Berbicara tentang macan kumbang atau macan tutul, banyak orang akan membayangkan hewan dengan tubuh hitam, sangat berbahaya, agresif, dan sangat langka. Macan kumbang, terutama yang hidup di luar jalur di Asia, India atau Afrika merupakan salah satu hewan paling langka untuk dilihat di dunia.
Dr. Nicholas Pilfold, ahli biologi dari San Diego College di California, AS, mengatakan: “Tidak semua macan kumbang berwarna hitam. Namun, macan kumbang yang berwarna hitam memang langka. Dilihat dari jumlah macan kumbang di dunia, hanya terdapat 11% macan kumbang yang berwarna hitam. Bahkan di Afrika, macan kumbang juga sangat langka.”
Dr. Nicholas Pilfold, ahli biologi dari San Diego College di California, AS, mengatakan: “Tidak semua macan kumbang berwarna hitam. Namun, macan kumbang yang berwarna hitam memang langka. Dilihat dari jumlah macan kumbang di dunia, hanya terdapat 11% macan kumbang yang berwarna hitam. Bahkan di Afrika, macan kumbang juga sangat langka.”
Terakhir kali manusia melihat macan kumbang hitam adalah di Kenya pada tahun 2019. Ini juga satu-satunya penampakan macan kumbang berwarna hitam yang dilihat manusia dalam 100 tahun.
Lingkungan hidup alami macan kumbang hitam terutama di daerah tropis Asia Tenggara adalah alasan mengapa mereka memiliki bulu hitam yang mana disebabkan oleh proses metabolisme fisiologis yang disebut ” menghitam “. Proses tersebut dapat meningkatkan kadar melanin kulit dan rambut.
Menariknya, bulu mereka tidak sepenuhnya hitam, kadang juga ada yang berwarna coklat tua. Dr. Nicholas mengatakan pada African Journal of Ecology: ” Warna hitam mungkin hasil adaptasi mereka dengan lingkungan, yang akan membantu mereka bertahan hidup dalam mengejar mangsannya”
Lingkungan hidup alami macan kumbang hitam terutama di daerah tropis Asia Tenggara adalah alasan mengapa mereka memiliki bulu hitam yang mana disebabkan oleh proses metabolisme fisiologis yang disebut ” menghitam “. Proses tersebut dapat meningkatkan kadar melanin kulit dan rambut.
Menariknya, bulu mereka tidak sepenuhnya hitam, kadang juga ada yang berwarna coklat tua. Dr. Nicholas mengatakan pada African Journal of Ecology: ” Warna hitam mungkin hasil adaptasi mereka dengan lingkungan, yang akan membantu mereka bertahan hidup dalam mengejar mangsannya”
“Meskipun macan kumbang pandai dalam berkamuflase, ketika macan kumbang bertemu dengan macan tutul lainya, komunikasi di antara mereka mungkin akan menjadi sulit,” kata Maurício.
Ujung telinga macan kumbang hitam tidak memiliki warna putih yang biasa terlihat pada macan tutul. Maurício berkata,: “Putih adalah warna yang paling memantulkan cahaya. Sepotong kecil putih mungkin memiliki dampak yang sangat penting pada penglihatan macan tutul dalam gelap.
Macan kumbang hitam tidak memiliki fitur ini. Meskipun dapat membuatnya lebih baik dalam melarikan diri dalam gelap, dia juga kehilangan sebagian kemampuannya untuk berkomunikasi.” Dalam penelitiannya, Maurício dan rekan berspekulasi bahwa keterampilan komunikasi yang lebih lemah dari macan kumbang mengurangi tingkat kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Jika macan tutul warna normal melahirkan macan hitam, kemungkinan akan ada masalah dengan komunikasi antara induk macan tutul dan bayinya yang hitam, sehingga tingkat kematian bayi macan kumbang hitam lebih tinggi, yang mengakibatkan populasi langka bagi macan kumbang..
Ada juga hipotesis ilmiah bahwa warna hitam macan tutul adalah fenomena “gene drift”. Dalam proses pewarisan dari generasi ke generasi antara hewan dan keturunannya, gen dapat menghasilkan rekombinasi dengan karakteristik genetik yang berbeda. Dr. Greg Barsh dari Alabama, AS menerbitkan sebuah artikel di Majalah Smithsonian untuk mendukung teori ini.
