Dua ekor domba milik warga di Karawang ditemukan mati akibat diserang Macan Kumbang di kawasan pegunungan Sanggabuana. Warga sempat menembak dan berniat meracuni macan tersebut.
Pemilik domba, Marwan (40) mengungkapkan kejadiannya berlokasi di lembahan pegunungan Sanggabuana di Kampung Sinapeul, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegawaru, Karawang.
Pemilik domba, Marwan (40) mengungkapkan kejadiannya berlokasi di lembahan pegunungan Sanggabuana di Kampung Sinapeul, Desa Wargasetra, Kecamatan Tegawaru, Karawang.
"Jadi dua domba ini memang kandangnya di tepi hutan. Kadang dilepas bebas di hutan, saat saya mau mengontrol, dua domba tengah diserang Macan Kumbang dan akhirnya mati dengan bekas gigitan di leher dan ada luka sobek," kata Marwan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (15/9/2021).
Menurut Marwan, macan kumbang yang menyerang dombanya sempat ditembak menggunakan senapan angin. "Sempat saya tembak Kang, tapi karena hanya senapan angin, macan kumbang masih bisa meloloskan diri," katanya.
Kejadian tersebut, diakuinya sering terjadi, bahkan sudah terhitung 30 ekor domba mati dari kurun waktu lima bulan ke belakang. "Sering terjadi kang, bahkan sudah 30 ekor domba warga yang mati," ucap Marwan.
Peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta, menerima informasi kejadian matinya dua domba diserang macan kumbang di kawasan Sanggabuana. "Memang benar saya juga mendapat laporan dari anak-anak Sanggabuana Wildlife Ranger. Ada dua domba mati terluka di leher dekat kepala," kata Bernard yang saat ini tengah melakukan ekspedisi wildlife di Pegunungan Sanggabuana.
Dia memerintahkan tim Wildlife Ranger untuk investigasi. Dari hasil pantauan di lapangan, dan mengambil beberapa keterangan warga juga jejaknya.
"Benar diserang oleh Macan Kumbang, lokasi dimangsanya itu berada di kandang ternak di tepi hutan. Bahkan salah satu penjaga ternak sempat menembak macan tersebut, namun karena menggunakan senapan angin, macannya hanya terluka dan kabur masuk hutan," tuturnya.
"Wajar saja bila ditemukan macan kumbang di kawasan hutan pegunungan Sanggabuana ini, karena memang karnivora besar itu dari keluarga panthera, atau macan tutul jawa (panthera pardus melas), sering terlihat," kata Bernard menambahkan.
Dari kejadian ini pun, warga mulai memasang perangkap dengan memberikan racun pada sekujur tubuh domba yang mati, berharap bisa membunuh macan itu. "Saat ini domba yang mati diberikan racun oleh pemiliknya, dengan maksud membunuh macan tersebut," ucapnya.
Pihaknya turun tangan memberikan edukasi agar tidak membunuh macan penghuni kawasan Sanggabuana. "Warga sudah diedukasi untuk tidak meracun dan menembak macan, dan akan diupayakan penggantian sebagai bentuk bantuan atas korban ternak ini," kata Bernard.
Menurut dia, kejadian macan kumbang memangsa hewan ternak milik warga ini merupakan indikator pakan alami berkurang. "Jika macan sampai turun ke kampung, maka populasi pakan alaminya berkurang. Ini akibat perburuan liar dan menyusutnya hutan karena alih fungsi lahan," ujar Bernard.
Menurut Marwan, macan kumbang yang menyerang dombanya sempat ditembak menggunakan senapan angin. "Sempat saya tembak Kang, tapi karena hanya senapan angin, macan kumbang masih bisa meloloskan diri," katanya.
Kejadian tersebut, diakuinya sering terjadi, bahkan sudah terhitung 30 ekor domba mati dari kurun waktu lima bulan ke belakang. "Sering terjadi kang, bahkan sudah 30 ekor domba warga yang mati," ucap Marwan.
Peneliti satwa liar, Bernard T Wahyu Wiryanta, menerima informasi kejadian matinya dua domba diserang macan kumbang di kawasan Sanggabuana. "Memang benar saya juga mendapat laporan dari anak-anak Sanggabuana Wildlife Ranger. Ada dua domba mati terluka di leher dekat kepala," kata Bernard yang saat ini tengah melakukan ekspedisi wildlife di Pegunungan Sanggabuana.
Dia memerintahkan tim Wildlife Ranger untuk investigasi. Dari hasil pantauan di lapangan, dan mengambil beberapa keterangan warga juga jejaknya.
"Benar diserang oleh Macan Kumbang, lokasi dimangsanya itu berada di kandang ternak di tepi hutan. Bahkan salah satu penjaga ternak sempat menembak macan tersebut, namun karena menggunakan senapan angin, macannya hanya terluka dan kabur masuk hutan," tuturnya.
"Wajar saja bila ditemukan macan kumbang di kawasan hutan pegunungan Sanggabuana ini, karena memang karnivora besar itu dari keluarga panthera, atau macan tutul jawa (panthera pardus melas), sering terlihat," kata Bernard menambahkan.
Dari kejadian ini pun, warga mulai memasang perangkap dengan memberikan racun pada sekujur tubuh domba yang mati, berharap bisa membunuh macan itu. "Saat ini domba yang mati diberikan racun oleh pemiliknya, dengan maksud membunuh macan tersebut," ucapnya.
Pihaknya turun tangan memberikan edukasi agar tidak membunuh macan penghuni kawasan Sanggabuana. "Warga sudah diedukasi untuk tidak meracun dan menembak macan, dan akan diupayakan penggantian sebagai bentuk bantuan atas korban ternak ini," kata Bernard.
Menurut dia, kejadian macan kumbang memangsa hewan ternak milik warga ini merupakan indikator pakan alami berkurang. "Jika macan sampai turun ke kampung, maka populasi pakan alaminya berkurang. Ini akibat perburuan liar dan menyusutnya hutan karena alih fungsi lahan," ujar Bernard.
Related Post