Seekor harimau Sumatera (panthera tigris Sumterae) jenis kelamin jantan berusia 8-10 tahun yang beberapa waktu lalu masuk perangkap BKSDA Jambi, akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya di zona inti, kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.
Harimau tersebut dilepas liarkan langsung oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan Kepala Balai KSDA Jambi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan helikopter, pada Selasa (31/6/2022).
Harimau tersebut dilepas liarkan langsung oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan Kepala Balai KSDA Jambi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan helikopter, pada Selasa (31/6/2022).
Sebelum diterbangkan, tim dari BKSDA Jambi terlebih dahulu membius harimau dengan berat badan 110 Kg, panjang keseluruhan 217 Cm, panjang taring atas 6,2 Cm dan panjang taring bawah 3,5 Cm tersebut di tempat penyelamatan satwa (TPS) BKSDA, yang berada di Mendalo, Jaluko, Muaro Jambi.
Setelah berhasil dibius, harimau kemudian dimasukkan ke kandang transport, dan dibawa melalui jalur darat, dari Mendalo, menuju ke Bandara Muaro Bungo. Kepala BKSDA Jambi, Rahamad Saleh mengatakan, setibanya di bandara, pihaknya terlebih dahulu menerjukan personel ke lokasi pelepas liaran, zona inti TNKS, untuk membuat titik pelepasan.
"Jadi sebelum harimau kita lepas liarkan, kita lebih dahulu drop tim ke lokasi, pakai heli" kata Rahmad, Rabu (1/6/2022). Kemudian, setelah memantapkan posisi pelepasan, harimau kemudian diterbangkan menggunakan helikopter dari bandara Muaro Bungo, yang menempuh waktu sekira 6 jam.
Setibanya di lokasi, boks trap yang mengangkut harimau kemudian di lepas, dengan posisi personel yang berada di dalam helikopter. Dalam proses pelepas liaran ini tentunya tidak gampang, bahkan petugas harus bekerja sebanyak 3 trip (Pergi-pulang) dari Bandara Muaro Bungo, ke TNKS untuk mempersiapkan pelepasan.
Setelah semua proses berlangsung, harimau akhirnya berhasil dilepas dengan kondisi baik, untuk kembali ke habitat asalnya.
Diketahui, seekor harimau Sumatera (panthera tigris Sumterae) jenis kelamin jantan berusia 8-10 tahun yang beberapa waktu lalu masuk perangkap BKSDA Jambi, akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya di zona inti, kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.
Harimau tersebut dilepas liarkan langsung oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan Kepala Balai KSDA Jambi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan helikopter, pada Selasa (31/6/2022).
Sekira 40 hari berada di tempat pemyelamatan satwa (TPS) Balai KSDA Jambi, harimau mendapatkan perawatan intensif berupa pemberian pakan hidup secara rutin dan terjadwal seperti ayam, kelinci dan kambing dengan total 370,4 kilogram.
Selain itu petugas TPS juga melakukan pengecekan rutin kondisi satwa setiap hari secara visual pada pagi dan sore hari.
Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan, pemilihan TNKS, sebagai lokasi pelepasliaran harimau sumatera tersebut sudah berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat bersama dengan Flora Fauna Internasional (FFI) .
Di mana, hasil dari survey ini disimpulkan bahwa, kawasan TNKS merupakan habitat alami penting bagi harimau sumatera dengan luasan mencapai 1,4 juta hektare. Kemudian, kata Rahmad, berdasarkan kajian density (perhitungan statistik) data populasinya adalah 0,91/100 km⊃2;, sehingga jika dikonversi terdapat sekitar 126 individu, sedangkan berdasarkan tangkapan langsung camera trap terdapat 88 individu yang telah teridentifikasi.
Harimau ini sendiri, berhasil diselamatkan oleh BKSDA Jambi, pada 21 April 2022, di Desa Nalo Gedang , Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin.
