dari Litter Box. Keengganan ini mungkin timbul dikarenakan rasa sakit dari masalah medis , takut setelah diserang kucing lain atau didalam Litter Box sudah terlalu bau karena jarang dibersihkan. Seorang spesialis behavioral dapat membantu mengkategorikan mengapa kucing berhenti menggunakan Litter Box dan memberikan terapi agar Kucing kembali lagi kesana.
Seperti yang kita ketahui bahwa Kucing menandai teritori/wilayahnya dengan urine, ini hubungannya bila terjadi kompetisi dengan kucing lain ketika sedang masa kawin / ketersediaan seksual. Perilaku seperti ini lebih sering dijumpai pada kucing jantan.
Beberapa kucing memberikan tanda ( marking ) dengan pups mereka, mungkin bila Sobat Meongers pernah melihat kotoran kucing diantara rerumputan halaman rumah yang tidak ditimbun ? tapi sebagian yang lain memberi tanda teritorinya dengan melakukan spray urine.
Kucing biasanya melepaskan pupsnya di permukaan tanah yang rata dan area yang sering menjadi lalu lintas pergerakan kucing yang lain dengan tujuan untuk mencari perhatian, seolah-olah berkata : Hey, ini daerah kekuasaanku ! Lain halnya dengan metode melepaskan urine, kucing berdiri dengan ekor lurus keatas dan berkedut sambil melepaskan urine dalam skala kecil pada bidang permukaan vertikal. Misalnya pada tirai, kaca, dinding tembok, sofa, daun pintu dll.
Nah, tersangka kedua kita ini meninggalkan bukti sisa urine pada bidang-bidang vertikal yang disebutkan diatas, jadi tampaknya ini akan bermuara pada kasus penguasaan teritori/ wilayah ;)
Semua kucing-kucing Ibu Wien sudah steril, jadi Catmin menduga bahwa salah satu diantara mereka ada yang merasa tertekan karena kehadiran kucing baru atau bisa juga karena populasinya tidak sebanding dengan luas wilayah rumahnya ( terlalu sempit ). Sampel urin kemudian diperiksa pada kelima kucing sebelumnya, dan hasilnya mereka normal.

Saran untuk Dicoba
Catmin menyarankan beberapa solusi kepada Ibu Wien untuk mengurangi tingkat stres pada kucing-kucingnya. Salah satunya dengan mencarikan rumah baru bagi kucing yang baru diadopsinya tersebut karena dinilai telah “ mengganggu stabilitas kedamaian “ kucing-kucing yang lain, Saran ini ditolak beliau.
Kemudian Catmin menyarankan untuk menutup semua akses ke semua jendela dimana kucing keluar masuk, solusi ini ternyata cukup membantu. Tentunya hal ini berkonsekuensi dengan harus menambah jumlah Litter Box didalam rumah sehingga kucing bisa terpisah dan memiliki ruangan serta tempat pupsnya sendiri serta kita tetap bisa melakukan identifikasi .
Ruang /sekat pribadi seperti ini bisa dibuat bahkan didalam sebuah apartemen kecil sekalipun, yaitu dengan menambahkan rak-rak yang posisinya tinggi, atau bisa juga dengan menyediakan semacam kondominium khusus kucing dengan lubang-lubang mirip gua pada pintu masuknya
Peran obat
Catmin kemudian menjelaskan pada Ibu A bahwa jika perilaku “marking” entah itu dengan pups atau spraying masih berlanjut setelah mereka sekian lama sudah bersosialisasi, maka penggunaan obat mungkin menjadi alternatif terakhir dari terapi penyembuhan ini. Cara seperti ini diperbolehkan terutama bila situasinya berlangsung lama dan frekuensinya sering berulang. Perilaku “marking” harus sesegera mungkin dihentikan, karena perilaku yang berulang akan menjadi karakter yang kuat dalam pikiran seekor kucing. Penggunaan obat biasanya tidak diperlukan selain untuk kasus marking
Obat yang diresepkan untuk mengobati perilaku marking pada kucing sama dengan obat penenang dan anti depresi / cemas pada manusia ( tentu dengan dosis yang ringan ) . Sebenarnya hal tersebut tidak dianjurkan bila diperuntukan pada kucing karena akan beresiko. Memang beberapa Kucing akan merespon baik terhadap obat, tapi sebagian yang lain akan kambuh bila pengobatan dihentikan.( Catatan editor : produk baru yang disebut Feliway © , feromon wajah kucing sintetis yang disemprotkan di lingkungan kucing , dapat mengurangi marking dan stres )
Jelas, tindakan ini penting bila diberlakukan pada pasien yang tepat, untuk itu kami kemudian memberikan tes pewarna khusus pada masing-masing kucing Ibu A secara terpisah, akhirnya kami berhasil mengidentifikasikan bahwa si Joe sebagai tersangka utama dari perilaku marking. Sejauh ini tidak ada tindakan yang diambil oleh Ibu A ketika si Joe berhenti dari marking, dan saat ini kami sedang membahas apakah si Joe diberi obat. Kabar baiknya adalah dengan diet baru si Joe telah kembali BAB dan mengeluarkan urin di Litter box, jadi setidaknya Karpet Oriental yang ada di ruang tamu milik Ibu Wien terselamatkan ;) !
