Kucing kamu tampak lemas tak bergairah? Nafsu makannya menurun drastic? Ada bau busuk dari mulutnya? Sobat Meongers perlu waspada, karena bisa jadi si kucing kesayangan sedang terinfeksi virus calici yang menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan atas.
Virus calici dapat menyebar dengan mudah di lingkungan, dan menyebabkan penyakit respratorik pada kucing. Virus tersebut dapat menular dari berbagai cara seperti dengan kontak langsung, melalui udara yang tercemar virus dari penderita yang bersin, makan satu mangkuk dengan kucing sakit, dan dari lingkungan yang terkontaminasi virus.
Virus calici dapat menyebar dengan mudah di lingkungan, dan menyebabkan penyakit respratorik pada kucing. Virus tersebut dapat menular dari berbagai cara seperti dengan kontak langsung, melalui udara yang tercemar virus dari penderita yang bersin, makan satu mangkuk dengan kucing sakit, dan dari lingkungan yang terkontaminasi virus.
Karena virus calici dapat bertahan hidup di lingkungan selama 7-14 hari, literatur lain mengatakan hingga 1 bulan. Selama menyerang penderita, virus ini terus menggandakan diri dan melakukan mutasi, sehingga virus calici jenis baru dapat muncul dengan cepat, dengan tingkat keganasan yang berbeda dengan asalnya, bisa jadi lebih berbahaya dari generasi sebelumnya.
Gejala
Infeksi calicivirus dapat dikenali dengan mudah oleh para owner, sebagaimana prinsip pengobatan, semakin cepat gejala klinis diidentifikasi, didiagnosa dan diterapi, maka kemungkinan penyembuhan akan semakin besar. Berikut tanda-tanda yang dapat anda amati pada kucing penderita infeksi calicivirus
Terapi
Penderita calicivirus akan mengalami penurunan kondisi tubuh yang drastis, karena itu infeksi sekunder dari bakteri dapat saja terjadi. Di rumah sakit hewan, dokter hewan akan memberinya terapi antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder yang memperarah kondisi pasien, disamping itu akan diberi terapi berdasarkan gejala klinis pasien untuk mendukung kondisi pasien secara umum, juga akan dilakukan terapi cairan untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang selama ia mogok makan dan minum, juga stress yang dapat membuatnya syok.
Untuk mengembalikan keadaan tubuh pasien, kucing perlu mengkonsumsi makanan, meski terapi cairan juga mengandung nutrisi. Tenaga medis akan mencoba menstimulasi nafsu makan kucing dengan memberinya pakan basah yang berbau lezat sehingga kucing mau memakannya sendiri, namun apa bila si kucing tetap saja enggan menyentuh makannya, makan pemberian pakan menggunakan syringe atau feeding tube akan dilakukan.
Bagi kucing penderita calicivirus yang mengalami ganggauan pernafasan berat, batuk berdahak hingga kesulitan bernafas, akan dilakukan nebulasi / penguapan dengan obat-obatan tertentu untuk melonggarkan otot-otot respiratoriknya, dan meringankan pernafasannya.
Pencegahan
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi infeksi calicivirus lebih bersifat supportif, karena memang belum terdapat pengobatan infeksi virus yang efektif dan efisien, karena ini lebih baik anda melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan vaksinasi.
Vaksin pengebalan terhadap calicivirus sudah terdapat di Indonesia, berbentuk vaksin kombinasi dengan beberapa jenis vaksin lainnya. Kucing anda sebaiknya divaksinasi mulai berumur 10-13 minggu, kemudian dilakukan booster vaksin pada saat ia berumur 6 bulan, hingga dilakukan secara rutin setiap setahun sekali.
Vaksinasi tidak serta merta menjadi baju baja tanpa cela bagi kucing anda. Tetapi dengan dilakukan vaksinasi, maka kemungkinan terinfeksi calicivirus akan semakin kecil, jika sampai terjadi infeksi pun kucing anda telah memiliki antibody spesifik yang memerangi virus, sehingga tidak akan terjadi gejala klinis yang terlalu berat bagi si kucing.
Keep calm and health miauuuuuuwwww…
Herinda Pertiwi, drh., M.Si.
