Seekor kucing liar terekam kamera trap di hutan mangrove Wonorejo, Surabaya. Kucing tersebut diduga jenis kucing bakau yang merupakan satwa liar yang populasinya tinggal sedikit.
Tim Wildlife Photography Surabaya (WPS) dan Birds Consultant (BC) memasang kamera trap di lima titik di hutan mangrove Wonorejo pada 5 September-3 Oktober 2017. Dari pemasangan tersebut, terekam beberapa satwa liar, salah satunya adalah yang diduga kucing bakau.
Tim Wildlife Photography Surabaya (WPS) dan Birds Consultant (BC) memasang kamera trap di lima titik di hutan mangrove Wonorejo pada 5 September-3 Oktober 2017. Dari pemasangan tersebut, terekam beberapa satwa liar, salah satunya adalah yang diduga kucing bakau.
"Salah satu spesies yang diduga kuat adalah kucing bakau berhasil tertangkap camera trap," ujar Iwan Febrianto, salah satu anggota Wildlife Photography Surabaya (WPS) dan Birds Consultant (BC), Selasa (10/10/2017).
Iwan mengatakan, penampakan kucing bakau tersebut terekam pada 9 September 2017 pukul 05.51 WIB. Sebelumnya, para fotografer berniat untuk memetakan rantai makanan dalam siklus burung-burung di Wonorejo karena jenis burung pantai dan burung air yang mendominasi kawasan hutan mangrove bukanlah puncak dari rantai makanan.
"Dari kondisi itu kami memutuskan untuk melakukan survey untuk mengetahui keberadaan mamalia-mamalia predator burung-burung. Kami akhirnya memasang beberapa kamera trap di titik-titik jejak mamalia yang belum diketahui dengan pasti jenisnya.
Video rekaman tersebut lantas dikirimkan ke Fishing Cat Group Asia dan mendapatkan respon dari beberapa orang yang ahli di bidang konservasi hewan liar. "Tiga dari lima ahli yang merespon mengatakan kucing itu positif kucing bakau," tambah Iwan. Jika benar yang dimaksud adalah kucing bakau, menurut Iwan harus ada langkah taktis dan strategis dari lembaga otoritas untuk melindungi.
"Kucing bakau sebagai salah satu predator teratas yg berfungsi sebagai penyeimbang rantai makanan wajib dilindungi keberadaannya," tambah Iwan. Tidak hanya itu, habitan satwa dalam hal ini kawasan Konservasi hutan Mangrove Wonorejo sendiri perlu diperhatikan. "Mengingat kawasan konservasi hutan mangrove Wonorejo diakui pemerintah kota Surabaya mengalami penyusutan dengan berkembangnya bisnis properti," kata Iwan.
Setahun sebelumnya, fotografer WPS lainnya, Agus Azhari juga sempat memotret kucing liar yang diduga kucing bakau tersebut. Hal ini diasumsikan sebagai catatan pertama ditemukannya kucing bakau di kawasan Hutan Mangrove Wonorejo.
"Saat itu sedang jalan-jalan saja, saya baru awal mulai motret, jadi antusias begitu lihat ada hewan yang jalan langsung saya potret," jelas Agus. Begitu ia menguploadnya ke akun media sosial, ia kemudian mendapat respon dari beberapa rekannya bahwa objek fotonya adalah kucing bakau. Agus berharap, pihak-pihak yang memiliki keahlian agar menindaklanjuti temuan tersebut.
"Kalau kami kan terbatas keahlian dalam hal penelitian satwa liar ini, semoga pihak-pihak terkait bisa cepat menganggapi," kata Agus. Lebih lanjut, Agus dan Iwan menambahkan, pihak WPS dan BC akan membuka diri untuk membantu sesuai dengan prosedur dan izin penelitian yang berlaku.
(iwd/iwd)
Iwan mengatakan, penampakan kucing bakau tersebut terekam pada 9 September 2017 pukul 05.51 WIB. Sebelumnya, para fotografer berniat untuk memetakan rantai makanan dalam siklus burung-burung di Wonorejo karena jenis burung pantai dan burung air yang mendominasi kawasan hutan mangrove bukanlah puncak dari rantai makanan.
"Dari kondisi itu kami memutuskan untuk melakukan survey untuk mengetahui keberadaan mamalia-mamalia predator burung-burung. Kami akhirnya memasang beberapa kamera trap di titik-titik jejak mamalia yang belum diketahui dengan pasti jenisnya.
Video rekaman tersebut lantas dikirimkan ke Fishing Cat Group Asia dan mendapatkan respon dari beberapa orang yang ahli di bidang konservasi hewan liar. "Tiga dari lima ahli yang merespon mengatakan kucing itu positif kucing bakau," tambah Iwan. Jika benar yang dimaksud adalah kucing bakau, menurut Iwan harus ada langkah taktis dan strategis dari lembaga otoritas untuk melindungi.
"Kucing bakau sebagai salah satu predator teratas yg berfungsi sebagai penyeimbang rantai makanan wajib dilindungi keberadaannya," tambah Iwan. Tidak hanya itu, habitan satwa dalam hal ini kawasan Konservasi hutan Mangrove Wonorejo sendiri perlu diperhatikan. "Mengingat kawasan konservasi hutan mangrove Wonorejo diakui pemerintah kota Surabaya mengalami penyusutan dengan berkembangnya bisnis properti," kata Iwan.
Setahun sebelumnya, fotografer WPS lainnya, Agus Azhari juga sempat memotret kucing liar yang diduga kucing bakau tersebut. Hal ini diasumsikan sebagai catatan pertama ditemukannya kucing bakau di kawasan Hutan Mangrove Wonorejo.
"Saat itu sedang jalan-jalan saja, saya baru awal mulai motret, jadi antusias begitu lihat ada hewan yang jalan langsung saya potret," jelas Agus. Begitu ia menguploadnya ke akun media sosial, ia kemudian mendapat respon dari beberapa rekannya bahwa objek fotonya adalah kucing bakau. Agus berharap, pihak-pihak yang memiliki keahlian agar menindaklanjuti temuan tersebut.
"Kalau kami kan terbatas keahlian dalam hal penelitian satwa liar ini, semoga pihak-pihak terkait bisa cepat menganggapi," kata Agus. Lebih lanjut, Agus dan Iwan menambahkan, pihak WPS dan BC akan membuka diri untuk membantu sesuai dengan prosedur dan izin penelitian yang berlaku.
(iwd/iwd)
Related Post =