Salah satu satwa terancam punah, kucing merah Kalimantan atau Catopuma badia, tertangkap oleh kamera jebak yang terpasang di bentang alam Barito Hulu.
Keberadaan satwa endemik Kalimantan ini begitu langka dan tidak banyak diketahui, sehingga diperlukan upaya konservasinya agar kucing merah tetap dapat lestari. Sementara itu, kucing merah Kalimantan terancam punah dikarenakan terus berkurangnya habitat dan perburuan yang dilakukan.
Keberadaan satwa endemik Kalimantan ini begitu langka dan tidak banyak diketahui, sehingga diperlukan upaya konservasinya agar kucing merah tetap dapat lestari. Sementara itu, kucing merah Kalimantan terancam punah dikarenakan terus berkurangnya habitat dan perburuan yang dilakukan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Nur Patria Kurniawan mengatakan, kucing merah Kalimantan sangat sulit untuk ditemukan, dan sejauh ini belum banyak publikasi mendalam yang mengulas mengenai spesies kucing liar yang dilindungi ini.
“Satwa ini kurang mendapatkan perhatian, tidak seperti orangutan,” ujar Nur dalam online media gathering “Kucing Merah Kalimantan dan Upaya Konservasinya di Provinsi Kalimantan Tengah” Jumat (24/6/2022).
Lebih lanjut, kucing merah Kalimantan masuk dalam satwa dilindungi yang harus mendapatkan perhatian untuk upaya konservasinya. Satwa yang masuk dalam klasifikasi terancam punah oleh Badan Konservasi Dunia (ICN) ini menduduki posisi yang penting dalam rantai makanan secara ekologis.
Satwa ini sebagai penyeimbang dari ekosistem. Atas kelangkaan ini, keberadaan kucing merah dan kucing-kucing liar di Kalimantan bisa sangat menarik bagi para kolektor satwa untuk memeliharanya sehingga harus segera dilakukan upaya-upaya agar populasinya bisa tetap terjaga.
Mengenal kucing merah Kalimantan
Kucing merah memiliki bulu berwarna merah kastanye yang gelap dan berbintik samar. Dengan kepala yang pendek dan bulat dengan warna cokelat keabu-abuan. Di setiap sudut matanya terdapat dua garis gelap serta bagian belakang kepala memiliki tanda gelap berbentuk “M”.
Kucing merah mempunyai ekor yang panjang dan runcing, dengan garis kekuningan di bagian bawahnya dan ujung ekornya berwarna putih bersih. Kucing merah berukuran hampir sama dengan kucing rumahan yang besar, mempunyai berat sekitar 3-4 kg dan panjang sekitar 92 cm.
Sebagai hewan endemik, kucing merah hanya ditemukan di Pulau Kalimantan. Hutan dataran rendah dan dataran tinggi menjadi habitat penting bagi kucing merah.
Harapan Untuk Dikembangbiakkan.
Dalam keterangan di kegiatan media gathering berjudul Kucing Merah Kalimantan dan upaya konservasinya, membeberkan terdapat 4 jenis Kucing Merah yang terekam jebakan kamera. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kucing Merah menjadi satu dari beberapa kucing liar yang dilindungi.
Pada 2002, Badan Konservasi Dunia (IUCN) mengklasifikasikan Kucing Merah ke dalam status terancam punah.
Populasinya kurang dari 2.500 ekor di dunia. Indonesia, khususnya Pulau Kalimantan, menjadi tempat populasi terbanyak. Untuk jumlah populasi Kucing Merah di Kalteng, Kepala BKSDA Kalteng, Nur Patria mengungkapkan masih dalam upaya mengumpulkan data termasuk strategi konservasinya.
"Setelah bertahun-tahun Kucing Merah tidak muncul di jebakan kamera jebakan, ini muncul. Untuk dikembang biakkan itu sangat mungkin peluangnya," jelas Nur Patria, Kamis (23/6/2022). Munculnya satwa tersebut juga kemungkinan salah satunya karena faktor pandemi Covid-19.
Sebelumnya jarang terlihat karena aktivitas masyarakat yang tinggi, membuat Kucing Merah jarang dijumpai. Hewan top predator yang menjadi penyeimbang ekosistem alam Kalteng tersebut, sebelumnya juga ditemukan sudah jadi bangkai karena terjerat jebakan babi warga di Murung Raya, Kalteng beberapa waktu lalu.
Sementara itu, hamparan kebun sawit di Kalteng yang sudah ada saat ini menurut Nur Patria memiliki sisi positif. Seperti adanya tikus yang menjadi santapan Kucing Merah.
