
Aku harus mengeluarkan anjing dan kucing dari rumah dan aku melakukannya secara bertanggung jawab, meskipun setelah itu aku mendapat julukan buruk dari orang-orang, dan itu keliru, Sob !
Aku pernah punya dua ekor kucing dan seekor anjing, tapi sekarang tidak lagi ada dirumah karena Aku sudah memindahkannya ketempat yang baru.
Aku tahu apa yang teman-teman pikirkan, tapi hal itu tidak lantas membuatku sebagai pemilik hewan peliharaan yang buruk. Beri waktu pada saya untuk menjelaskannya...
Aku pernah punya dua ekor kucing dan seekor anjing, tapi sekarang tidak lagi ada dirumah karena Aku sudah memindahkannya ketempat yang baru.
Aku tahu apa yang teman-teman pikirkan, tapi hal itu tidak lantas membuatku sebagai pemilik hewan peliharaan yang buruk. Beri waktu pada saya untuk menjelaskannya...

Beberapa tahun lalu saya mencapai titik kehancuran dalam pernikahan saya. Bukan hanya titik nadir dalam kehidupan saja, tetapi lebih ke "peralihan hidup" karena alasan konflik rumah tangga. Tak hanya hidupku saja yang berada ditengah krisis dan dilanda keputus-asaan tapi kucingku juga terancam kesejahteraannya, untuk itu aku memindahkannya ketempat yang seharusnya menjadi “rumah asuh sementara” akan tetapi tempat tersebut membiarkannya pergi...
Setahun kemudian, hidup saya hancur sekali lagi ketika anjingku menggigit wajah putriku.. Setelah beberapakali mengunjungi dokter hewan, mendapat kunjungan dari seorang trainer anjing, dan kebutuhan-kebutuhan wajar yang aku keluarkan untuk terapi ini akhirnya dokter hewan memutuskan bahwa anjing kami tidak aman untuk berada di sekitar anak-anak dan memperingatkan pada kami bahwa jika ia menggigit orang lagi, maka petugas dari Dinas Ketertiban Kota akan menangkapnya dan kemungkinan besar untuk disuntik mati.
Aku mencintai anjing tersebut dengan sepenuh hati, tetapi karena faktor keuangan dalam rumah tangga yang mesti berjuang sendiri, dan terjebak dalam posisi yang tidak bisa lagi hanya sekedar memisahkan salah satu dari putrku atau anjingnya yang harus ke ruang belakang maka aku perlu mengeluarkannya dari rumah demi keselamatan putri semata wayangku.
Selama seminggu aku menghabiskan waktu untuk mencari rumah baru yang tepat bagi anjingku. Aku mengunjungi beberapa keluarga yang ingin mengadopsi Pugs (anjingku) berdasar rekomendasi dokter hewan. Aku tidak percaya begitu saja terhadap orang-orang yang aku temui, untuk itu aku membuat sederet daftar pertanyaan yang panjang untuk memenuhi kriteria yang tepat bagi Pugs. dan setelah melakukan pertemuan dengan beberapa calon foster akhirnya aku cocok dengan salah satunya diantaranya dan Pugs bisa menemukan tempat yang sempurna bagi dirinya dan empat tahun kemudian kami masih berteman,saling terbuka, ramah dan membolehkan saya mengunjungi Pugs kapan saja.
Ketika aku menulis tentang situasi ini dalam artikel sebelumnya, banyak reaksi di komentar yang bernada seperti ini :
Wow, sepertinya terlalu berlebihan dalam menilai ?
Setahun kemudian, hidup saya hancur sekali lagi ketika anjingku menggigit wajah putriku.. Setelah beberapakali mengunjungi dokter hewan, mendapat kunjungan dari seorang trainer anjing, dan kebutuhan-kebutuhan wajar yang aku keluarkan untuk terapi ini akhirnya dokter hewan memutuskan bahwa anjing kami tidak aman untuk berada di sekitar anak-anak dan memperingatkan pada kami bahwa jika ia menggigit orang lagi, maka petugas dari Dinas Ketertiban Kota akan menangkapnya dan kemungkinan besar untuk disuntik mati.