Harimau sumatera ini diselamatkan dari lokasi yang merupakan penyangga kawasan TNKS , yang merupakan bagian dari ekosistem lansekap Kerinci Seblat.
"Jadi kegiatan ini merupakan upaya menyelamatkan dan mengembalikan lagi satwa harimau ke habitat yang lebih aman," kata Rahmad Saleh, Selasa (31/5/2022).
Setelah masuk perangkap, harimau dengan berat badan 110 Kg, panjang keselurihan 217 Cm, panjang taring atas 6,2 Cm dan panjang taring bawah 3,5 Cm tersebut, kemudian di rawat di TPS BKSDA Jambi di Desa Mendalo Darat, Jaluko, Muaro Jambi.
Kata Saleh, selama perawatan, harimau diberi vitamin, antibiotik, dan antiparasitic, serta dilakukan pengambilan sampel darah, feses, rambut untuk pemeriksaan laboratorium, dan harimau dinyatakan sehat dan hasil analisis fisik usia diperkirakan 8-10 tahun.
Kaata Rahmad, pelepasliaran satwa ini menjadi salah satu langkah aktif pemerintah dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang merupakan kekayaan Bangsa Indonesia dan kami mengajak semua pihak berpartisipasi dan berperan aktif dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati.
"Selanjutnya kami menghimbau bagi masyarakat yang berkegiatan di wilayah yang merupakan habitat satwa liar agar berhati-hati dan melaporkan kepada petugas jika menjumpai aktifitas satwa liar yang membahayakan melalui call centre Balai Konservasi Sumber Daya Alam ataupun Balai Taman Nasional demikian juga jika ditemui adanya aktifitas masyarakat yang membahayakan satwa liar," katanya.
Sementara itu Badan Konservasi Dunia The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan harimau sumatera ke dalam status satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) artinya populasi satwa liar ini sudah sangat terancam punah atau telah menghadapi risiko kepunahan yang tinggi dalam waktu dekat.
Sedangkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan harimau ke dalam Apendix 1.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kapolda Jambi beserta jajaran atas perhatian yang besar terhadap harimau sumatera, Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Merangin, Pemerintah Kabupaten Bungo, TNI, masyarakat serta LSM yang telah berpartisipasi dalam penyelamatan sampai dengan pengembalian harimau sumatera ke habitatnya kembali.
Setelah berhasil dibius, harimau kemudian dimasukkan ke kandang transport, dan dibawa melalui jalur darat, dari Mendalo, menuju ke Bandara Muaro Bungo. Kepala BKSDA Jambi, Rahamad Saleh mengatakan, setibanya di bandara, pihaknya terlebih dahulu menerjukan personel ke lokasi pelepas liaran, zona inti TNKS, untuk membuat titik pelepasan.
"Jadi sebelum harimau kita lepas liarkan, kita lebih dahulu drop tim ke lokasi, pakai heli" kata Rahmad, Rabu (1/6/2022). Kemudian, setelah memantapkan posisi pelepasan, harimau kemudian diterbangkan menggunakan helikopter dari bandara Muaro Bungo, yang menempuh waktu sekira 6 jam.
Setibanya di lokasi, boks trap yang mengangkut harimau kemudian di lepas, dengan posisi personel yang berada di dalam helikopter. Dalam proses pelepas liaran ini tentunya tidak gampang, bahkan petugas harus bekerja sebanyak 3 trip (Pergi-pulang) dari Bandara Muaro Bungo, ke TNKS untuk mempersiapkan pelepasan.
Setelah semua proses berlangsung, harimau akhirnya berhasil dilepas dengan kondisi baik, untuk kembali ke habitat asalnya.
Diketahui, seekor harimau Sumatera (panthera tigris Sumterae) jenis kelamin jantan berusia 8-10 tahun yang beberapa waktu lalu masuk perangkap BKSDA Jambi, akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya di zona inti, kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Jambi.
