Orang-orang dari belahan dunia lain melakukan perjalanan melintasi lautan untuk mendapat kesempatan melihat keajaiban Taman Nasional Kruger. Cagar alam Afrika Selatan berumur lebih dari 120 tahun.
Taman Nasional Kruger menempati peringkat teratas di antara taman nasional terbaik di dunia. Petualang yang berkunjung pasti berharap bertemu hewan lima besar, yakni singa, macan tutul, gajah, badak, dan kerbau. Dengan sedikit keberuntungan, foto yang diabadikan pun bisa sangat berharga.
Taman Nasional Kruger menempati peringkat teratas di antara taman nasional terbaik di dunia. Petualang yang berkunjung pasti berharap bertemu hewan lima besar, yakni singa, macan tutul, gajah, badak, dan kerbau. Dengan sedikit keberuntungan, foto yang diabadikan pun bisa sangat berharga.
"Hewan kami pada dasarnya membuat fotografi satwa liar menjadi mode," kata Rodney Nombekana, salah satu pemandu safari. Ia membanggakan diri karena memberikan alasan kepada pengunjung untuk jatuh cinta pada satwa liar Kruger.
"Dengan demikian, tidak hanya menghargai satwa liar tetapi mereka juga terlibat dalam konservasi alam kita," imbuh dia. Turis yang ikut safari Nombekana mungkin menemukan diri mereka dalam posisi utama untuk menangkap bidikan yang sempurna. Karena ia sendiri adalah seorang fotografer satwa liar.
Gairah yang ia alami selama bertahun-tahun saat memimpin grup safari di Taman Nasional Kruger selalu berbeda. "Kebetulan seekor macan tutul sedang duduk di atas batu karang yang indah saat matahari terbenam. Saya lalu mengeluarkan ponsel dan memotret macan tutul ini," kenang Nombekana.
"Ketika saya sampai di rumah, saya melihat gambar itu, dan saya menyadari bahwa akan lebih baik jika diambil dari kamera yang tepat," imbuh dia. Jadi Nombekana membeli starter kit kamera. Seperti macan tutul, dia mendapati dirinya tertarik untuk menangkap gambar kucing besar. Daya tarik ini yang katanya mungkin dipicu selama masa kecilnya di daerah pedesaan Eastern Cape.
"Para tetua desa selalu memberi tahu kami tentang macan tutul. Itu selalu menjadi mitos bahwa ada hewan yang disebut macan tutul," jelasnya. "Kami sebenarnya tidak pernah benar-benar melihatnya. Itu selalu menjadi mimpi saya untuk benar-benar melihat macan tutul di alam liar dan ketika saya pertama kali melihatnya, sungguh luar biasa," kata dia.
"Dengan demikian, tidak hanya menghargai satwa liar tetapi mereka juga terlibat dalam konservasi alam kita," imbuh dia. Turis yang ikut safari Nombekana mungkin menemukan diri mereka dalam posisi utama untuk menangkap bidikan yang sempurna. Karena ia sendiri adalah seorang fotografer satwa liar.
Gairah yang ia alami selama bertahun-tahun saat memimpin grup safari di Taman Nasional Kruger selalu berbeda. "Kebetulan seekor macan tutul sedang duduk di atas batu karang yang indah saat matahari terbenam. Saya lalu mengeluarkan ponsel dan memotret macan tutul ini," kenang Nombekana.
"Ketika saya sampai di rumah, saya melihat gambar itu, dan saya menyadari bahwa akan lebih baik jika diambil dari kamera yang tepat," imbuh dia. Jadi Nombekana membeli starter kit kamera. Seperti macan tutul, dia mendapati dirinya tertarik untuk menangkap gambar kucing besar. Daya tarik ini yang katanya mungkin dipicu selama masa kecilnya di daerah pedesaan Eastern Cape.
"Para tetua desa selalu memberi tahu kami tentang macan tutul. Itu selalu menjadi mitos bahwa ada hewan yang disebut macan tutul," jelasnya. "Kami sebenarnya tidak pernah benar-benar melihatnya. Itu selalu menjadi mimpi saya untuk benar-benar melihat macan tutul di alam liar dan ketika saya pertama kali melihatnya, sungguh luar biasa," kata dia.
Related Post