Masih ada asa untuk sembuh di tengah meningkatnya angka kasus dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia. Bagi Anda yang menjalani isolasi mandiri di rumah, tentu bercengkrama bersama kucing atau anjing akan mengurangi rasa nelangsa.
Dalam beberapa studi yang dilakukan sejak awal pandemi, ada beberapa temuan yang menyebutkan bahwa Covid-19 umum menginfeksi kucing dan anjing peliharaan yang pemiliknya didiagnosis positif.
Dalam beberapa studi yang dilakukan sejak awal pandemi, ada beberapa temuan yang menyebutkan bahwa Covid-19 umum menginfeksi kucing dan anjing peliharaan yang pemiliknya didiagnosis positif.
Dilansir oleh BBC pada Kamis (1/7/2021), tes Covid-19 dilakukan terhadap 310 hewan peliharaan di 196 rumah tangga yang terinfeksi virus corona di Belanda. Hasil pengujian PCR menyatakan 6 kucing dan 7 anjing positif Covid-19. Sementara, 54 hewan positif antibodi virus.
Di Ontario, Kanada, Profesor patologi veteriner Dr. Dorothee Bienzle, dan spesialis penyakit menular Dr. Scott Weese dari University of Guelph meneliti kucing dan anjing. Sedikitnya 48 kucing dan 54 anjing dari 77 rumah dites antibodi untuk mengetahui apakah mereka pernah terinfeksi Covid-19.
Hasilnya, sebagian besar hewan peliharaan yang pemiliknya positif Covid-19 juga terinfeksi virus. Sebanyak 67 persen kucing peliharaan dan 43 persen anjing peliharaan dinyatakan positif. Ini bukti bahwa risiko kucing tertular virus SARS COV-2 lebih tinggi daripada anjing.
Rentan tertular jika tidur bersama empunya
Kedua peneliti University of Guelph itu bertanya soal pola interaksi antara hewan peliharaan dan pemiliknya. Kesimpulan studi menyatakan bahwa kucing peliharaan lebih rentan tertular virus Covid-19 dari pemiliknya dibandingkan anjing.
Penyebab utamanya ialah kucing lebih kerap tidur bersama atau di tempat tidur pemiliknya. Kucing cenderung tidur di dekat wajah pemiliknya daripada anjing, sehingga meningkatkan paparan mereka terhadap infeksi apa pun.
Ditambah lagi, kucing yang menghabiskan lebih dari 19 jam per hari dengan pemiliknya. Ini yang menyebabkan kucing memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi. Lalu, Dr. Bienzle dan Dr. Weese membandingkan data tersebut dengan kucing dan anjing di tempat penampungan hewan maupun kucing liar. Hasilnya, hanya ada 9 persen yang positif di penampungan dan 3 persen lainnya yang berstatus kucing liar.
Data ini juga menunjukkan, lebih dari seperempat kucing mengalami gejala mirip COVID-19, seperti pilek dan kesulitan bernapas. Sedangkan tiga kasus lainnya menunjukkan gejala lainnya yang lebih parah.
Lakukan langkah-langkah ini agar kucing tidak ikut tertular
Jika sedang positif Covid-19, hal pertama yang harus Anda pikirkan tentu saja kesembuhan Anda. Mengutamakan pemulihan dan peningkatan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci supaya sembuh. Sembari menjalani isolasi mandiri, lakukan langkah-langkah ini untuk melindungi hewan peliharaan berdasarkan anjuran Centers of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat:
1. Jaga Jarak dengan Kucing Anda
Sama seperti menjaga protokol kesehatan terhadap sesama manusia, Anda harus menghindari kontak dengan hewan peliharaan Anda dan hewan lain. Jika memungkinkan, mintalah anggota keluarga Anda yang lain untuk merawat hewan peliharaan Anda saat Anda sakit.
2. Sebaiknya Tidak Tidur Bersama Kucing Dulu
Hindari interaksi langsung dengan kucing Anda. Tahan rasa gemas Anda demi kepentingan bersama, termasuk mengelus, meringkuk, dicium atau dijilat, berbagi makanan, dan tidur di ranjang yang sama.
3. Menjaga Kebersihan Diri
Jika Anda harus merawat kucing sendiri saat Anda terjangkit COVID-19, kenakan masker. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan mereka.
4. Tetapkan Prokes Pula Bagi si Kucing
Lindungi kucing Anda agar tak keluar rumah, sehingga malah berpapasan dengan orang di luar rumah yang mungkin membawa virus corona. Juga jangan biarkan kucing melakukan kontak dengan orang yang tidak divaksinasi di luar rumah, jika memungkinkan.
