Rumah sederhana itu selayaknya disebut rumah kucing, terlihat kucing di mana-mana, hewan berbulu itu bebas berkeliaran di halaman hingga ke dalam rumah bermain bersama penghuninya.
Bahkan, salah satu toilet di rumah itu juga digunakan untuk kamar kucing yang butuh perawatan khusus. Rumah itu menjadi tempat perlindungan kucing telantar yang diberi nama "Violetta's Rescue" atau disingkat VR.
Bahkan, salah satu toilet di rumah itu juga digunakan untuk kamar kucing yang butuh perawatan khusus. Rumah itu menjadi tempat perlindungan kucing telantar yang diberi nama "Violetta's Rescue" atau disingkat VR.
Menurut pemilik VR, Violetta Hasan Noor, VR bukan LSM, bukan komunitas, tapi lebih ke gerakan pribadi secara individu untuk menyelamatkan kucing-kucing yang telantar, setidaknya kini ada 149 kucing yang berhasil diselamatkannya.
Awalnya sempat kewalahan untuk mengurusi puluhan kucing telantar itu, namun dengan bantuan beberapa pihak akhirnya bisa menjadikan VR sebagai 'surga' bagi para kucing-kucing telantar.
Tindakan pertama adalah memastikan kucing-kucing itu tidak kelaparan, sehingga tempat itu selalu menyediakan makanan kering selama 24 jam dan makanan utama sebanyak dua kali sehari.
Baca : Dewi Penyelamat Itu Bernama Violetta..
Dibutuhkan biaya sekitar Rp 3,5 juta per pekan, atau Rp 14 juta per bulan untuk makan kucing saja, dan itu di luar biaya klinik kesehatan hewan. Operasional VR 100 persen bergantung dari donasi masyarakat, khususnya untuk makanan dan klinik dokter hewan. Tapi biaya operasional untuk gaji pegawai yang mengurus kucing, untuk beli sabun, bayar tagihan listrik dan lain-lain ditanggung Violetta sendiri.
Sebelum ke penampungan, kucing yang diselamatkan dibawa ke klinik dokter hewan untuk divaksin, serta diberi obat cacing dan obat kutu. Dokter hewan setiap tiga bulan sekali rutin mengunjungi VR untuk memeriksa kesehatan kucing-kucing tersebut.
Setiap kucing VR yang dibiarkan berkeliaran memiliki tanda khusus berupa kalung dengan bandul lonceng dan plat warna merah. Di plat itu tertulis nama Violetta's Rescue dan nomor telepon.
Tidak terasa sudah 15 tahun Violetta menjalani pilihan hidupnya sebagai ibu pelindung kucing telantar di Kota Pekanbaru, Riau. Kebanyakan kucing yang diselamatkan adalah korban tabrak lari dan korban penganiayaan manusia.
"Masih banyak yang tak paham bahwa membuang kucing itu sama saja membunuhnya secara perlahan," kata Violetta.
Awalnya sempat kewalahan untuk mengurusi puluhan kucing telantar itu, namun dengan bantuan beberapa pihak akhirnya bisa menjadikan VR sebagai 'surga' bagi para kucing-kucing telantar.
Tindakan pertama adalah memastikan kucing-kucing itu tidak kelaparan, sehingga tempat itu selalu menyediakan makanan kering selama 24 jam dan makanan utama sebanyak dua kali sehari.
Baca : Dewi Penyelamat Itu Bernama Violetta..
Dibutuhkan biaya sekitar Rp 3,5 juta per pekan, atau Rp 14 juta per bulan untuk makan kucing saja, dan itu di luar biaya klinik kesehatan hewan. Operasional VR 100 persen bergantung dari donasi masyarakat, khususnya untuk makanan dan klinik dokter hewan. Tapi biaya operasional untuk gaji pegawai yang mengurus kucing, untuk beli sabun, bayar tagihan listrik dan lain-lain ditanggung Violetta sendiri.
Sebelum ke penampungan, kucing yang diselamatkan dibawa ke klinik dokter hewan untuk divaksin, serta diberi obat cacing dan obat kutu. Dokter hewan setiap tiga bulan sekali rutin mengunjungi VR untuk memeriksa kesehatan kucing-kucing tersebut.
Setiap kucing VR yang dibiarkan berkeliaran memiliki tanda khusus berupa kalung dengan bandul lonceng dan plat warna merah. Di plat itu tertulis nama Violetta's Rescue dan nomor telepon.
Tidak terasa sudah 15 tahun Violetta menjalani pilihan hidupnya sebagai ibu pelindung kucing telantar di Kota Pekanbaru, Riau. Kebanyakan kucing yang diselamatkan adalah korban tabrak lari dan korban penganiayaan manusia.
"Masih banyak yang tak paham bahwa membuang kucing itu sama saja membunuhnya secara perlahan," kata Violetta.
Related Post =