Sebagai orang yang sangat menghayati menjadi kaum rebahan, memelihara kucing bukanlah hal yang ingin saya lakukan. Bukan karena alergi atau semacamnya, melainkan karena saya ogah mengurus binatang satu itu.
Meskipun tampangnya memang sangat imut, tapi saya memilih untuk tetap fokus menjadi kaum rebahan. Sampai suatu hari datanglah seekor kucing ke rumah saya yang tenang.
Meskipun tampangnya memang sangat imut, tapi saya memilih untuk tetap fokus menjadi kaum rebahan. Sampai suatu hari datanglah seekor kucing ke rumah saya yang tenang.
Kedatangannya sontak membuat lingkungan rumah saya yang menurut saya pada awalnya tenang dan damai menjadi terbantai. Ada banyak perubahan-perubahan yang saya rasakan di lingkungan rumah. Atau bahasa kerennya, culture shock. Berikut beberapa culture shock setelah memelihara kucing yang saya rasakan.
1. Bertambahnya pekerjaan di pagi hari, sore hari, dan malam hari
Kucing itu bukan sosok yang bisa menyiapkan semua kebutuhannya sendiri. Mereka bergantung kepada kita untuk segala sesuatu. Salah satunya adalah mempersiapkan makanan. Iya, kitalah yang harus mengambilkan makanan mereka.
Bahkan kita yang harus menakar makanan untuk binatang yang manja ini. Sebut saja makanan kering, makanan basah, dan minyak ikan. Itu pun setiap kucing tentunya memiliki selera makan yang berbeda-beda. Maka Anda harus usaha ekstra dalam hal makanan ini.
Selain makanan tentunya masih banyak yang harus kita kerjakan. Membersihkan kotorannya setiap pagi (kadang sore dan malam juga) dan mengisi pasir kucingnya untuk dia buang air. Lelah? Oh pastinya. Dibayar? Sayangnya tidak sama sekali.
2. Keuangan yang menjerit
Makanan, pasir, dan segala kebutuhan kucing tidak didapat secara gratis. Ada harga yang harus dibayar, ya jelas uang. Mari kita ulas satu-satu. Makanan kucing sebenarnya harganya relatif tergantung merk makanan itu.
Ada juga yang agak mahal seperti Whiskas dan Royal Canin. Itu masih makanan kering (dry food), belum lagi makanan basah (wet food). Ditambah lagi minyak ikan dan nutrisi lainnya untuk kucing. Selanjutnya pasir kucing. Sama seperti makanan, harganya relatif. Saran saya sebaiknya Anda membeli pasir yang per liternya agak banyak. Percaya deh, lebih hemat.
Setelah itu ada pula biaya grooming jika Aanda ingin kucing lebih gagah. Bisa sih dilakukan di rumah sendiri, tapi tentu hasilnya tidak sebagus di toko hewan. Kemudian ada pula opsi tambahan seperti semprotan kutu, sisir, sabun mandi, mainan, wadah makan, bahkan aksesoris seperti baju. Haduh, setiap bulan dompet menjerit.
3. Lebih sering membuka sesuatu tentang kucing
Disadari atau tidak, setelah memelihara kucing saya jadi lebih rajin membuka video tentang kucing atau sekadar membaca tentang kucing. Seperti cara membuat mereka senang, tanda-tanda mereka sakit, cara membersihkan bulu, cara memandikan kucing, rekomendasi sabun yang cocok untuk kucing, dan perilaku kucing. Hal kecil seperti ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Kucing bermasalah? Saatnya buka internet!
4. Kerusakan barang di rumah
Rasanya sudah menjadi sifat bawaan bahwa kucing suka sekali merusak. Cara dirusaknya tentu saja dengan mencakar atau menggigit. Benda yang paling sering menjadi korbannya adalah sofa keluarga.
Mulai dari sisi atas sampai sisi bawah sudah terlihat robek dan bekas cakaran kucing. Mau bagaimana lagi, mau marah tidak bisa. Mereka mana paham bahasa kita. Hal yang harus kita lakukan adalah sabar dan merogoh dompet untuk membelikan mereka mainan atau sofa baru.
5. Rajin bergerak
Untuk kaum rebahan seperti saya, memelihara kucing juga berarti harus mengajaknya bermain. Sebab ternyata bermain dapat meningkatkan kesehatan kucing kita. Maka setiap malam dan pagi kadang saya ajak dia main. Seperti main bola, main tali atau sekedar mengelusnya saja. Lama-lama rutinitas satu ini lebih terasa seperti olahraga.
