Saat ini manusia modern telah terlalu terbiasa pada kehadiran kucing. Bahkan, kucing merupakan duta besar tidak resmi budaya Internet. Begitu banyak meme kucing bertebaran di halaman sosmed kita, sulit ditandingi bahkan oleh anjing sekalipun.
Pengguna Internet sedunia mengenal nama-nama kucing populer berkat dunia maya, contohnya saja Nala the Cat, Colonel Meow, Loki, Grumpy Cat, Maru, atau kucing unik yang penampilannya mirip Ewok ini.
Pengguna Internet sedunia mengenal nama-nama kucing populer berkat dunia maya, contohnya saja Nala the Cat, Colonel Meow, Loki, Grumpy Cat, Maru, atau kucing unik yang penampilannya mirip Ewok ini.
Awal 2017, terbit hasil penelitian di Jurnal Nature Ecology & Evolution. Dari hasil pemeriksaan DNA, diperkirakan hewan imut penuh bulu itu mulai dijinakkan manusia ribuan tahun lalu di peradaban Mesir kuno.
Penelitian tersebut dikepalai oleh pakar evolusi Claudio Ottoni dari University of Leuven, Belgia. Tim Ottoni terdiri dari belasan ilmuwan yang mencatat 209 genom kucing dalam rentang 9.000 tahun. Contoh DNA yang didapat para ilmuwan berasal dari bangkai kapal Viking, mumi kucing di Mesir, serta puluhan kucing masa kini.
Hasil dari analisis mengenai sejarah domestifikasi kucing yang paling lengkap tersebut telah diubah menjadi video animasi menarik berdurasi tiga menit.
Penelitian tersebut dikepalai oleh pakar evolusi Claudio Ottoni dari University of Leuven, Belgia. Tim Ottoni terdiri dari belasan ilmuwan yang mencatat 209 genom kucing dalam rentang 9.000 tahun. Contoh DNA yang didapat para ilmuwan berasal dari bangkai kapal Viking, mumi kucing di Mesir, serta puluhan kucing masa kini.
Hasil dari analisis mengenai sejarah domestifikasi kucing yang paling lengkap tersebut telah diubah menjadi video animasi menarik berdurasi tiga menit.
Nenek moyang kucing rumahan, seperti kita kenal sekarang, menurut para peneliti berasal dari genus Felis silvestris lybica alias kucing liar afrika. Data yang terkumpul mengindikasikan bahwa ada dua kali gelombang penjinakkan kucing sepanjang sejarah.
Upaya pertama dimulai pada masa revolusi agraris, ketika manusia memulai budaya cocok tanam di kawasan Timur Dekat (saat ini mencakup Mesir, Jazirah Arab, dan Turki) 9.000 tahun lalu. Kucing liar ini dipelihara dan diternakkan oleh manusia masa itu, karena efektif membunuh tikus yang kerap menjadi hama tanaman pangan seperti gandum.
Garis keturunan nenek moyang kucing, dalam istilah teknisnya dijuluki IV-A, pelan-pelan bermigrasi ke kawasan utara Bumi, tepatnya ke pusat Eurasia, yang kemudian menurunkan ribuan jenis kucing lainnya.
Upaya domestifikasi pertama itu belum menghasilkan kucing rumahan. Barulah pada upaya kedua, tepatnya di Mesir Kuno, manusia mulai secara khusus mengubah perilaku kucing menjadi hewan peliharaan (ini teori domestifikasi yang lebih dulu kita kenal).
Orang Mesir Kuno tampaknya sangat mencintai kucing seperti kita sekarang. Mereka membangun patung-patung dewa kucing, memasukkan sosok kucing ke ornamen piramida dan istana Firaun, bahkan memumikan beberapa kucing yang jadi kesukaan raja.
Di masa inilah, muncul genom baru dalam kategori IV-C, yang nantinya menyebar pesat ke Eropa dan Asia. Persebaran kucing peliharaan sangat pesat setelah era Mesir Kuno, lagi-lagi, karena mereka adalah pemburu tikus yang efisien. Pelaut Viking, ambil contoh, sering membawa kucing untuk mengusir tikus dari dek dan kargo kapal mereka.
Ottoni dan rekan-rekannya kemudian memperoleh temuan mengejutkan lainnya. Belang-belang lucu di tubuh kucing rumahan belum ada ketika hewan ini dijinakkan pertama kali. Belang baru muncul di tubuh kucing pada Abad ke-14.
Sejak itu, manusia mengawinsilangkan kucing-kucing untuk memperoleh bentuk tubuh dan bulu yang unik, di luar fungsi utama mereka memburu tikus. Dari periode ini kita memperoleh varian kucing lucu seperti Persia atau Anggora.