Related Post =
Seberapa Besar Ukuran Litter Box
Membersihkan Litter Box
5 Jenis Merk Makanan Recomended Khusus Kucing
Bingung memilih Cat Food ?
Tahapan dalam Memelihara Anakan Kucing (Kitten)
Catmin menyarankan beberapa solusi kepada Ibu Wien untuk mengurangi tingkat stres pada kucing-kucingnya. Salah satunya dengan mencarikan rumah baru bagi kucing yang baru diadopsinya tersebut karena dinilai telah “ mengganggu stabilitas kedamaian “ kucing-kucing yang lain, Saran ini ditolak beliau.
Kemudian Catmin menyarankan untuk menutup semua akses ke semua jendela dimana kucing keluar masuk, solusi ini ternyata cukup membantu. Tentunya hal ini berkonsekuensi dengan harus menambah jumlah Litter Box didalam rumah sehingga kucing bisa terpisah dan memiliki ruangan serta tempat pupsnya sendiri serta kita tetap bisa melakukan identifikasi .
Ruang /sekat pribadi seperti ini bisa dibuat bahkan didalam sebuah apartemen kecil sekalipun, yaitu dengan menambahkan rak-rak yang posisinya tinggi, atau bisa juga dengan menyediakan semacam kondominium khusus kucing dengan lubang-lubang mirip gua pada pintu masuknya
Peran obat
Catmin kemudian menjelaskan pada Ibu A bahwa jika perilaku “marking” entah itu dengan pups atau spraying masih berlanjut setelah mereka sekian lama sudah bersosialisasi, maka penggunaan obat mungkin menjadi alternatif terakhir dari terapi penyembuhan ini. Cara seperti ini diperbolehkan terutama bila situasinya berlangsung lama dan frekuensinya sering berulang. Perilaku “marking” harus sesegera mungkin dihentikan, karena perilaku yang berulang akan menjadi karakter yang kuat dalam pikiran seekor kucing. Penggunaan obat biasanya tidak diperlukan selain untuk kasus marking
Obat yang diresepkan untuk mengobati perilaku marking pada kucing sama dengan obat penenang dan anti depresi / cemas pada manusia ( tentu dengan dosis yang ringan ) . Sebenarnya hal tersebut tidak dianjurkan bila diperuntukan pada kucing karena akan beresiko. Memang beberapa Kucing akan merespon baik terhadap obat, tapi sebagian yang lain akan kambuh bila pengobatan dihentikan.( Catatan editor : produk baru yang disebut Feliway © , feromon wajah kucing sintetis yang disemprotkan di lingkungan kucing , dapat mengurangi marking dan stres )
Jelas, tindakan ini penting bila diberlakukan pada pasien yang tepat, untuk itu kami kemudian memberikan tes pewarna khusus pada masing-masing kucing Ibu A secara terpisah, akhirnya kami berhasil mengidentifikasikan bahwa si Joe sebagai tersangka utama dari perilaku marking. Sejauh ini tidak ada tindakan yang diambil oleh Ibu A ketika si Joe berhenti dari marking, dan saat ini kami sedang membahas apakah si Joe diberi obat. Kabar baiknya adalah dengan diet baru si Joe telah kembali BAB dan mengeluarkan urin di Litter box, jadi setidaknya Karpet Oriental yang ada di ruang tamu milik Ibu Wien terselamatkan ;) !
Related Post =
Seberapa Besar Ukuran Litter Box
Membersihkan Litter Box
5 Jenis Merk Makanan Recomended Khusus Kucing
Bingung memilih Cat Food ?
Tahapan dalam Memelihara Anakan Kucing (Kitten)