Seekor harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) ditemukan dalam kondisi lemah setelah terjerat perangkap babi di kawasan kebun masyarakat di Desa Gulo, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
“Alhamdulillah, saat ini kondisi harimau sumatera tersebut dalam kondisi sehat dan sudah mendapatkan perawatan medis,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto saat dihubungi Antara di Meulaboh, Minggu (24/1/2021).
“Alhamdulillah, saat ini kondisi harimau sumatera tersebut dalam kondisi sehat dan sudah mendapatkan perawatan medis,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto saat dihubungi Antara di Meulaboh, Minggu (24/1/2021).
Ia menjelaskan, harimau sumatera tersebut diperkirakan berusia sekitar 1-1,5 tahun. Harimau itu terjerat perangkap babi di wilayah sekitar perkebunan masyarakat yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aceh Tenggara.
Saat ditemukan oleh masyarakat, harimau tersebut berada dalam kondisi lemah dan diduga mengalami kekurangan cairan (dehidrasi).
Mendapatkan informasi tersebut, petugas BKSDA bersama petugas TNGL, TNI, Polri dan pihak terkait lainnya berupaya melakukan evakuasi. Harimau tersebut kemudian dibawa ke Kantor Bidang TNGL untuk dilakukan upaya penanganan medis.
“Harimau ini terluka akibat terkena jerat di kaki depan sebelah kanan,” kata Agus Arianto. Saat ini, satwa tersebut masih diobservasi di Kantor Bidang Wilayah TNGL di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, guna menunggu proses pemulihan terhadap luka yang dialami. “
Nanti setelah kondisinya membaik, harimau ini akan kita lepasliarkan kembali ke habitat asalnya,” ujar Agus.
--------------------
Antisipasi Serangan Harimau, Warga Diimbau Pakai Topi Terbalik
Sudah lebih dari dua pekan, warga kota Pagaralam, Sumatera Selatan menjadi cemas akibat adanya harimau yang saat ini berkeliaran di sekitar kebun milik mereka. Sebab, dua orang petani telah tewas diterkam ketika sedang berada di kebun.
Pihak kepolisian setempat akhirnya mengeluarkan imbauan kepada agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di kebun, terlebih lagi hanya seorang diri. "Warga juga diimbau pakai topi terbalik ketika di kebun untuk mengelabui harimau.
Karena harimau biasanya akan menyerang dari belakang. Harimau tidak akan menyerang kalau melihat wajah kita, "kata Kapolsek Dempo Selatan, Kota Pagaralam Iptu Zaldi Jaya, Jumat (6/12/2019).
Zaldi menerangkan, dua korban yang tewas diserang harimau ketika berada di kebun di Kecamatan Dempo Selatan, lokasinya berdekatan antara penyerangan pertama dan kedua yang menyebabkan korbannya tewas.
Menurut Zaldi, harimau tersebut keluar dari kawasan hutan lindung karena lapar, sehingga mencari mangsa. "Kalau untuk perburuan sejauh ini belum ada. Dugaannya harimau itu lapar sehingga berkeliaran di dekat kebun warga.
Di sini dugaannya ada tiga ekor harimau, itu didapatkan dari keterangan warga yang melihat,"ujarnya. Lokasi kejadian yang menewaskan, dua petani kopi itu saat ini sedang disisir petugas untuk mencari jejaknya.
Penyisiran itu dilakukan untuk mengetahui penyabab pasti harimau masuk ke kawasan kebun warga. Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, mereka sebelumnya telah mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di kebun. Karena, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan lindung dan merupakan habitat harimau sumatera.
"Korban kemungkinan menggarap di dalam hutan lindung, padahal Muspida Pagaralam beberapa hari lalu, sudah mengimbau agar menghentikan aktivitas di dalam Kawasan hutan lindung yang dapat mengganggu keberdaan harimau,"ujar Genman.
Untuk diketahui, konflik antara harimau dan manusia di Pagaralam dan Lahat telah empat kali terjadi. Dari empat kali kejadian tersebut, dua berhasil selamat dan dua tewas. Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019).
Akibat kejadian tersebut, ia mengalami luka cakaran di bagian paha kanan, perut dan bokong. Lalu, korban selanjutnya adalah Irfan (19), wisatawan Taman Gunung Dempo, kota Pagaralam yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka robek yang serius. Ia diterkam harimau ketika sedang camping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).
Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau, pada Minggu (17/11/2019). T Terakhir adalah Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang usai diterkam harimau ketika berada di kebun yang ada di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).
Saat ditemukan oleh masyarakat, harimau tersebut berada dalam kondisi lemah dan diduga mengalami kekurangan cairan (dehidrasi).
Mendapatkan informasi tersebut, petugas BKSDA bersama petugas TNGL, TNI, Polri dan pihak terkait lainnya berupaya melakukan evakuasi. Harimau tersebut kemudian dibawa ke Kantor Bidang TNGL untuk dilakukan upaya penanganan medis.
“Harimau ini terluka akibat terkena jerat di kaki depan sebelah kanan,” kata Agus Arianto. Saat ini, satwa tersebut masih diobservasi di Kantor Bidang Wilayah TNGL di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, guna menunggu proses pemulihan terhadap luka yang dialami. “
Nanti setelah kondisinya membaik, harimau ini akan kita lepasliarkan kembali ke habitat asalnya,” ujar Agus.
--------------------
Antisipasi Serangan Harimau, Warga Diimbau Pakai Topi Terbalik
Sudah lebih dari dua pekan, warga kota Pagaralam, Sumatera Selatan menjadi cemas akibat adanya harimau yang saat ini berkeliaran di sekitar kebun milik mereka. Sebab, dua orang petani telah tewas diterkam ketika sedang berada di kebun.
Pihak kepolisian setempat akhirnya mengeluarkan imbauan kepada agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di kebun, terlebih lagi hanya seorang diri. "Warga juga diimbau pakai topi terbalik ketika di kebun untuk mengelabui harimau.
Karena harimau biasanya akan menyerang dari belakang. Harimau tidak akan menyerang kalau melihat wajah kita, "kata Kapolsek Dempo Selatan, Kota Pagaralam Iptu Zaldi Jaya, Jumat (6/12/2019).
Zaldi menerangkan, dua korban yang tewas diserang harimau ketika berada di kebun di Kecamatan Dempo Selatan, lokasinya berdekatan antara penyerangan pertama dan kedua yang menyebabkan korbannya tewas.
Menurut Zaldi, harimau tersebut keluar dari kawasan hutan lindung karena lapar, sehingga mencari mangsa. "Kalau untuk perburuan sejauh ini belum ada. Dugaannya harimau itu lapar sehingga berkeliaran di dekat kebun warga.
Di sini dugaannya ada tiga ekor harimau, itu didapatkan dari keterangan warga yang melihat,"ujarnya. Lokasi kejadian yang menewaskan, dua petani kopi itu saat ini sedang disisir petugas untuk mencari jejaknya.
Penyisiran itu dilakukan untuk mengetahui penyabab pasti harimau masuk ke kawasan kebun warga. Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel Genman Suhefti Hasibuan mengatakan, mereka sebelumnya telah mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di kebun. Karena, lokasi tersebut merupakan kawasan hutan lindung dan merupakan habitat harimau sumatera.
"Korban kemungkinan menggarap di dalam hutan lindung, padahal Muspida Pagaralam beberapa hari lalu, sudah mengimbau agar menghentikan aktivitas di dalam Kawasan hutan lindung yang dapat mengganggu keberdaan harimau,"ujar Genman.
Untuk diketahui, konflik antara harimau dan manusia di Pagaralam dan Lahat telah empat kali terjadi. Dari empat kali kejadian tersebut, dua berhasil selamat dan dua tewas. Korban yang selamat adalah Marta Rolani (24) petani kopi di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan yang diserang oleh seekor harimau, pada Senin (2/12/2019).
Akibat kejadian tersebut, ia mengalami luka cakaran di bagian paha kanan, perut dan bokong. Lalu, korban selanjutnya adalah Irfan (19), wisatawan Taman Gunung Dempo, kota Pagaralam yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, karena mengalami luka robek yang serius. Ia diterkam harimau ketika sedang camping bersama rekannya pada Sabtu (16/11/2019).
Selanjutnya Kuswanto (57) petani kopi di Kabupaten Lahat yang tewas diterkam harimau, pada Minggu (17/11/2019). T Terakhir adalah Yudiansah Harianto (40) yang tewas dalam kondisi tinggal tulang usai diterkam harimau ketika berada di kebun yang ada di Desa Bukit Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Kamis (5/12/2019).
Related Post =