Aku mencintai anjing tersebut dengan sepenuh hati, tetapi karena faktor keuangan dalam rumah tangga yang mesti berjuang sendiri, dan terjebak dalam posisi yang tidak bisa lagi hanya sekedar memisahkan salah satu dari putrku atau anjingnya yang harus ke ruang belakang maka aku perlu mengeluarkannya dari rumah demi keselamatan putri semata wayangku.
Selama seminggu aku menghabiskan waktu untuk mencari rumah baru yang tepat bagi anjingku. Aku mengunjungi beberapa keluarga yang ingin mengadopsi Pugs (anjingku) berdasar rekomendasi dokter hewan. Aku tidak percaya begitu saja terhadap orang-orang yang aku temui, untuk itu aku membuat sederet daftar pertanyaan yang panjang untuk memenuhi kriteria yang tepat bagi Pugs. dan setelah melakukan pertemuan dengan beberapa calon foster akhirnya aku cocok dengan salah satunya diantaranya dan Pugs bisa menemukan tempat yang sempurna bagi dirinya dan empat tahun kemudian kami masih berteman,saling terbuka, ramah dan membolehkan saya mengunjungi Pugs kapan saja.
Ketika aku menulis tentang situasi ini dalam artikel sebelumnya, banyak reaksi di komentar yang bernada seperti ini :
- " Dia persis seperti jenis wanita yang saya benci. Setelah punya anak, anjingnya dibuang. Aku yakin sih dia bahkan tidak pernah membawanya ke dokter hewan untuk memastikan bahwa anjingnya sehat. "
- " Saya berharap dia tidak pernah mengadopsi hewan lain selama hidupnya, siapa pun yang ingin memberikan kucingnya tolong menjauh dari orang ini karena pilihan hidupnya kejam dan seorang "
- "Jika dia adalah tipikal ibu yang tidak bertanggung jawab terhadap hewan peliharaannya, seseorang harus memisahkan si anak dari dirinya, sebelum dia mengusir anaknya keluar
Wow, sepertinya terlalu berlebihan dalam menilai ?
Begini: Anda tidak tahu siapa Aku..
Anda tidak tahu kalau setiap akhir pekan aku menjadi sukarelawan di penampungan hewan lokal, kegiatan disana meliputi membersihkan kandang, mengepel lantai, dan melakukan semua pekerjaan kasar, itu karena aku peduli. Anda belum tahu bahwa saya sangat concern untuk penyelamatan si Pugs, rela menghabiskan waktu guna mengunjungi puluhan rumah demi untuk mendapatkan adopter yang tepat disamping juga aku pernah menjadi tuan rumah acara penggalangan dana.
Aku tidak hanya menyayangi hewan dalam kehidupan saja, tapi lebih dari itu aku juga tahu tentang kerja keras dan tanggung jawab yang diperlukan untuk memiliki mereka. Jadi ketika aku menyadari bahwa tidak mungkin lagi bagi hewan peliharaan tersebut untuk bisa hidup sejahtera dan bertahan hidup bila tetap bersama, maka aku akan mengambil opsi yang terbaik untuk menempatkan mereka dirumah yang bisa memberikan hal tersebut .
Aku tidak semudah orang lain yang membuang kucing atau anjingnya untuk kemudian melupakan begitu saja. Setiap malam aku menangisi foto-foto mereka yang terpajang ditembok rumah sebelum tidur.Aku bahkan sampai mengiba dan memohon kepada keluarga yang mengadopsi Pugs sampai mereka merasa jengkel. Hewan peliharaanku pergi,hatiku hancur, dan dunia yang aku jalani ternyata lebih dari sebuah bertanggung jawab, seperti seorang raksasa yang memiliki perasaan tapi melemparkan anak-anaknya kejalanan.
Anda tidak tahu kalau setiap akhir pekan aku menjadi sukarelawan di penampungan hewan lokal, kegiatan disana meliputi membersihkan kandang, mengepel lantai, dan melakukan semua pekerjaan kasar, itu karena aku peduli. Anda belum tahu bahwa saya sangat concern untuk penyelamatan si Pugs, rela menghabiskan waktu guna mengunjungi puluhan rumah demi untuk mendapatkan adopter yang tepat disamping juga aku pernah menjadi tuan rumah acara penggalangan dana.
