
Tatkala mereka sedang tidak akur, aku akan menjadi wasit diantaranya- meskipun aku tahu bahwa mereka sebenarnya adalah couple yang tidak terpisahkan.
"Aku sebal ketika dia mengeong," "Aku muak ketika dia merusak barang-barangku. Aku benci dengan segala tingkahnya " kata suamiku "..dan aku catat kalimatmu ya..," timpalku.
Diatas adalah jenis percakapan yang seringkali terjadi saat kami duduk santai disofa berdua, dan seperti yang diduga hal itu akan diakhiri dengan si Molly yang mendadak naik ke atas pangkuan suami saya kemudian meringkuk + mendengkur seolah tanpa bersalah dan tidak mempedulikan suasana yang sedang terjadi.
"Aku sebal ketika dia mengeong," "Aku muak ketika dia merusak barang-barangku. Aku benci dengan segala tingkahnya " kata suamiku "..dan aku catat kalimatmu ya..," timpalku.
Diatas adalah jenis percakapan yang seringkali terjadi saat kami duduk santai disofa berdua, dan seperti yang diduga hal itu akan diakhiri dengan si Molly yang mendadak naik ke atas pangkuan suami saya kemudian meringkuk + mendengkur seolah tanpa bersalah dan tidak mempedulikan suasana yang sedang terjadi.

Begitulah keseharian dirumah kami. Suamiku berpura-pura tidak menyukainya, kemudian Molly datang (dengan sengaja) untuk mengganggunya. Kalau aku muncul, mereka bakal meringkuk bersama ;) . Jadi hubungan antara suamiku dan Molly seperti permainan emosi rumit tapi beruntunglah karena aku yang menjadi wasitnya.
Sekarang, sebelum semuanya berpikir bahwa aku yang memaksa suamiku untuk hidup dengan Molly, FYI bahwa dialah yang pertama kali mengusulkan untuk pergi ke tempat Shelter Lokal di hari sabtu untuk memilih hewan peliharaan ( itupun setelah bertahun-tahun merengek, mengiba dan bernegoisasi denganku )
Dia langsung merawat Molly kecil dihari pertama, seolah seperti telah menjadi foster parent sejati, dia sendiri yang merencanakan, membuat dan menaruh LitterBox pada tempat yang dirasa tepat untuk Molly. Dia yang pertama kali mengajak “musuhnya” itu bermain, berjalan-jalan diluar dan bahkan yang memandikan Molly kecil.
Suatu kali aku bertanya kepadanya apakah kamu sayang padanya, dia pun mengelak dan hanya menjawab “ Aku hanya suka kalau dia tenang dan diam “ katanya, tapi tindakannya selama ini bertentangan dengan penyangkalan konyolnya tersebut. Dia memang secara nyata menyayangi Molly kecil kami.
Sekarang, sebelum semuanya berpikir bahwa aku yang memaksa suamiku untuk hidup dengan Molly, FYI bahwa dialah yang pertama kali mengusulkan untuk pergi ke tempat Shelter Lokal di hari sabtu untuk memilih hewan peliharaan ( itupun setelah bertahun-tahun merengek, mengiba dan bernegoisasi denganku )
Dia langsung merawat Molly kecil dihari pertama, seolah seperti telah menjadi foster parent sejati, dia sendiri yang merencanakan, membuat dan menaruh LitterBox pada tempat yang dirasa tepat untuk Molly. Dia yang pertama kali mengajak “musuhnya” itu bermain, berjalan-jalan diluar dan bahkan yang memandikan Molly kecil.
Suatu kali aku bertanya kepadanya apakah kamu sayang padanya, dia pun mengelak dan hanya menjawab “ Aku hanya suka kalau dia tenang dan diam “ katanya, tapi tindakannya selama ini bertentangan dengan penyangkalan konyolnya tersebut. Dia memang secara nyata menyayangi Molly kecil kami.