Kata Dr. Bash, mengatakan bahwa penelitian Maurício dan rekan-rekannya sangat menarik, dan pandangan tertentu didukung oleh bukti. Namun, kelangkaan macan kumbang hitam, argumen mereka tidak dapat diverifikasi.
“Menurut saya, fenomena yang paling menarik dari macan kumbang hitam adalah, populasi hewan yang mengalami proses menghitam seringkali adalah mereka yang tidak memiliki tanda putih di telinganya. Hal ini sempat membingungkan para ilmuwan dan mungkin akan menjadi arah penelitian penting di masa depan,” kata Bash.
Lingkungan hidup alami macan kumbang hitam terutama di daerah tropis Asia Tenggara adalah alasan mengapa mereka memiliki bulu hitam yang mana disebabkan oleh proses metabolisme fisiologis yang disebut ” menghitam “. Proses tersebut dapat meningkatkan kadar melanin kulit dan rambut.
Menariknya, bulu mereka tidak sepenuhnya hitam, kadang juga ada yang berwarna coklat tua. Dr. Nicholas mengatakan pada African Journal of Ecology: ” Warna hitam mungkin hasil adaptasi mereka dengan lingkungan, yang akan membantu mereka bertahan hidup dalam mengejar mangsannya”
Lingkungan hidup alami macan kumbang hitam terutama di daerah tropis Asia Tenggara adalah alasan mengapa mereka memiliki bulu hitam yang mana disebabkan oleh proses metabolisme fisiologis yang disebut ” menghitam “. Proses tersebut dapat meningkatkan kadar melanin kulit dan rambut.
Menariknya, bulu mereka tidak sepenuhnya hitam, kadang juga ada yang berwarna coklat tua. Dr. Nicholas mengatakan pada African Journal of Ecology: ” Warna hitam mungkin hasil adaptasi mereka dengan lingkungan, yang akan membantu mereka bertahan hidup dalam mengejar mangsannya”
“Meskipun macan kumbang pandai dalam berkamuflase, ketika macan kumbang bertemu dengan macan tutul lainya, komunikasi di antara mereka mungkin akan menjadi sulit,” kata Maurício.
Ujung telinga macan kumbang hitam tidak memiliki warna putih yang biasa terlihat pada macan tutul. Maurício berkata,: “Putih adalah warna yang paling memantulkan cahaya. Sepotong kecil putih mungkin memiliki dampak yang sangat penting pada penglihatan macan tutul dalam gelap.
Macan kumbang hitam tidak memiliki fitur ini. Meskipun dapat membuatnya lebih baik dalam melarikan diri dalam gelap, dia juga kehilangan sebagian kemampuannya untuk berkomunikasi.” Dalam penelitiannya, Maurício dan rekan berspekulasi bahwa keterampilan komunikasi yang lebih lemah dari macan kumbang mengurangi tingkat kelangsungan hidup mereka di alam liar.
Jika macan tutul warna normal melahirkan macan hitam, kemungkinan akan ada masalah dengan komunikasi antara induk macan tutul dan bayinya yang hitam, sehingga tingkat kematian bayi macan kumbang hitam lebih tinggi, yang mengakibatkan populasi langka bagi macan kumbang..
Ada juga hipotesis ilmiah bahwa warna hitam macan tutul adalah fenomena “gene drift”. Dalam proses pewarisan dari generasi ke generasi antara hewan dan keturunannya, gen dapat menghasilkan rekombinasi dengan karakteristik genetik yang berbeda. Dr. Greg Barsh dari Alabama, AS menerbitkan sebuah artikel di Majalah Smithsonian untuk mendukung teori ini.
Kata Dr. Bash, mengatakan bahwa penelitian Maurício dan rekan-rekannya sangat menarik, dan pandangan tertentu didukung oleh bukti. Namun, kelangkaan macan kumbang hitam, argumen mereka tidak dapat diverifikasi.
“Menurut saya, fenomena yang paling menarik dari macan kumbang hitam adalah, populasi hewan yang mengalami proses menghitam seringkali adalah mereka yang tidak memiliki tanda putih di telinganya. Hal ini sempat membingungkan para ilmuwan dan mungkin akan menjadi arah penelitian penting di masa depan,” kata Bash.
Related Post