Tentu saja masih banyak kok perubahan yang akan dirasakan saat memelihara kucing. Lima hal di atas ini hanyalah beberapa saja.
Namun bukan berarti memelihara kucing itu sesuatu yang negatif, justru ada banyak hal positif dari memelihara kucing. Misalnya mendapatkan teman baru di rumah dan menambah pahala. Ingin merasakannya? Peliharalah kucing dari sekarang.
M. Guntur Rahardjo
1. Bertambahnya pekerjaan di pagi hari, sore hari, dan malam hari
Kucing itu bukan sosok yang bisa menyiapkan semua kebutuhannya sendiri. Mereka bergantung kepada kita untuk segala sesuatu. Salah satunya adalah mempersiapkan makanan. Iya, kitalah yang harus mengambilkan makanan mereka.
Bahkan kita yang harus menakar makanan untuk binatang yang manja ini. Sebut saja makanan kering, makanan basah, dan minyak ikan. Itu pun setiap kucing tentunya memiliki selera makan yang berbeda-beda. Maka Anda harus usaha ekstra dalam hal makanan ini.
Selain makanan tentunya masih banyak yang harus kita kerjakan. Membersihkan kotorannya setiap pagi (kadang sore dan malam juga) dan mengisi pasir kucingnya untuk dia buang air. Lelah? Oh pastinya. Dibayar? Sayangnya tidak sama sekali.
2. Keuangan yang menjerit
Makanan, pasir, dan segala kebutuhan kucing tidak didapat secara gratis. Ada harga yang harus dibayar, ya jelas uang. Mari kita ulas satu-satu. Makanan kucing sebenarnya harganya relatif tergantung merk makanan itu.
Ada juga yang agak mahal seperti Whiskas dan Royal Canin. Itu masih makanan kering (dry food), belum lagi makanan basah (wet food). Ditambah lagi minyak ikan dan nutrisi lainnya untuk kucing. Selanjutnya pasir kucing. Sama seperti makanan, harganya relatif. Saran saya sebaiknya Anda membeli pasir yang per liternya agak banyak. Percaya deh, lebih hemat.
Setelah itu ada pula biaya grooming jika Aanda ingin kucing lebih gagah. Bisa sih dilakukan di rumah sendiri, tapi tentu hasilnya tidak sebagus di toko hewan. Kemudian ada pula opsi tambahan seperti semprotan kutu, sisir, sabun mandi, mainan, wadah makan, bahkan aksesoris seperti baju. Haduh, setiap bulan dompet menjerit.
3. Lebih sering membuka sesuatu tentang kucing
Disadari atau tidak, setelah memelihara kucing saya jadi lebih rajin membuka video tentang kucing atau sekadar membaca tentang kucing. Seperti cara membuat mereka senang, tanda-tanda mereka sakit, cara membersihkan bulu, cara memandikan kucing, rekomendasi sabun yang cocok untuk kucing, dan perilaku kucing. Hal kecil seperti ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Kucing bermasalah? Saatnya buka internet!
4. Kerusakan barang di rumah
Rasanya sudah menjadi sifat bawaan bahwa kucing suka sekali merusak. Cara dirusaknya tentu saja dengan mencakar atau menggigit. Benda yang paling sering menjadi korbannya adalah sofa keluarga.
Mulai dari sisi atas sampai sisi bawah sudah terlihat robek dan bekas cakaran kucing. Mau bagaimana lagi, mau marah tidak bisa. Mereka mana paham bahasa kita. Hal yang harus kita lakukan adalah sabar dan merogoh dompet untuk membelikan mereka mainan atau sofa baru.
5. Rajin bergerak
Untuk kaum rebahan seperti saya, memelihara kucing juga berarti harus mengajaknya bermain. Sebab ternyata bermain dapat meningkatkan kesehatan kucing kita. Maka setiap malam dan pagi kadang saya ajak dia main. Seperti main bola, main tali atau sekedar mengelusnya saja. Lama-lama rutinitas satu ini lebih terasa seperti olahraga.
Tentu saja masih banyak kok perubahan yang akan dirasakan saat memelihara kucing. Lima hal di atas ini hanyalah beberapa saja.
Namun bukan berarti memelihara kucing itu sesuatu yang negatif, justru ada banyak hal positif dari memelihara kucing. Misalnya mendapatkan teman baru di rumah dan menambah pahala. Ingin merasakannya? Peliharalah kucing dari sekarang.
M. Guntur Rahardjo
Related Post