Terkadang dia memanggil Molly dengan julukan yang halus, gemas seperti Chemomol,Gamoli-moly...dll tapi tak jarang pula dia memanggil nama kucing kami seperti orang yang sedang mengutuk, geram dan tidak lucu, seperti “Hey, Moly jelek, Hey si Perusak.. dst . Hal itu dilakukan khususnya ketika Molly sedang memberontak, tidak mau diajak kerja sama saat suamiku sedang berupaya mengaturnya..
Molly sudah tidak lagi tertarik dengan wadah air otomatis yang suamiku beli entah alasannya kenapa (mungkin karena bentuknya aneh bagi seekor kucing) , untuk itu dia lebih suka meminta langsung mangkuk air `dari pemberian tanganku (meskipun dia harus rela menunggu sampai aku pulang kerja) dan ketika sudah diberi mangkuk berisi air dengan mudahnya ( secara sengaja dan berulang ) ia lantas menumpahkannya keseluruh lantai hanya untuk sesekali kali teguk. Apabila hal itu sudah terjadi, suamiku lah yang akan membersihkan lantainya (sambil menggerutu ) sementara Molly akan merengek meminta air yang baru ;) dan untuk mengakhiri pertempuran ini sebagai wasit saya akan memberikan wadah air segar yang baru.
Molly juga bersikeras untuk selalu menggaruk keluar isi Dry Food dari tempat makanan otomatisnya, sehingga wadahnya akan langsung tumpah kelantai.Masalahnya adalah, dia tidak akan mau makan dari lantai, sehingga dia akan mengeong (merengek ) kembali sampai salah satu dari kita menempatkan isi DF tersebut seperti semula agar dia bisa makan layaknya seorang tuan puteri.sebuah perilaku yang aneh bukan ? Suamiku orangnya cuek dan tega, dia akan membiarkan tumpahan tersebut dilantai agar Molly mendapat pelajaran. Sedangkan aku bagaimanapun situasinya, akan selalu menempatkan kembali tumpahan tersebut sebelum rengekannya lebih keras.
Molly sudah tidak lagi tertarik dengan wadah air otomatis yang suamiku beli entah alasannya kenapa (mungkin karena bentuknya aneh bagi seekor kucing) , untuk itu dia lebih suka meminta langsung mangkuk air `dari pemberian tanganku (meskipun dia harus rela menunggu sampai aku pulang kerja) dan ketika sudah diberi mangkuk berisi air dengan mudahnya ( secara sengaja dan berulang ) ia lantas menumpahkannya keseluruh lantai hanya untuk sesekali kali teguk. Apabila hal itu sudah terjadi, suamiku lah yang akan membersihkan lantainya (sambil menggerutu ) sementara Molly akan merengek meminta air yang baru ;) dan untuk mengakhiri pertempuran ini sebagai wasit saya akan memberikan wadah air segar yang baru.
Molly juga bersikeras untuk selalu menggaruk keluar isi Dry Food dari tempat makanan otomatisnya, sehingga wadahnya akan langsung tumpah kelantai.Masalahnya adalah, dia tidak akan mau makan dari lantai, sehingga dia akan mengeong (merengek ) kembali sampai salah satu dari kita menempatkan isi DF tersebut seperti semula agar dia bisa makan layaknya seorang tuan puteri.sebuah perilaku yang aneh bukan ? Suamiku orangnya cuek dan tega, dia akan membiarkan tumpahan tersebut dilantai agar Molly mendapat pelajaran. Sedangkan aku bagaimanapun situasinya, akan selalu menempatkan kembali tumpahan tersebut sebelum rengekannya lebih keras.

Tidak semua Meongan Molly menginginkan sesuatu. terkadang dia hanya ingin mengobrol saja. Dia sudah sangat vokal sejak kami pindah ke rumah yang baru. Aku benar-benar hapal dengan tabiatnya, karena aku bisa mengajaknya bermain dan mengobrol banyak sepanjang hari. Disisi lain suamiku, tidak bisa menghargai bahasa percakapan kucing.