Namun pihaknya tidak memungkiri jika pembukaan lahan sawit baru tentu akan menggangu habitat satwa-satwa lainnya. Dia mempertegas pengoptimalan lahan sawit yang ada agar dikelolah dengan sesuai, seperti salah satu perusahan sawit yang juga melakukan upaya konservasi.
Dia berharap jika masyarakat mempunyai kesadaran terkait satwa liar yang dilindungi dan hidup berdampingan harmonis. Jika ada yang menjumpai Kucing Merah atau satwa liarnya, warga dapat menghubungi Call center BKSDA Kalteng.
“Satwa ini kurang mendapatkan perhatian, tidak seperti orangutan,” ujar Nur dalam online media gathering “Kucing Merah Kalimantan dan Upaya Konservasinya di Provinsi Kalimantan Tengah” Jumat (24/6/2022).
Lebih lanjut, kucing merah Kalimantan masuk dalam satwa dilindungi yang harus mendapatkan perhatian untuk upaya konservasinya. Satwa yang masuk dalam klasifikasi terancam punah oleh Badan Konservasi Dunia (ICN) ini menduduki posisi yang penting dalam rantai makanan secara ekologis.
Satwa ini sebagai penyeimbang dari ekosistem. Atas kelangkaan ini, keberadaan kucing merah dan kucing-kucing liar di Kalimantan bisa sangat menarik bagi para kolektor satwa untuk memeliharanya sehingga harus segera dilakukan upaya-upaya agar populasinya bisa tetap terjaga.
Mengenal kucing merah Kalimantan
Kucing merah memiliki bulu berwarna merah kastanye yang gelap dan berbintik samar. Dengan kepala yang pendek dan bulat dengan warna cokelat keabu-abuan. Di setiap sudut matanya terdapat dua garis gelap serta bagian belakang kepala memiliki tanda gelap berbentuk “M”.
Kucing merah mempunyai ekor yang panjang dan runcing, dengan garis kekuningan di bagian bawahnya dan ujung ekornya berwarna putih bersih. Kucing merah berukuran hampir sama dengan kucing rumahan yang besar, mempunyai berat sekitar 3-4 kg dan panjang sekitar 92 cm.
Sebagai hewan endemik, kucing merah hanya ditemukan di Pulau Kalimantan. Hutan dataran rendah dan dataran tinggi menjadi habitat penting bagi kucing merah.
Harapan Untuk Dikembangbiakkan.
Dalam keterangan di kegiatan media gathering berjudul Kucing Merah Kalimantan dan upaya konservasinya, membeberkan terdapat 4 jenis Kucing Merah yang terekam jebakan kamera. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kucing Merah menjadi satu dari beberapa kucing liar yang dilindungi.
Pada 2002, Badan Konservasi Dunia (IUCN) mengklasifikasikan Kucing Merah ke dalam status terancam punah.
Populasinya kurang dari 2.500 ekor di dunia. Indonesia, khususnya Pulau Kalimantan, menjadi tempat populasi terbanyak. Untuk jumlah populasi Kucing Merah di Kalteng, Kepala BKSDA Kalteng, Nur Patria mengungkapkan masih dalam upaya mengumpulkan data termasuk strategi konservasinya.
"Setelah bertahun-tahun Kucing Merah tidak muncul di jebakan kamera jebakan, ini muncul. Untuk dikembang biakkan itu sangat mungkin peluangnya," jelas Nur Patria, Kamis (23/6/2022). Munculnya satwa tersebut juga kemungkinan salah satunya karena faktor pandemi Covid-19.
Sebelumnya jarang terlihat karena aktivitas masyarakat yang tinggi, membuat Kucing Merah jarang dijumpai. Hewan top predator yang menjadi penyeimbang ekosistem alam Kalteng tersebut, sebelumnya juga ditemukan sudah jadi bangkai karena terjerat jebakan babi warga di Murung Raya, Kalteng beberapa waktu lalu.
Sementara itu, hamparan kebun sawit di Kalteng yang sudah ada saat ini menurut Nur Patria memiliki sisi positif. Seperti adanya tikus yang menjadi santapan Kucing Merah.
Namun pihaknya tidak memungkiri jika pembukaan lahan sawit baru tentu akan menggangu habitat satwa-satwa lainnya. Dia mempertegas pengoptimalan lahan sawit yang ada agar dikelolah dengan sesuai, seperti salah satu perusahan sawit yang juga melakukan upaya konservasi.
Dia berharap jika masyarakat mempunyai kesadaran terkait satwa liar yang dilindungi dan hidup berdampingan harmonis. Jika ada yang menjumpai Kucing Merah atau satwa liarnya, warga dapat menghubungi Call center BKSDA Kalteng.
Related Post