Doni Herdaru Tona (43) mendirikan shelter untuk merawat dan melindungi anjing dan kucing yang telantar yang diberi nama Animal Defenders Indonesia. Shelter ini berada di daerah Parung, Bogor.
Doni pernah melihat sekelompok orang yang meracuni anjing tanpa alasan yang logis. Hal inilah yang membuat Doni mendirikan Animal Defenders Indonesia karena menganggap semua makhluk hidup tidak untuk disakiti.
Doni pernah melihat sekelompok orang yang meracuni anjing tanpa alasan yang logis. Hal inilah yang membuat Doni mendirikan Animal Defenders Indonesia karena menganggap semua makhluk hidup tidak untuk disakiti.
Anjing dan kucing yang berada di shelter milik Doni diawasi dan dijaga kesehatannya. Mereka divaksin dan disteril agar tidak beranak-pinak. Ini untuk memudahkan jika ada orang yang ingin mengadopsi mereka.
"Adopsi di sini selalu gratis. Gratis saja tingkat adopsinya susah. Sebulan maksimal 1 sampai 2 anjing (yang diadopsi)," ujar Doni. Diakui juga bahwa calon adopter kebanyakan mencari anjing ras dibanding anjing kampung. Tetapi Doni mengkampanyekan bahwa anjing kampung di shelter-nya adalah anjing yang 'keren'.
"Ini anjing kampung. Bersih, gemuk, cakep. Tidak kalah sama anjing-anjing ras," tunjuk Doni ke salah satu anjingnya.
Di masa pandemi COVID-19 yang kasusnya kian melonjak, pria bertato dengan rambut gondrong ini ternyata punya hati yang mulia. Doni Herdaru Tona mempunyai program untuk membantu hewan-hewan yang pemiliknya sedang isolasi mandiri karena positif COVID-19.
Program ini dirancang untuk membantu orang yang terpapar COVID-19 sehingga harus dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri di luar rumah. Oleh karena itu hewan peliharaan yang ditinggal pemiliknya itu berpotensi terlantar, tidak ada yang mengurusnya di rumah.
Semua itu dilakukan Doni tanpa ada biaya alias gratis. "Buat saya, di suatu titik akan menjadi booming kasus COVID-19 lagi. Maka saya bersama teman-teman sudah mengantisipasi untuk bikin program AD19. Animal Defenders COVID-19," ujar Doni.
Doni dan tim terjun langsung untuk mengevakuasi anjing ataupun kucing yang dilaporkan oleh keluarga atau tetangganya yang terpapar COVID-19. Mereka memastikan bahwa hewan tersebut sehat dan tidak dalam kondisi yang memprihatinkan.
Program AD19 baru berjalan beberapa hari, tetapi Doni sudah mendapat banyak laporan perihal hewan yang butuh pertolongannya. Saking membeludaknya, ia harus melakukan screening terhadap kasus-kasus yang masuk. Ada 3 level urgensinya, yakni Top Priority, Middle, dan Low.
"Pada program AD19 ini, kami meminta pelapor baik itu sebagai pemilik maupun anggota keluarga, ataupun tetangga korban COVID-19 ini untuk mengisi form lewat Google Form. Begitu orang itu isi form, maka kami bisa tahu urgensinya seperti apa. Oh ini top priority, ini medium, ini low. Kita pilah-pilah," ujarnya.
"Adopsi di sini selalu gratis. Gratis saja tingkat adopsinya susah. Sebulan maksimal 1 sampai 2 anjing (yang diadopsi)," ujar Doni. Diakui juga bahwa calon adopter kebanyakan mencari anjing ras dibanding anjing kampung. Tetapi Doni mengkampanyekan bahwa anjing kampung di shelter-nya adalah anjing yang 'keren'.
"Ini anjing kampung. Bersih, gemuk, cakep. Tidak kalah sama anjing-anjing ras," tunjuk Doni ke salah satu anjingnya.
Di masa pandemi COVID-19 yang kasusnya kian melonjak, pria bertato dengan rambut gondrong ini ternyata punya hati yang mulia. Doni Herdaru Tona mempunyai program untuk membantu hewan-hewan yang pemiliknya sedang isolasi mandiri karena positif COVID-19.
Program ini dirancang untuk membantu orang yang terpapar COVID-19 sehingga harus dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri di luar rumah. Oleh karena itu hewan peliharaan yang ditinggal pemiliknya itu berpotensi terlantar, tidak ada yang mengurusnya di rumah.
Semua itu dilakukan Doni tanpa ada biaya alias gratis. "Buat saya, di suatu titik akan menjadi booming kasus COVID-19 lagi. Maka saya bersama teman-teman sudah mengantisipasi untuk bikin program AD19. Animal Defenders COVID-19," ujar Doni.
Doni dan tim terjun langsung untuk mengevakuasi anjing ataupun kucing yang dilaporkan oleh keluarga atau tetangganya yang terpapar COVID-19. Mereka memastikan bahwa hewan tersebut sehat dan tidak dalam kondisi yang memprihatinkan.
Program AD19 baru berjalan beberapa hari, tetapi Doni sudah mendapat banyak laporan perihal hewan yang butuh pertolongannya. Saking membeludaknya, ia harus melakukan screening terhadap kasus-kasus yang masuk. Ada 3 level urgensinya, yakni Top Priority, Middle, dan Low.
"Pada program AD19 ini, kami meminta pelapor baik itu sebagai pemilik maupun anggota keluarga, ataupun tetangga korban COVID-19 ini untuk mengisi form lewat Google Form. Begitu orang itu isi form, maka kami bisa tahu urgensinya seperti apa. Oh ini top priority, ini medium, ini low. Kita pilah-pilah," ujarnya.
Related Post