Walaupun penelitian ini menyatakan genom utama dalam tubuh kucing modern hanyalah IV-A dan IV-C, bukan berarti nenek moyang kucing cuma terdiri dari dua jenis saja. Sangat mungkin terjadi kawin silang dan hibrid selama ribuan tahun antara varian kucing yang berbeda-beda.
Proses penjinakan kucing rupanya hampir mirip anjing, yang terjadi ribuan tahun lebih awal. Dua hewan peliharaan favorit manusia itu dijinakkan pada masa revolusi agraris dan juga sama-sama terjadi dalam dua gelombang berbeda.
Mengingat kucing telah menemani manusia sejak ribuan tahun lalu; membantu nenek moyang kita bercocok tanam, ikut serta dalam pelayaran jauh menembus samudra, bahkan disembah sebagai dewa, tampaknya kita harus lebih menghormati dan menyayangi mereka ya.
Selain itu, anjing bukan lagi satu-satunya hewan yang bisa mengklaim hak khusus untuk dipelihara manusia karena sudah loyal lebih dari lima milenium. Dua hewan ini tampaknya harus terus tak akur memperebutkan tahta hewan paling disayang manusia.
Upaya pertama dimulai pada masa revolusi agraris, ketika manusia memulai budaya cocok tanam di kawasan Timur Dekat (saat ini mencakup Mesir, Jazirah Arab, dan Turki) 9.000 tahun lalu. Kucing liar ini dipelihara dan diternakkan oleh manusia masa itu, karena efektif membunuh tikus yang kerap menjadi hama tanaman pangan seperti gandum.
Garis keturunan nenek moyang kucing, dalam istilah teknisnya dijuluki IV-A, pelan-pelan bermigrasi ke kawasan utara Bumi, tepatnya ke pusat Eurasia, yang kemudian menurunkan ribuan jenis kucing lainnya.
Upaya domestifikasi pertama itu belum menghasilkan kucing rumahan. Barulah pada upaya kedua, tepatnya di Mesir Kuno, manusia mulai secara khusus mengubah perilaku kucing menjadi hewan peliharaan (ini teori domestifikasi yang lebih dulu kita kenal).
Orang Mesir Kuno tampaknya sangat mencintai kucing seperti kita sekarang. Mereka membangun patung-patung dewa kucing, memasukkan sosok kucing ke ornamen piramida dan istana Firaun, bahkan memumikan beberapa kucing yang jadi kesukaan raja.
Di masa inilah, muncul genom baru dalam kategori IV-C, yang nantinya menyebar pesat ke Eropa dan Asia. Persebaran kucing peliharaan sangat pesat setelah era Mesir Kuno, lagi-lagi, karena mereka adalah pemburu tikus yang efisien. Pelaut Viking, ambil contoh, sering membawa kucing untuk mengusir tikus dari dek dan kargo kapal mereka.
Ottoni dan rekan-rekannya kemudian memperoleh temuan mengejutkan lainnya. Belang-belang lucu di tubuh kucing rumahan belum ada ketika hewan ini dijinakkan pertama kali. Belang baru muncul di tubuh kucing pada Abad ke-14.
Sejak itu, manusia mengawinsilangkan kucing-kucing untuk memperoleh bentuk tubuh dan bulu yang unik, di luar fungsi utama mereka memburu tikus. Dari periode ini kita memperoleh varian kucing lucu seperti Persia atau Anggora.
Walaupun penelitian ini menyatakan genom utama dalam tubuh kucing modern hanyalah IV-A dan IV-C, bukan berarti nenek moyang kucing cuma terdiri dari dua jenis saja. Sangat mungkin terjadi kawin silang dan hibrid selama ribuan tahun antara varian kucing yang berbeda-beda.
Proses penjinakan kucing rupanya hampir mirip anjing, yang terjadi ribuan tahun lebih awal. Dua hewan peliharaan favorit manusia itu dijinakkan pada masa revolusi agraris dan juga sama-sama terjadi dalam dua gelombang berbeda.
Mengingat kucing telah menemani manusia sejak ribuan tahun lalu; membantu nenek moyang kita bercocok tanam, ikut serta dalam pelayaran jauh menembus samudra, bahkan disembah sebagai dewa, tampaknya kita harus lebih menghormati dan menyayangi mereka ya.
Selain itu, anjing bukan lagi satu-satunya hewan yang bisa mengklaim hak khusus untuk dipelihara manusia karena sudah loyal lebih dari lima milenium. Dua hewan ini tampaknya harus terus tak akur memperebutkan tahta hewan paling disayang manusia.
Related Post =