Aku tidak hanya menyayangi hewan dalam kehidupan saja, tapi lebih dari itu aku juga tahu tentang kerja keras dan tanggung jawab yang diperlukan untuk memiliki mereka. Jadi ketika aku menyadari bahwa tidak mungkin lagi bagi hewan peliharaan tersebut untuk bisa hidup sejahtera dan bertahan hidup bila tetap bersama, maka aku akan mengambil opsi yang terbaik untuk menempatkan mereka dirumah yang bisa memberikan hal tersebut .
Aku tidak semudah orang lain yang membuang kucing atau anjingnya untuk kemudian melupakan begitu saja. Setiap malam aku menangisi foto-foto mereka yang terpajang ditembok rumah sebelum tidur.Aku bahkan sampai mengiba dan memohon kepada keluarga yang mengadopsi Pugs sampai mereka merasa jengkel. Hewan peliharaanku pergi,hatiku hancur, dan dunia yang aku jalani ternyata lebih dari sebuah bertanggung jawab, seperti seorang raksasa yang memiliki perasaan tapi melemparkan anak-anaknya kejalanan.

Disini, rasanya sulit untuk mendapatkan bantuan untuk hewan peliharaan
Program yang ada hanya untuk membantu anak-anak jalanan, walaupun ada beberapa program untuk hewan jalanan (masih belum dirasakan dilingkunganku ). Dan hewan peliharaanku tidak memenuhi persyaratan untuk itu.
Jika seseorang memilih untuk memberikan bayinya untuk diadopsi orang lain, kita akan memujinya. kemudian berkata “Sebuah pilihan yang terpuji. kamu tahu bahwa kamu tidak bisa mengurus bayi karena banyak faktor sehingga kamu menemukan orang yang tepat. Terima kasih “
Tapi berbeda penyikapannya jika seseorang menyadari bahwa dia tidak bisa lagi merawat hewan peliharaan, maka kita lantas menjudge dia. Perbedaan persepsi berawal dari sini, bagi para pecinta hewan mereka akan mengabaikan segala perbedaan dan mengklaim bahwa hewan peliharan itu sama persis perlakuannya seperti pada anak manusia. Kita mungkin bisa mencintai mereka dengan intensitas yang sama, tetapi dalam faktanya layanan yang tersedia bagi mereka ( hewan peliharaan) itu sangatlah terbatas.
Jika anakmu mengalami beberapa masalah psikologi, kamu akan membawanya ke dokter, Mekipun kamu tidak mampu membayar, negara pasti akan memberikan bantuan lewat asuransi misalnya. Jika kamu mengalami permasalahan yang sama seperti situasi yang aku hadapi saat ini dan tidak mampu untuk membayar jasa seorang behaviorist untuk penanganan yang lebih profesional, kamu pasti akan kacau..
Manusia apabila mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan makanan dia masih bisa pergi ke dapur umum dengan memberikan kupon karena memang ada programnya dan hal tersebut sudah diatur dalam UU.
Tapi dengan situasi kesulitan keuangan yang sama ditambah kita juga harus berjuang untuk mengisi mangkuk makanan hewan peliharaan kita, Anjing atau Kucing kita hanya akan mendapatkan sedikit dari yang biasanya. Mengapa ini bisa terjadi ? karena mereka adalah hewan peliharaan kita,bukan anak-anak kita.. !
Aku bisa menebak reaksi reaksi dari Sobat Meongers ketika membaca artikel ini, sejauh apapun kita memposisikan hewan peliharaan dengan anak kita ( seperti pada artikel sebelumnya ) tapi faktanya memang demikian.
Program yang ada hanya untuk membantu anak-anak jalanan, walaupun ada beberapa program untuk hewan jalanan (masih belum dirasakan dilingkunganku ). Dan hewan peliharaanku tidak memenuhi persyaratan untuk itu.
Jika seseorang memilih untuk memberikan bayinya untuk diadopsi orang lain, kita akan memujinya. kemudian berkata “Sebuah pilihan yang terpuji. kamu tahu bahwa kamu tidak bisa mengurus bayi karena banyak faktor sehingga kamu menemukan orang yang tepat. Terima kasih “
Tapi berbeda penyikapannya jika seseorang menyadari bahwa dia tidak bisa lagi merawat hewan peliharaan, maka kita lantas menjudge dia. Perbedaan persepsi berawal dari sini, bagi para pecinta hewan mereka akan mengabaikan segala perbedaan dan mengklaim bahwa hewan peliharan itu sama persis perlakuannya seperti pada anak manusia. Kita mungkin bisa mencintai mereka dengan intensitas yang sama, tetapi dalam faktanya layanan yang tersedia bagi mereka ( hewan peliharaan) itu sangatlah terbatas.