"Kamu sudah dikasih makan, Kamu sudah diberi air, kami menyelamatkanmu dari jalanan, kenapa masih merengek terus sih ?" Dia bertanya pada Molly dengan rasa frustrasi. "Meow...Meoow "jawab Molly , seolah-olah mengatakan, "Gak ada tuh."
Suamiku mengatakan bahwa hubungan mereka itu mirip dengan kisah Paman Phil dan Willie dari Fresh Prince of Bel Air. Si Willie dikenal suka jahil, membuat repot dan memicu kemarahan Paman Phil, tetapi ketika ada permasalahan bagi Willie, Paman Phil yang turun tangan dan selalu ada untuknya dan mencintai seperti anak sendiri.
Tidak ada moment yang cukup mengharukan saat itu kecuali pada saat suamiku membuat kejutan denganmembawaku ke ruang belakang tempat kami meletakan barang-barang dirumah baru kami dan menunjukkan sebuah jembatan halang rintang yang dia buat khusus untuk Molly, merakit susunan rak dan dihubungkan satu sama lain sehingga “musuhnya’ tersebut bisa memanjat dan mengeksplorasi ruang pribadi sendiri. Itu sebabnya kenapa aku tidak keberatan jika suamiku berpura-pura sedang berperang dengan Molly, tindakannya membuktikan bahwa dia sudah memenangkan pertempuran untuk hatinya.
Apakah ada anggota keluarga di rumah Sobat Meongers yang menyangkal untuk menyukai kucing ? Atau apakah kamu merasakan tanda-tanda bahwa salah satu dari anggota keluargamu yang benar-benar tidak mau bergaul dengan kucing ? Bagi Kisahmu di komentar !
Laura - Ibu Rumah Tangga
Related Post =
ADOPT , DON'T SHOP !
Kamu Sering Menghakimi Orang Yang Membuang Kucing ?
Apakah Kamu Menganggap Kucing Sebagai Anakmu ?
Perang Melawan Kucing
Hidupku Tak Lepas dari Kucing
"Kamu sudah dikasih makan, Kamu sudah diberi air, kami menyelamatkanmu dari jalanan, kenapa masih merengek terus sih ?" Dia bertanya pada Molly dengan rasa frustrasi. "Meow...Meoow "jawab Molly , seolah-olah mengatakan, "Gak ada tuh."
Suamiku mengatakan bahwa hubungan mereka itu mirip dengan kisah Paman Phil dan Willie dari Fresh Prince of Bel Air. Si Willie dikenal suka jahil, membuat repot dan memicu kemarahan Paman Phil, tetapi ketika ada permasalahan bagi Willie, Paman Phil yang turun tangan dan selalu ada untuknya dan mencintai seperti anak sendiri.
Tidak ada moment yang cukup mengharukan saat itu kecuali pada saat suamiku membuat kejutan denganmembawaku ke ruang belakang tempat kami meletakan barang-barang dirumah baru kami dan menunjukkan sebuah jembatan halang rintang yang dia buat khusus untuk Molly, merakit susunan rak dan dihubungkan satu sama lain sehingga “musuhnya’ tersebut bisa memanjat dan mengeksplorasi ruang pribadi sendiri. Itu sebabnya kenapa aku tidak keberatan jika suamiku berpura-pura sedang berperang dengan Molly, tindakannya membuktikan bahwa dia sudah memenangkan pertempuran untuk hatinya.
Apakah ada anggota keluarga di rumah Sobat Meongers yang menyangkal untuk menyukai kucing ? Atau apakah kamu merasakan tanda-tanda bahwa salah satu dari anggota keluargamu yang benar-benar tidak mau bergaul dengan kucing ? Bagi Kisahmu di komentar !
Laura - Ibu Rumah Tangga
Related Post =
ADOPT , DON'T SHOP !
Kamu Sering Menghakimi Orang Yang Membuang Kucing ?
Apakah Kamu Menganggap Kucing Sebagai Anakmu ?
Perang Melawan Kucing
Hidupku Tak Lepas dari Kucing