Mempunyai hewan peliharaan bukan hanya sekadar untuk mencari kesenangan, seorang pemilik juga harus bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan hewan tersebut salah satunya dengan rutin memberikan vaksin.
Tentunya, peran vaksin sangatlah penting bagi kehidupan hewan peliharaan. Vaksin dapat memunculkan zat antibody dalam tubuh hewan peliharaan sehingga mereka tak mudah terserang penyakit.
Para ahli mengatakan setiap hewan peliharaan (anjing dan kucing) yang baru lahir, mereka memiliki antibody maternal yang diturunkan langsung dari induk sebagai perisai pertahanan yang dapat melindungi diri mereka dari paparan penyakit.
Tentunya, peran vaksin sangatlah penting bagi kehidupan hewan peliharaan. Vaksin dapat memunculkan zat antibody dalam tubuh hewan peliharaan sehingga mereka tak mudah terserang penyakit.
Para ahli mengatakan setiap hewan peliharaan (anjing dan kucing) yang baru lahir, mereka memiliki antibody maternal yang diturunkan langsung dari induk sebagai perisai pertahanan yang dapat melindungi diri mereka dari paparan penyakit.
Maternal antibodi ini akan terus menurun hingga menuju masa kritis sehingga tidak mampu memberikan pertahanan tubuh. Nah di saat inilah peran vaksin bagi hewan peliharaan sangat dibutuhkan.
Vaksinasi harus diberikan kepada anak anjing atau kucing yang berfungsi sebagai perlindungan dasar. Vaksin ini merupakan bakteri atau virus yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Vaksinasi dapat diberikan kepada hewan peliharaan sejak usia enam minggu. Pasalnya di usia enam minggu kandungan maternal antibodi dari hewan peliharaan sudah berada dalam kondisi yang sudah rendah.
Pemberian vaksin pun harus diulangi sebanyak tiga kali dengan jarak 2-4 minggu. Vaksin pertama akan menghasilkan antibody yang meningkat disusul dengan vaksin kedua untuk merangsang antibodi untuk lebih banyak lagi terbentuk.
Vaksin sengaja dibuat untuk melindungi berbagai penyakit mematikan seperti: Distemper, Parvovirus, Hepatitis, Parainfluenza, Rabies, Panleukopenia, Callicivirus, dan Rhinotracheitis. Anak anjing dan kucing yang sebelumnya tidak menerima vaksin hanya memiliki peluang hidup mencapai 10-20 persen apabila terjangkit Distemper maupun Parvovirus.
Biasanya, penyakit yang memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi (high mortality rate) akan dilindungi menggunakan vaksin inti. Sementara penyakit dengan angka penularan yang tinggi (high morbidity rate) akan dilindungi dengan vaksin tambahan.
Antibodi maternal yang dimiliki anak anjing atau kucing ketika baru lahir juga dinilai tergantung dari status kekebalan tubuh sang induk. Apabila sang indukan tidak rutin atau belum pernah di vaksin, maka tingkat antibody maternal anak anjingnya pun akan rendah dan mudah terserang penyakit.
Vaksinasi harus diberikan kepada anak anjing atau kucing yang berfungsi sebagai perlindungan dasar. Vaksin ini merupakan bakteri atau virus yang dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Vaksinasi dapat diberikan kepada hewan peliharaan sejak usia enam minggu. Pasalnya di usia enam minggu kandungan maternal antibodi dari hewan peliharaan sudah berada dalam kondisi yang sudah rendah.
Pemberian vaksin pun harus diulangi sebanyak tiga kali dengan jarak 2-4 minggu. Vaksin pertama akan menghasilkan antibody yang meningkat disusul dengan vaksin kedua untuk merangsang antibodi untuk lebih banyak lagi terbentuk.
Vaksin sengaja dibuat untuk melindungi berbagai penyakit mematikan seperti: Distemper, Parvovirus, Hepatitis, Parainfluenza, Rabies, Panleukopenia, Callicivirus, dan Rhinotracheitis. Anak anjing dan kucing yang sebelumnya tidak menerima vaksin hanya memiliki peluang hidup mencapai 10-20 persen apabila terjangkit Distemper maupun Parvovirus.
Biasanya, penyakit yang memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi (high mortality rate) akan dilindungi menggunakan vaksin inti. Sementara penyakit dengan angka penularan yang tinggi (high morbidity rate) akan dilindungi dengan vaksin tambahan.
Antibodi maternal yang dimiliki anak anjing atau kucing ketika baru lahir juga dinilai tergantung dari status kekebalan tubuh sang induk. Apabila sang indukan tidak rutin atau belum pernah di vaksin, maka tingkat antibody maternal anak anjingnya pun akan rendah dan mudah terserang penyakit.
Related Post =