Jika anakmu mengalami beberapa masalah psikologi, kamu akan membawanya ke dokter, Mekipun kamu tidak mampu membayar, negara pasti akan memberikan bantuan lewat asuransi misalnya. Jika kamu mengalami permasalahan yang sama seperti situasi yang aku hadapi saat ini dan tidak mampu untuk membayar jasa seorang behaviorist untuk penanganan yang lebih profesional, kamu pasti akan kacau..
Manusia apabila mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan makanan dia masih bisa pergi ke dapur umum dengan memberikan kupon karena memang ada programnya dan hal tersebut sudah diatur dalam UU.
Tapi dengan situasi kesulitan keuangan yang sama ditambah kita juga harus berjuang untuk mengisi mangkuk makanan hewan peliharaan kita, Anjing atau Kucing kita hanya akan mendapatkan sedikit dari yang biasanya. Mengapa ini bisa terjadi ? karena mereka adalah hewan peliharaan kita,bukan anak-anak kita.. !
Aku bisa menebak reaksi reaksi dari Sobat Meongers ketika membaca artikel ini, sejauh apapun kita memposisikan hewan peliharaan dengan anak kita ( seperti pada artikel sebelumnya ) tapi faktanya memang demikian.

Tempatkanlah Posisimu pada Posisiku Sejenak !
Hatimu pasti tidak akan membuat perbedaan apakah anak ini memiliki bulu atau tidak bulu. Jauh dari relung hatimu yang terdalam pasti sangat..sangat mencintai mereka, tapi negara tidak melihat anak-anak berbulumu dengan cara yang sama seperti anak manusiamu. Program bantuan pemerintah mungkin bisa membantu kamu dan anak-anakmu, tapi akan terbatas (bahkan tidak ada ) untuk hewan peliharaan.
Tentu kita semua menginginkan setiap Ibu bisa menjaga dan merawat anaknya, jika dia tidak mampu untuk memberinya makan, memberikan perlindungan rasa aman, menjaga kesehatan dan menjamin pendidikannya. Bila hal tersebut belum bisa dilakukan, masih ada yayasan adopsi anak, panti asuhan serta sistem perlindungan payung hukum bagi orang tua asuh.
Namun ketika kita mendengar ketika ada seseorang mengaku bahwa dia tidak bisa merawat hewan peliharaan dan mengeluarkannya dari rumah, kita hal tersebut anggap sebagai bentuk ketidakbertanggungjawaban seorang owner yang tidak berperasaan tanpa melihat banyak faktor yang mengakibatkan tindakan itu harus dilakukan.
Meskipun kita ingin tapi kita sebagai penyayang hewan tidak bisa mendapatkan kedua perlakuan tersebut secara bersamaan. Kita tidak bisa mengklaim bahwa hewan sama pentingnya dengan manusia karena bagi prespektif umum mereka merasa bahwa hewan peliharaan tidak pantas mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada manusia.
Terkadang hal terbaik yang bisa dilakukan pemilik hewan peliharaan dengan sumber daya yang terbatas adalah mengakui bahwa kehidupan yang terbaik atau hewan peliharaan nya 'adalah kehidupan yang dijalaninya bersama orang lain.
Manusia yang mengeluarkan Kucing dari rumahnya tidaklah semuanya sama Saya setuju bahwa beberapa tidak semua manusia haruslah memiliki hewan peliharaan. Orang-orang yang memperjualbelikan kucingnya layaknya seperti barang dagangan,lalu mengadopsinya hanya untuk mengembalikannya kembali ke shelter ketika kucingnya sudah menjadi tua agar mendapatkan kitten yang baru bulan depan adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan itu konyol sekali ( beruntunglah tipikal seperti itu sedikit ) dan saya tidak menyukainya, tapi bukankah tidak semua orang berkarakter seperti itu ?
