Sumedang - 3 Warga Sumedang diserang macan kumbang. Ternyata ada mitos yang dipercaya warga setempat di balik peristiwa serangan itu. Bagaimana mitosnya?
Serangan macan kumbang yang membuat tiga warga Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang terluka, menyisakan cerita tersendiri bagi warga di sana.
Serangan macan kumbang yang membuat tiga warga Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang terluka, menyisakan cerita tersendiri bagi warga di sana.
Kabarnya, di balik serangan macan itu, ada mitos yang masih dipercaya turun temurun oleh warga. Kepala Dusun I Desa Tegalmanggung, Saeful Ma'ruf mengatakan hewan buas seperti macan kumbang, dilarang untuk menampakkan diri di hadapan manusia.
"Mitosnya kalau macan itu nggak boleh menampakkan diri ke manusia," kata Saeful, Sabtu (10/9/2022) kemarin. Namun Saeful tidak tahu persis penanda apa yang membuat macan kumbang menampakkan diri ke manusia. Yang pasti, jika itu terjadi, macan itu akan mendapat 'sanksi'.
"Kata orang sepuh gitu kalau nampak ke manusia ada sanksinya, mati atau kelaparan. Dulu juga katanya ada yang muncul terus mati dan langsung dikubur," ujarnya. Saeful juga menjelaskan, lokasi serangan macan kumbang yang membuat tiga warga luka-luka, berada di jalur pendakian Gunung Kerenceng.
Gunung Kerenceng sendiri merupakan gunung dengan ketinggian 1.736 meter di atas permukaan laut yang jadi favorit pendaki pemula. "(Itu) jalur pendakian Gunung Kerenceng, cuma masih sedikit, buat pendakian buat pemula," singkatnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga warga Sumedang diserang oleh seekor macan kumbang. Warga yang diserang itu berusaha melawan sang hewan buas hingga memiting dan menenggelamkannya ke sungai.
Sang kucing hitam itu mati usai terlibat duel sengit dengan tiga warga. Kucing besar itu mati tenggelam di sungai. "Awalnya saya lagi kerja di kebun, tiba-tiba ada macan nyerang ternak, tiba-tiba nyerang saya," kata salah satu korban bernama Udes Saepudin (32) saat ditemui di kediamannya hari ini.
Peristiwa duel macan kumbang dengan tiga warga itu terjadi pada Rabu (7/9/2022) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Masih berdasarkan video yang dilihat detikJabar, macan kumbang tersebut sudah dalam kondisi mati.
Kucing besar itu sebelumnya ditenggelamkan oleh korban hingga mati. Selain Udes, dua warga yang terlibat duel dengan macan kumbang itu adalah Adi (32) dan Didin (52). Saat penerkaman, korban sedang bekerja di sebuah kebun alpukat.
"Mitosnya kalau macan itu nggak boleh menampakkan diri ke manusia," kata Saeful, Sabtu (10/9/2022) kemarin. Namun Saeful tidak tahu persis penanda apa yang membuat macan kumbang menampakkan diri ke manusia. Yang pasti, jika itu terjadi, macan itu akan mendapat 'sanksi'.
"Kata orang sepuh gitu kalau nampak ke manusia ada sanksinya, mati atau kelaparan. Dulu juga katanya ada yang muncul terus mati dan langsung dikubur," ujarnya. Saeful juga menjelaskan, lokasi serangan macan kumbang yang membuat tiga warga luka-luka, berada di jalur pendakian Gunung Kerenceng.
Gunung Kerenceng sendiri merupakan gunung dengan ketinggian 1.736 meter di atas permukaan laut yang jadi favorit pendaki pemula. "(Itu) jalur pendakian Gunung Kerenceng, cuma masih sedikit, buat pendakian buat pemula," singkatnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga warga Sumedang diserang oleh seekor macan kumbang. Warga yang diserang itu berusaha melawan sang hewan buas hingga memiting dan menenggelamkannya ke sungai.
Sang kucing hitam itu mati usai terlibat duel sengit dengan tiga warga. Kucing besar itu mati tenggelam di sungai. "Awalnya saya lagi kerja di kebun, tiba-tiba ada macan nyerang ternak, tiba-tiba nyerang saya," kata salah satu korban bernama Udes Saepudin (32) saat ditemui di kediamannya hari ini.
Peristiwa duel macan kumbang dengan tiga warga itu terjadi pada Rabu (7/9/2022) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Masih berdasarkan video yang dilihat detikJabar, macan kumbang tersebut sudah dalam kondisi mati.
Kucing besar itu sebelumnya ditenggelamkan oleh korban hingga mati. Selain Udes, dua warga yang terlibat duel dengan macan kumbang itu adalah Adi (32) dan Didin (52). Saat penerkaman, korban sedang bekerja di sebuah kebun alpukat.
Related Post