“Ribut terus tiap hari sudah kayak Tom dan Jerry aja!”
Mungkin kalimat di atas cukup familiar didengar bagi mereka yang kerjaannya setiap hari hanya bertengkar dan ribut terus-terusan. Tom si kucing berwarna abu-abu dan si Jerry tikus berwarna cokelat itu sudah seperti brand ambassador untuk sebuah permusuhan abadi yang legendaris.
Tak salah memang, karena dalam keseharian serial Tom dan Jerry, keduanya memang menghabiskan begitu banyak drama pertikaian yang tiada habisnya di setiap episode.
Mungkin kalimat di atas cukup familiar didengar bagi mereka yang kerjaannya setiap hari hanya bertengkar dan ribut terus-terusan. Tom si kucing berwarna abu-abu dan si Jerry tikus berwarna cokelat itu sudah seperti brand ambassador untuk sebuah permusuhan abadi yang legendaris.
Tak salah memang, karena dalam keseharian serial Tom dan Jerry, keduanya memang menghabiskan begitu banyak drama pertikaian yang tiada habisnya di setiap episode.
Semua orang tentu sepakat bahwa tindakan Tom ini begitu naïf untuk kehormatan seekor kucing. Selama ini Tom yang bertubuh besar itu setiap harinya selalu bertingkah konyol dan mengalami beribu kemalangan hanya untuk menangkap seekor tikus kecil. Kenapa Tom tak pernah menang? Kenapa Tom tak bisa menangkap dan mengalahkan Jerry?
Kucing itu diberi kecerdikan yang begitu memukau, makanya aneh saja kalau sampai Tom tak bisa menangkap Jerry. Jika selama ini Tom terus-terusan mengejar-ngejar Jerry, itu semua karena dia hanya mematuhi perintah si nyonya berkaki yang tak pernah kelihatan wajahnya itu.
Dia tak mau sampai diusir keluar rumah dan nantinya digantikan oleh kucing lain. Bisa dibayangkan bagaimana nasib Jerry jika ada kucing lain yang akan menggantikan tugasnya nanti.
Jika Tom memang berniat ingin melukai Jerry, lantas kenapa saat Jerry dalam bahaya Tom datang untuk membantunya? Bukankah ini janggal? Tak masuk akal bagi seorang musuh untuk membantu lawannya bukan? Lalu kenapa mereka harus bertengkar meski tak ada si nyonya sekali pun?
Sebenarnya di dunia nyata pun dua orang yang saling menyayangi itu kadang malah suka bertengkar untuk mengutarakan kasih sayangnya. Sama saja sih, semakin dekat kita dengan sahabat kita maka tingkat guyonan dan bertengkarnya sudah berada di level atas.
Justru sahabat dekat kita yang tak akan sungkan mendobrak masuk kamar kita dan mengageti kita saat kita enak-enak tidur. Mereka tak akan malu-malu mengatai kita jelek dan bodoh. Mereka akan dengan bahagianya saat membagikan foto dengan muka jelek kita.
Mereka juga tak akan mikir ulang ketika tengah bercanda mereka bakalan mencubit, memukul, ataupun sampai menendang kita. Kita tentu nggak bakal marah dengan perlakukan itu, karena kita tahu mereka nggak berniat jahat dan mereka sayang sama kita.
Persahabatan Tom dan Jerry ini mungkin sudah sampai di level itu. Jadi mereka mengutarakan kasih sayang mereka itu yah dengan kejar-kejaran, membuat jebakan, menyiksa, ataupun ketawa terbahak-bahak saat salah satu dari mereka mengalami kesialan.
Di episode-episode akhir, kita akan tahu bahwa keduanya sudah lelah untuk berpura-pura. Mereka lantas saling menguatkan saat salah satu dari mereka patah hati. Dan saat keduanya mengalami patah hati secara bersamaan, mereka bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidup bersama dengan duduk di atas rel kereta.
Jadi, kalau ada yang bilang Tom ini kucing bodoh, saya tak setuju. Saya bahkan lebih bodoh lagi, karena selama belasan tahun saya sudah tertipu dengan akting mereka berdua yang seolah tengah bermusuhan itu.
Penulis Reni Soengkunie
Kucing itu diberi kecerdikan yang begitu memukau, makanya aneh saja kalau sampai Tom tak bisa menangkap Jerry. Jika selama ini Tom terus-terusan mengejar-ngejar Jerry, itu semua karena dia hanya mematuhi perintah si nyonya berkaki yang tak pernah kelihatan wajahnya itu.
Dia tak mau sampai diusir keluar rumah dan nantinya digantikan oleh kucing lain. Bisa dibayangkan bagaimana nasib Jerry jika ada kucing lain yang akan menggantikan tugasnya nanti.
Jika Tom memang berniat ingin melukai Jerry, lantas kenapa saat Jerry dalam bahaya Tom datang untuk membantunya? Bukankah ini janggal? Tak masuk akal bagi seorang musuh untuk membantu lawannya bukan? Lalu kenapa mereka harus bertengkar meski tak ada si nyonya sekali pun?
Sebenarnya di dunia nyata pun dua orang yang saling menyayangi itu kadang malah suka bertengkar untuk mengutarakan kasih sayangnya. Sama saja sih, semakin dekat kita dengan sahabat kita maka tingkat guyonan dan bertengkarnya sudah berada di level atas.
Justru sahabat dekat kita yang tak akan sungkan mendobrak masuk kamar kita dan mengageti kita saat kita enak-enak tidur. Mereka tak akan malu-malu mengatai kita jelek dan bodoh. Mereka akan dengan bahagianya saat membagikan foto dengan muka jelek kita.
Mereka juga tak akan mikir ulang ketika tengah bercanda mereka bakalan mencubit, memukul, ataupun sampai menendang kita. Kita tentu nggak bakal marah dengan perlakukan itu, karena kita tahu mereka nggak berniat jahat dan mereka sayang sama kita.
Persahabatan Tom dan Jerry ini mungkin sudah sampai di level itu. Jadi mereka mengutarakan kasih sayang mereka itu yah dengan kejar-kejaran, membuat jebakan, menyiksa, ataupun ketawa terbahak-bahak saat salah satu dari mereka mengalami kesialan.
Di episode-episode akhir, kita akan tahu bahwa keduanya sudah lelah untuk berpura-pura. Mereka lantas saling menguatkan saat salah satu dari mereka patah hati. Dan saat keduanya mengalami patah hati secara bersamaan, mereka bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidup bersama dengan duduk di atas rel kereta.
Jadi, kalau ada yang bilang Tom ini kucing bodoh, saya tak setuju. Saya bahkan lebih bodoh lagi, karena selama belasan tahun saya sudah tertipu dengan akting mereka berdua yang seolah tengah bermusuhan itu.
Penulis Reni Soengkunie
Related Post =