Terkadang orang mendapati dirinya dalam situasi yang tidak selalu ideal dan harus membuat pilihan yang terbaik demi kepentingan hewan peliharaan. Itu terjadi pada diriku, dimana aku harus rela menyerahkan hewan peliharaanku ke rumah baru dan ideal bagi kesejahteraannya karena aku mencintai mereka dan bukan karena aku tidak mencintainya lagi. Itu tidak lantas membuatku menjadi seorang pemilik hewan peliharaan yang buruk; tapi menjadikan aku sebagai tipikal orang yang bertanggung jawab dan benar-benar menyadari bahwa hewan peliharaan haruslah mendapatkan kesejahteraan sebagai pilihan utamanya.
Related Post =
Apakah Kamu Menganggap Kucing Sebagai Anakmu ?
Hidupku Tak Lepas dari Kucing
Perang Melawan Kucing
ADOPT , DON'T SHOP !
Setelah Selamat Dari Kematian Kucing Ini Menjadi Perawat Full Time Di Shelter
Hatimu pasti tidak akan membuat perbedaan apakah anak ini memiliki bulu atau tidak bulu. Jauh dari relung hatimu yang terdalam pasti sangat..sangat mencintai mereka, tapi negara tidak melihat anak-anak berbulumu dengan cara yang sama seperti anak manusiamu. Program bantuan pemerintah mungkin bisa membantu kamu dan anak-anakmu, tapi akan terbatas (bahkan tidak ada ) untuk hewan peliharaan.
Tentu kita semua menginginkan setiap Ibu bisa menjaga dan merawat anaknya, jika dia tidak mampu untuk memberinya makan, memberikan perlindungan rasa aman, menjaga kesehatan dan menjamin pendidikannya. Bila hal tersebut belum bisa dilakukan, masih ada yayasan adopsi anak, panti asuhan serta sistem perlindungan payung hukum bagi orang tua asuh.
Namun ketika kita mendengar ketika ada seseorang mengaku bahwa dia tidak bisa merawat hewan peliharaan dan mengeluarkannya dari rumah, kita hal tersebut anggap sebagai bentuk ketidakbertanggungjawaban seorang owner yang tidak berperasaan tanpa melihat banyak faktor yang mengakibatkan tindakan itu harus dilakukan.
Meskipun kita ingin tapi kita sebagai penyayang hewan tidak bisa mendapatkan kedua perlakuan tersebut secara bersamaan. Kita tidak bisa mengklaim bahwa hewan sama pentingnya dengan manusia karena bagi prespektif umum mereka merasa bahwa hewan peliharaan tidak pantas mendapatkan perlakuan yang sama seperti pada manusia.
Terkadang hal terbaik yang bisa dilakukan pemilik hewan peliharaan dengan sumber daya yang terbatas adalah mengakui bahwa kehidupan yang terbaik atau hewan peliharaan nya 'adalah kehidupan yang dijalaninya bersama orang lain.
Manusia yang mengeluarkan Kucing dari rumahnya tidaklah semuanya sama Saya setuju bahwa beberapa tidak semua manusia haruslah memiliki hewan peliharaan. Orang-orang yang memperjualbelikan kucingnya layaknya seperti barang dagangan,lalu mengadopsinya hanya untuk mengembalikannya kembali ke shelter ketika kucingnya sudah menjadi tua agar mendapatkan kitten yang baru bulan depan adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan itu konyol sekali ( beruntunglah tipikal seperti itu sedikit ) dan saya tidak menyukainya, tapi bukankah tidak semua orang berkarakter seperti itu ?
Terkadang orang mendapati dirinya dalam situasi yang tidak selalu ideal dan harus membuat pilihan yang terbaik demi kepentingan hewan peliharaan. Itu terjadi pada diriku, dimana aku harus rela menyerahkan hewan peliharaanku ke rumah baru dan ideal bagi kesejahteraannya karena aku mencintai mereka dan bukan karena aku tidak mencintainya lagi. Itu tidak lantas membuatku menjadi seorang pemilik hewan peliharaan yang buruk; tapi menjadikan aku sebagai tipikal orang yang bertanggung jawab dan benar-benar menyadari bahwa hewan peliharaan haruslah mendapatkan kesejahteraan sebagai pilihan utamanya.
Related Post =
Apakah Kamu Menganggap Kucing Sebagai Anakmu ?
Hidupku Tak Lepas dari Kucing
Perang Melawan Kucing
ADOPT , DON'T SHOP !
Setelah Selamat Dari Kematian Kucing Ini Menjadi Perawat Full Time Di Shelter