Merawat dan menyelamatkan kucing tak bertuan yang terlantar di jalanan Kota Semarang, menjadi misi utama pegiat Lingkar Kucing. Mereka mengampanyekan anti penyiksaan hewan berkaki empat tersebut juga termasuk, dalam misi yang diemban para penyuka hewan tersebut.
Sinar matahari mulai menerobos masuk ke kamar Resla Aknaita Chak, salah satu penyayang kucing yang tergabung dalam pegiat Lingkar Kucing. Cahaya yang menyilaukan mata tersebut membuat Resla terbangun dari tidurnya. Perempuan lulusan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang itu, kemudian langsung beranjak dari tempat tidurnya.
Sinar matahari mulai menerobos masuk ke kamar Resla Aknaita Chak, salah satu penyayang kucing yang tergabung dalam pegiat Lingkar Kucing. Cahaya yang menyilaukan mata tersebut membuat Resla terbangun dari tidurnya. Perempuan lulusan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang itu, kemudian langsung beranjak dari tempat tidurnya.
Bukan kamar mandi atau meja makan yang menjadi tujuan utamanya, tapi ruang belakang rumah. Di ruangan yang tak begitu luas itu, belasan kucing yang dia selamatkan bersama rekan lainnya dari jalanan berada di sana. Begitu tiba di ruangan tersebut, Resla langsung menghampiri kucing-kucing itu dan membelai tubuh mereka.
Puas menyampaikan kasih sayangnya, dia kemudian memandikan hewan tersebut supaya lebih bersih. Setelah itu, dia beranjak untuk mengambil makanan kucing dan memberikan kepada hewan tersebut. ”Sebelum melakukan aktivitas lain, saya mulai dengan mengecek kondisi belasan kucing yang saya dan teman-teman Lingkar Kucing lainya ambil di jalanan dan ditampung di rumah saya,” kata Resla, kemarin.
Setelah kucing-kucing tersebut melahap makanan tersebut, Resla kemudian kembali ke kamarnya untuk bersiap melakukan aktivitasnya bekerja. Namun sebelum berangkat, dia selalu membawa dua botol bekas air mineral yang sudah diisi dengan makanan kucing.
Makanan tersebut akan diberikan kepada kucing yang ditemuinya di jalanan. ”Saat naik motor kalau lihat ada kucing yang sedang mengais makanan di sampah saya hampiri dan kemudian saya beri makanan kucing yang sudah saya bawa sebelumnya,” ujarnya.
Tak hanya memberi makan, Resla juga mengecek kondisi kucing tersebut. Kalau ditemukan luka di tubuh kucing baik karena luka gores atau penyiksaan, dia langsung mengobatinya. ”Saya obati dengan salep untuk kucing juga selalu saya bawa di dalam tas,” ungkapnya.
Namun, lanjut dia, kalau luka tersebut serius atau kucing diketahui dalam kondisi sakit, dia langsung membawa kucing tersebut bersama rekan pegiat lainya ke dokter hewan. “Langsung kami bawa dokter hewan untuk mendapat perawatan. Senang kalau bisa disembuh dan bisa dibawa pulang untuk dirawat, tapi sedihnya kadang ada yang meninggal meski sudah diobati,” ungkapnya.
Kocek Pribadi
Mengenai asal dana untuk merawat kucing, termasuk membeli makanan dan obat, Resla mengatakan sejak Lingkar Kucing dibentuk pada Mei lalu, semua biaya yang dikeluarkan diambil dari kocek pribadi para anggota gerekan tersebut.
Lingkar Kucing itu sendiri terbentuk dari keprihatinan mereka saat melihat kucing dalam kondisi tak terawat dan mengalami menyiksaan berkeliaran di jalanan untuk bertahan hidup. ”Biaya perawatan dari makan, pengobatan dan lainnya pakai uang pribadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Dini Failasufa, pegiat lain dari Lingkar Kucing, menambahkan kucing-kucing yang mereka pungut dari jalanan semakin banyak. Otomatis dana yang dikeluarkan untuk perawatan semakin membengkak. Untuk menyiasati itu, dia dan rekan lainnya memunculkan ide kreatif untuk mendapatkan uang tambahan. Mereka membuat berbagai kerajinanan seperti totebeg, emblem, pin dan lainnya bermotif kucing untuk menambah dana pembiayaan.
”Lumayan hasilnya, hasil penjualan 100 persen kami berikan untuk biaya perawatan dan lainnya. Kami akan terus memproduksi itu terus kemungkinan dalam waktu dekat ini kami akan mencetak kaos dengan desain seputar kucing,” ujarnya.
Meski begitu dana tersebut masih kurang, hingga dia dan rekannya berinisiatif untuk menggalang dana lagi. ”Kami galang dana melalui kitabisa. com/kucingliarlingkar, sampai 22 Oktober mendatang. Untuk lebih lanjut, bisa dilihat di link itu atau ke akun Instagram @lingkarkucing,” ungkapnya.
Anindia Putri anggota yang lain menambahkan gerakan penyelamatan kucing liar yang dilakukan merupakan Lingkar Kucingkegiatan sosial yang bisa dilakukan siapapun dan tak ada batasan umur. Untuk itu mereka terbuka untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dalam Lingkar Kucing. Dengan mengemban misi yang sama peduli, menolong dan menyelamatkan kucing liar tanpa pamrih.
”Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut berkontrubusi, apapun bentuknya. Kami berharap dengan begitu, kucing-kucing terlantar tidak banyak ditemukan lagi di jalanan dan menyiksaan terhadap kucing juga bisa ditekan. Kami kecam siapa saja yang menyiksa hewan, tidak hanya kucing,” ujarnya.
Diakuinya melakukan kegiatan tersebut merupakan panggilan jiwa dan kebahagiaan yang tidak bisa dibalas apapun. Dia bersama rekan lainnya ingin terus menyelamatkan kucing-kucing tersebut. Mereka bermimpi kelak bisa memiliki lahan atau rumah khusus untuk menampung hewan-hewan telantar tersebut.
Puas menyampaikan kasih sayangnya, dia kemudian memandikan hewan tersebut supaya lebih bersih. Setelah itu, dia beranjak untuk mengambil makanan kucing dan memberikan kepada hewan tersebut. ”Sebelum melakukan aktivitas lain, saya mulai dengan mengecek kondisi belasan kucing yang saya dan teman-teman Lingkar Kucing lainya ambil di jalanan dan ditampung di rumah saya,” kata Resla, kemarin.
Setelah kucing-kucing tersebut melahap makanan tersebut, Resla kemudian kembali ke kamarnya untuk bersiap melakukan aktivitasnya bekerja. Namun sebelum berangkat, dia selalu membawa dua botol bekas air mineral yang sudah diisi dengan makanan kucing.
Makanan tersebut akan diberikan kepada kucing yang ditemuinya di jalanan. ”Saat naik motor kalau lihat ada kucing yang sedang mengais makanan di sampah saya hampiri dan kemudian saya beri makanan kucing yang sudah saya bawa sebelumnya,” ujarnya.
Tak hanya memberi makan, Resla juga mengecek kondisi kucing tersebut. Kalau ditemukan luka di tubuh kucing baik karena luka gores atau penyiksaan, dia langsung mengobatinya. ”Saya obati dengan salep untuk kucing juga selalu saya bawa di dalam tas,” ungkapnya.
Namun, lanjut dia, kalau luka tersebut serius atau kucing diketahui dalam kondisi sakit, dia langsung membawa kucing tersebut bersama rekan pegiat lainya ke dokter hewan. “Langsung kami bawa dokter hewan untuk mendapat perawatan. Senang kalau bisa disembuh dan bisa dibawa pulang untuk dirawat, tapi sedihnya kadang ada yang meninggal meski sudah diobati,” ungkapnya.
Kocek Pribadi
Mengenai asal dana untuk merawat kucing, termasuk membeli makanan dan obat, Resla mengatakan sejak Lingkar Kucing dibentuk pada Mei lalu, semua biaya yang dikeluarkan diambil dari kocek pribadi para anggota gerekan tersebut.
Lingkar Kucing itu sendiri terbentuk dari keprihatinan mereka saat melihat kucing dalam kondisi tak terawat dan mengalami menyiksaan berkeliaran di jalanan untuk bertahan hidup. ”Biaya perawatan dari makan, pengobatan dan lainnya pakai uang pribadi,” ungkapnya.
Sementara itu, Dini Failasufa, pegiat lain dari Lingkar Kucing, menambahkan kucing-kucing yang mereka pungut dari jalanan semakin banyak. Otomatis dana yang dikeluarkan untuk perawatan semakin membengkak. Untuk menyiasati itu, dia dan rekan lainnya memunculkan ide kreatif untuk mendapatkan uang tambahan. Mereka membuat berbagai kerajinanan seperti totebeg, emblem, pin dan lainnya bermotif kucing untuk menambah dana pembiayaan.
”Lumayan hasilnya, hasil penjualan 100 persen kami berikan untuk biaya perawatan dan lainnya. Kami akan terus memproduksi itu terus kemungkinan dalam waktu dekat ini kami akan mencetak kaos dengan desain seputar kucing,” ujarnya.
Meski begitu dana tersebut masih kurang, hingga dia dan rekannya berinisiatif untuk menggalang dana lagi. ”Kami galang dana melalui kitabisa. com/kucingliarlingkar, sampai 22 Oktober mendatang. Untuk lebih lanjut, bisa dilihat di link itu atau ke akun Instagram @lingkarkucing,” ungkapnya.
Anindia Putri anggota yang lain menambahkan gerakan penyelamatan kucing liar yang dilakukan merupakan Lingkar Kucingkegiatan sosial yang bisa dilakukan siapapun dan tak ada batasan umur. Untuk itu mereka terbuka untuk siapa saja yang ingin berkontribusi dalam Lingkar Kucing. Dengan mengemban misi yang sama peduli, menolong dan menyelamatkan kucing liar tanpa pamrih.
”Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut berkontrubusi, apapun bentuknya. Kami berharap dengan begitu, kucing-kucing terlantar tidak banyak ditemukan lagi di jalanan dan menyiksaan terhadap kucing juga bisa ditekan. Kami kecam siapa saja yang menyiksa hewan, tidak hanya kucing,” ujarnya.
Diakuinya melakukan kegiatan tersebut merupakan panggilan jiwa dan kebahagiaan yang tidak bisa dibalas apapun. Dia bersama rekan lainnya ingin terus menyelamatkan kucing-kucing tersebut. Mereka bermimpi kelak bisa memiliki lahan atau rumah khusus untuk menampung hewan-hewan telantar tersebut.
Related Post =