Tidak lama kemudian, Kucing tetangga melahirkan tiga anak kucing. Mereka sama persis seperti ketiga anak Megi. Bedanya, markas mereka berada di atap tetangga. Setiap hari aku melihat mereka berguling-guling di atap tetangga.
Baca Sebelumnya : Kucingku Yang Su'udzon (Part1)
Kadang.. aku membayangkan kalau anak manusia yang baru lahir bisa bermain-main sama anak-anak sebayanya sambil guling-guling di atap tetangga. Bakal jadi kayak gimana ya? Lalu nggak tahu kenapa, ketiga anak kucing itu tidak lagi di atap. Mereka pindah bermarkas di markasnya Macho. Iya, Macho sepertinya yang mengajak mereka bertiga ke rumah -_-
Baca Sebelumnya : Kucingku Yang Su'udzon (Part1)
Kadang.. aku membayangkan kalau anak manusia yang baru lahir bisa bermain-main sama anak-anak sebayanya sambil guling-guling di atap tetangga. Bakal jadi kayak gimana ya? Lalu nggak tahu kenapa, ketiga anak kucing itu tidak lagi di atap. Mereka pindah bermarkas di markasnya Macho. Iya, Macho sepertinya yang mengajak mereka bertiga ke rumah -_-
Rupanya ibu mereka mencampakkan anak-anaknya sendiri. Atau ibu ketiga kucing itu menjanda dan miskin? Sehingga anak-anaknya dipercayakan kepada Macho yang notabene makmur? Biarlah itu menjadi misteri perkucingan perumahan.
Sayangnya, sebelum kami sempat mengenalnya, satu dari tiga anak kucing itu menghilang layaknya Avatar. Tinggal dua. Warna mereka berdua sama seperti Oren, tapi lebih kampungan (?). Yang membedakan adalah ekornya. Yang satu membentuk huruf "U" dan yang satu lagi membentuk huruf "I". Maka jadilah kami menamai mereka berdua, Upin dan Ipin.
Karena terbiasa hidup di atap dan sepertinya mereka meninggalkan markas mereka karena diusir manusia, sepertinya mereka trauma sama manusia dan takut sama kami ini. Setiap kali kami mendekat, Upin dan Ipin selalu berlari kencang. Padahal niatnya ngasih makan. Akhirnya makanan Macho dan Shiro ditaruh seperti biasa, dan setelah kami menjauh, Upin dan Ipin mendekati piring makanan itu. Dasar kucing nggak tahu diri.
Sayangnya, sebelum kami sempat mengenalnya, satu dari tiga anak kucing itu menghilang layaknya Avatar. Tinggal dua. Warna mereka berdua sama seperti Oren, tapi lebih kampungan (?). Yang membedakan adalah ekornya. Yang satu membentuk huruf "U" dan yang satu lagi membentuk huruf "I". Maka jadilah kami menamai mereka berdua, Upin dan Ipin.
Karena terbiasa hidup di atap dan sepertinya mereka meninggalkan markas mereka karena diusir manusia, sepertinya mereka trauma sama manusia dan takut sama kami ini. Setiap kali kami mendekat, Upin dan Ipin selalu berlari kencang. Padahal niatnya ngasih makan. Akhirnya makanan Macho dan Shiro ditaruh seperti biasa, dan setelah kami menjauh, Upin dan Ipin mendekati piring makanan itu. Dasar kucing nggak tahu diri.
Suatu ketika, mata Upin memerah. Apakah dia keturunan Uchiha? Awalnya aku menyangka seperti itu. (kalau memang iya berarti namanya Uchiha Upin). Ternyata dia cuma sakit mata biasa. Saya kecewa saudara-saudara.Sepanjang dia sakit mata. Mama dan adikku merawatnya dengan baik. Sampai akhirnya, upin takluk dan menjadi jinak.
Lalu bagaimana dengan Ipin?Dia semakin tidak tahu diri saudara-saudaraa!! Setiap kali kita mendekat untuk ngasih makan, Ipin langsung mendesis. Mundur. Mendesis. Mundur. Memastikan jarak yang aman agar bisa makan jauh dari kita orang. Padahal, Upin nyantai aja makannya.
Begitu terus Ipin menjadi Su'uzon sampai tulisan ini selesai. Entah sampai kapan Ipin akan berubah menjadi jinak seperti Upin. Apakah kami harus mencolok matanya agar sakit? Ngomong-ngomong, habis matanya sakit, Upin suka salah sasaran. Tadi aja aku ngasih makan pake tangan yang digigit jariku, bukan makanannya. Sungguh terlalu.
Sumber
Lalu bagaimana dengan Ipin?Dia semakin tidak tahu diri saudara-saudaraa!! Setiap kali kita mendekat untuk ngasih makan, Ipin langsung mendesis. Mundur. Mendesis. Mundur. Memastikan jarak yang aman agar bisa makan jauh dari kita orang. Padahal, Upin nyantai aja makannya.
Begitu terus Ipin menjadi Su'uzon sampai tulisan ini selesai. Entah sampai kapan Ipin akan berubah menjadi jinak seperti Upin. Apakah kami harus mencolok matanya agar sakit? Ngomong-ngomong, habis matanya sakit, Upin suka salah sasaran. Tadi aja aku ngasih makan pake tangan yang digigit jariku, bukan makanannya. Sungguh terlalu.
Sumber
Related Post =
Tidak Perlu Sempurna Dahulu Untuk Bisa Disayangi
Aku Mendesain Rumah Temanku Bagi ke-7 Kucing-kucingnya
Kucing Yang Punya Kembaran Versi Kecilnya
Hidup Berbagi dengan Kucing
Kucing Jalanan Memilih Sendiri Ownernya di Taman Kota
Tidak Perlu Sempurna Dahulu Untuk Bisa Disayangi
Aku Mendesain Rumah Temanku Bagi ke-7 Kucing-kucingnya
Kucing Yang Punya Kembaran Versi Kecilnya
Hidup Berbagi dengan Kucing
Kucing Jalanan Memilih Sendiri Ownernya di Taman Kota