Upaya rekam jejak Macan Tutul Jawa terus dilakukan berbagai pihak untuk pelestarian. Satwa pemangsa terbesar kedua setelah Harimau Jawa yang sudah dianggap punah ini juga dilakukan pengamat Macan Tutul Jawa yang juga penghobi fotografi. Hasil foto pun diserahkan ke pemerintah, untuk keperluan penelitian Macan Tutul Jawa.
Adalah Rendra Des Kurnia (42). Fotografer profesional asal Banyuwangi ini juga menjadi pengamat satwa liar di beberapa kawasan habitat Macan Tutul Jawa. Pengamatan macan tutul Jawa dilakukan sejak 2013 lalu.
Adalah Rendra Des Kurnia (42). Fotografer profesional asal Banyuwangi ini juga menjadi pengamat satwa liar di beberapa kawasan habitat Macan Tutul Jawa. Pengamatan macan tutul Jawa dilakukan sejak 2013 lalu.
"Ngeri-ngeri sedap jika mengabadikan momen macan tutul Jawa. Karena memang memotret satwa liar kita kadang berusaha sedekat mungkin dengan objek, dengan catatan tidak mengganggu aktivitas mereka," ujarnya kepada detikcom, Senin (27/9/2021).
Pengamat Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) ini, mengabadikan momen paling jauh sekitar 6 meter. Bisa saja satwa liar ini menerkam. Hingga perlu kesiagaan ekstra saat mengabadikan momen tersebut. Dia berhasil mengabadikan 6 individu macan tutul Jawa.
"Jarak aman sekitar 6 meter. Tapi saya juga pernah sekitar 2 sampai 4 meter. Jika bertemu sangat luar biasa. Tegang, senang dan waspada bercampur aduk," tambahnya.
Untuk mengabadikan momen macan tutul Jawa, kata Rendra, perlu kesabaran ekstra. Dirinya harus menunggu selama 4 hingga 6 jam. Bisa juga tidak beruntung dalam seharian menunggu kemunculannya.
"Biasanya keluar jam 5 sore hingga larut malam. Yang asyik adalah waktu menunggu, ketika macan dekat itu adrenalin naik karena hewan liar macan bisa menyerang, jika dia merasa terancam" tambahnya.
Macan tutul Jawa cenderung menghindar dari manusia. Untuk mendapatkan gambar yang bagus, dirinya tidak menggunakan flash kamera, melainkan dengan lampu senter. Itupun tidak boleh diarahkan langsung ke mata yang sejajar dengan lensa kamera.
"Fokus cahaya tidak boleh langsung ke macan tapi di samping macan agar tidak terganggu. Perilakunya hampir sama dengan kucing bersin atau kucing batuk," pungkasnya.
Pengamat Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas) ini, mengabadikan momen paling jauh sekitar 6 meter. Bisa saja satwa liar ini menerkam. Hingga perlu kesiagaan ekstra saat mengabadikan momen tersebut. Dia berhasil mengabadikan 6 individu macan tutul Jawa.
"Jarak aman sekitar 6 meter. Tapi saya juga pernah sekitar 2 sampai 4 meter. Jika bertemu sangat luar biasa. Tegang, senang dan waspada bercampur aduk," tambahnya.
Untuk mengabadikan momen macan tutul Jawa, kata Rendra, perlu kesabaran ekstra. Dirinya harus menunggu selama 4 hingga 6 jam. Bisa juga tidak beruntung dalam seharian menunggu kemunculannya.
"Biasanya keluar jam 5 sore hingga larut malam. Yang asyik adalah waktu menunggu, ketika macan dekat itu adrenalin naik karena hewan liar macan bisa menyerang, jika dia merasa terancam" tambahnya.
Macan tutul Jawa cenderung menghindar dari manusia. Untuk mendapatkan gambar yang bagus, dirinya tidak menggunakan flash kamera, melainkan dengan lampu senter. Itupun tidak boleh diarahkan langsung ke mata yang sejajar dengan lensa kamera.
"Fokus cahaya tidak boleh langsung ke macan tapi di samping macan agar tidak terganggu. Perilakunya hampir sama dengan kucing bersin atau kucing batuk," pungkasnya.
Related Post