Harimau tersebut dilepas liarkan langsung oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat dan Kepala Balai KSDA Jambi, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) bersama Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggunakan helikopter, pada Selasa (31/6/2022).
Sekira 40 hari berada di tempat pemyelamatan satwa (TPS) Balai KSDA Jambi, harimau mendapatkan perawatan intensif berupa pemberian pakan hidup secara rutin dan terjadwal seperti ayam, kelinci dan kambing dengan total 370,4 kilogram.
Selain itu petugas TPS juga melakukan pengecekan rutin kondisi satwa setiap hari secara visual pada pagi dan sore hari.
Kepala BKSDA Jambi, Rahmad Saleh mengatakan, pemilihan TNKS, sebagai lokasi pelepasliaran harimau sumatera tersebut sudah berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat bersama dengan Flora Fauna Internasional (FFI) .
Di mana, hasil dari survey ini disimpulkan bahwa, kawasan TNKS merupakan habitat alami penting bagi harimau sumatera dengan luasan mencapai 1,4 juta hektare. Kemudian, kata Rahmad, berdasarkan kajian density (perhitungan statistik) data populasinya adalah 0,91/100 km⊃2;, sehingga jika dikonversi terdapat sekitar 126 individu, sedangkan berdasarkan tangkapan langsung camera trap terdapat 88 individu yang telah teridentifikasi.
Harimau ini sendiri, berhasil diselamatkan oleh BKSDA Jambi, pada 21 April 2022, di Desa Nalo Gedang , Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin.
Harimau sumatera ini diselamatkan dari lokasi yang merupakan penyangga kawasan TNKS , yang merupakan bagian dari ekosistem lansekap Kerinci Seblat.
"Jadi kegiatan ini merupakan upaya menyelamatkan dan mengembalikan lagi satwa harimau ke habitat yang lebih aman," kata Rahmad Saleh, Selasa (31/5/2022).
Setelah masuk perangkap, harimau dengan berat badan 110 Kg, panjang keselurihan 217 Cm, panjang taring atas 6,2 Cm dan panjang taring bawah 3,5 Cm tersebut, kemudian di rawat di TPS BKSDA Jambi di Desa Mendalo Darat, Jaluko, Muaro Jambi.
Kata Saleh, selama perawatan, harimau diberi vitamin, antibiotik, dan antiparasitic, serta dilakukan pengambilan sampel darah, feses, rambut untuk pemeriksaan laboratorium, dan harimau dinyatakan sehat dan hasil analisis fisik usia diperkirakan 8-10 tahun.
Kaata Rahmad, pelepasliaran satwa ini menjadi salah satu langkah aktif pemerintah dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang merupakan kekayaan Bangsa Indonesia dan kami mengajak semua pihak berpartisipasi dan berperan aktif dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati.
"Selanjutnya kami menghimbau bagi masyarakat yang berkegiatan di wilayah yang merupakan habitat satwa liar agar berhati-hati dan melaporkan kepada petugas jika menjumpai aktifitas satwa liar yang membahayakan melalui call centre Balai Konservasi Sumber Daya Alam ataupun Balai Taman Nasional demikian juga jika ditemui adanya aktifitas masyarakat yang membahayakan satwa liar," katanya.
Sementara itu Badan Konservasi Dunia The International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan harimau sumatera ke dalam status satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) artinya populasi satwa liar ini sudah sangat terancam punah atau telah menghadapi risiko kepunahan yang tinggi dalam waktu dekat.
Sedangkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan harimau ke dalam Apendix 1.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kapolda Jambi beserta jajaran atas perhatian yang besar terhadap harimau sumatera, Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Merangin, Pemerintah Kabupaten Bungo, TNI, masyarakat serta LSM yang telah berpartisipasi dalam penyelamatan sampai dengan pengembalian harimau sumatera ke habitatnya kembali.
Related Post