Gejala
Infeksi calicivirus dapat dikenali dengan mudah oleh para owner, sebagaimana prinsip pengobatan, semakin cepat gejala klinis diidentifikasi, didiagnosa dan diterapi, maka kemungkinan penyembuhan akan semakin besar. Berikut tanda-tanda yang dapat anda amati pada kucing penderita infeksi calicivirus
- Gangguan saluran pernafasan bagian atas. Kucing akan tampak bersin-bersin, batuk, keluar leleran dari hidungnya, matanya terus berair, konjungtivitis, luka/ulser pada lidah, lemas, penurunan nafsu makan dan demam. Pada anak kucing gejala ini dapat diperparah dengan terjadinya radang paru-paru / pneumonia.
- Radang gusi dan sariawan. Gejala tersebut bersama luka pada lidah kucing membuatnya malas makan karena kesakitan, dan akan tercium bau busuk dari mulutnya.
- Limping syndrome. Adanya keradangan pada persendian (arthritis), gejala ini akan terjadi beberapa hari, yang menyebabkan rasa amat tidak nyaman bagi si kucing.
- Penyebaran infeksi di organ lain. Hal ini dapat terjadi apabila jumlah virus yang menyerang sangat besar dengan tingkat keganasan yang tinggi. virus akan menyebar melalui aliran darah (viremia), dapat menyebabkan terjadinya radang pada liver, pembengkakan kulit, radang pangkreas dan perdarahan pada saluran pencernaan.
Terapi
Penderita calicivirus akan mengalami penurunan kondisi tubuh yang drastis, karena itu infeksi sekunder dari bakteri dapat saja terjadi. Di rumah sakit hewan, dokter hewan akan memberinya terapi antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder yang memperarah kondisi pasien, disamping itu akan diberi terapi berdasarkan gejala klinis pasien untuk mendukung kondisi pasien secara umum, juga akan dilakukan terapi cairan untuk menggantikan cairan tubuhnya yang hilang selama ia mogok makan dan minum, juga stress yang dapat membuatnya syok.
Untuk mengembalikan keadaan tubuh pasien, kucing perlu mengkonsumsi makanan, meski terapi cairan juga mengandung nutrisi. Tenaga medis akan mencoba menstimulasi nafsu makan kucing dengan memberinya pakan basah yang berbau lezat sehingga kucing mau memakannya sendiri, namun apa bila si kucing tetap saja enggan menyentuh makannya, makan pemberian pakan menggunakan syringe atau feeding tube akan dilakukan.
Bagi kucing penderita calicivirus yang mengalami ganggauan pernafasan berat, batuk berdahak hingga kesulitan bernafas, akan dilakukan nebulasi / penguapan dengan obat-obatan tertentu untuk melonggarkan otot-otot respiratoriknya, dan meringankan pernafasannya.
Pencegahan
Obat-obatan yang digunakan dalam terapi infeksi calicivirus lebih bersifat supportif, karena memang belum terdapat pengobatan infeksi virus yang efektif dan efisien, karena ini lebih baik anda melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan vaksinasi.
Vaksin pengebalan terhadap calicivirus sudah terdapat di Indonesia, berbentuk vaksin kombinasi dengan beberapa jenis vaksin lainnya. Kucing anda sebaiknya divaksinasi mulai berumur 10-13 minggu, kemudian dilakukan booster vaksin pada saat ia berumur 6 bulan, hingga dilakukan secara rutin setiap setahun sekali.
Vaksinasi tidak serta merta menjadi baju baja tanpa cela bagi kucing anda. Tetapi dengan dilakukan vaksinasi, maka kemungkinan terinfeksi calicivirus akan semakin kecil, jika sampai terjadi infeksi pun kucing anda telah memiliki antibody spesifik yang memerangi virus, sehingga tidak akan terjadi gejala klinis yang terlalu berat bagi si kucing.
Keep calm and health miauuuuuuwwww…
Herinda Pertiwi, drh., M.Si.
Related Post =
Waspadai Feline Distemper Saat Musim Hujan
Tak Cuci Tangan Sebabkan Ibu Hamil Terinfeksi Toksoplasma
Penyakit Saluran Kemih ( FLUTD ) pada Kucing
Scabies :Tungau penyebab penyakit kulit
Penanganan Bulu Rontok Pada Kucing
Waspadai Feline Distemper Saat Musim Hujan
Tak Cuci Tangan Sebabkan Ibu Hamil Terinfeksi Toksoplasma
Penyakit Saluran Kemih ( FLUTD ) pada Kucing
Scabies :Tungau penyebab penyakit kulit
Penanganan Bulu Rontok Pada Kucing