5. Tak Perlu Masker dan Semprot Desinfektan
Jangan pakaikan masker maupun menyeka atau memandikan kucing dengan disinfektan. Alasannya, risiko hewan peliharaan menyebarkan COVID-19 ke manusia rendah. Masker dapat membahayakan hewan peliharaan Anda. Produk pembersih permukaan dari kimia, alkohol, hidrogen peroksida, pembersih tangan, tisu pembersih, atau pembersih industri juga sangat berbahaya bagi hewan.
Di Ontario, Kanada, Profesor patologi veteriner Dr. Dorothee Bienzle, dan spesialis penyakit menular Dr. Scott Weese dari University of Guelph meneliti kucing dan anjing. Sedikitnya 48 kucing dan 54 anjing dari 77 rumah dites antibodi untuk mengetahui apakah mereka pernah terinfeksi Covid-19.
Hasilnya, sebagian besar hewan peliharaan yang pemiliknya positif Covid-19 juga terinfeksi virus. Sebanyak 67 persen kucing peliharaan dan 43 persen anjing peliharaan dinyatakan positif. Ini bukti bahwa risiko kucing tertular virus SARS COV-2 lebih tinggi daripada anjing.
Rentan tertular jika tidur bersama empunya
Kedua peneliti University of Guelph itu bertanya soal pola interaksi antara hewan peliharaan dan pemiliknya. Kesimpulan studi menyatakan bahwa kucing peliharaan lebih rentan tertular virus Covid-19 dari pemiliknya dibandingkan anjing.
Penyebab utamanya ialah kucing lebih kerap tidur bersama atau di tempat tidur pemiliknya. Kucing cenderung tidur di dekat wajah pemiliknya daripada anjing, sehingga meningkatkan paparan mereka terhadap infeksi apa pun.
Ditambah lagi, kucing yang menghabiskan lebih dari 19 jam per hari dengan pemiliknya. Ini yang menyebabkan kucing memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi. Lalu, Dr. Bienzle dan Dr. Weese membandingkan data tersebut dengan kucing dan anjing di tempat penampungan hewan maupun kucing liar. Hasilnya, hanya ada 9 persen yang positif di penampungan dan 3 persen lainnya yang berstatus kucing liar.
Data ini juga menunjukkan, lebih dari seperempat kucing mengalami gejala mirip COVID-19, seperti pilek dan kesulitan bernapas. Sedangkan tiga kasus lainnya menunjukkan gejala lainnya yang lebih parah.
Lakukan langkah-langkah ini agar kucing tidak ikut tertular
Jika sedang positif Covid-19, hal pertama yang harus Anda pikirkan tentu saja kesembuhan Anda. Mengutamakan pemulihan dan peningkatan daya tahan tubuh adalah salah satu kunci supaya sembuh. Sembari menjalani isolasi mandiri, lakukan langkah-langkah ini untuk melindungi hewan peliharaan berdasarkan anjuran Centers of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat:
1. Jaga Jarak dengan Kucing Anda
Sama seperti menjaga protokol kesehatan terhadap sesama manusia, Anda harus menghindari kontak dengan hewan peliharaan Anda dan hewan lain. Jika memungkinkan, mintalah anggota keluarga Anda yang lain untuk merawat hewan peliharaan Anda saat Anda sakit.
2. Sebaiknya Tidak Tidur Bersama Kucing Dulu
Hindari interaksi langsung dengan kucing Anda. Tahan rasa gemas Anda demi kepentingan bersama, termasuk mengelus, meringkuk, dicium atau dijilat, berbagi makanan, dan tidur di ranjang yang sama.
3. Menjaga Kebersihan Diri
Jika Anda harus merawat kucing sendiri saat Anda terjangkit COVID-19, kenakan masker. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan mereka.
4. Tetapkan Prokes Pula Bagi si Kucing
Lindungi kucing Anda agar tak keluar rumah, sehingga malah berpapasan dengan orang di luar rumah yang mungkin membawa virus corona. Juga jangan biarkan kucing melakukan kontak dengan orang yang tidak divaksinasi di luar rumah, jika memungkinkan.
5. Tak Perlu Masker dan Semprot Desinfektan
Jangan pakaikan masker maupun menyeka atau memandikan kucing dengan disinfektan. Alasannya, risiko hewan peliharaan menyebarkan COVID-19 ke manusia rendah. Masker dapat membahayakan hewan peliharaan Anda. Produk pembersih permukaan dari kimia, alkohol, hidrogen peroksida, pembersih tangan, tisu pembersih, atau pembersih industri juga sangat berbahaya bagi hewan.
Related Post