Kucing merupakan salah satu hewan lucu yang kerap menjadi peliharaan sebagian orang. Tak jarang, hewan ini berdampingan hidup dengan manusia. Adalah, Lily Meilina (58), seorang janda tua sebatang kara yang tinggal bersama lebih dari 90 ekor kucing yang ada di rumahnya.
Saat didatangi rumah milik Lily yang beralamat di Jalan Ligar Mawar No 6, RT 01 RW 07, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jumat (23/10/2020). Nampak puluhan kucing itu hidup bersama di rumah milik Lily. Tidur, makan dan aktivitas lainnya dilakukan bersama dengan kucing-kucingnya.
Saat didatangi rumah milik Lily yang beralamat di Jalan Ligar Mawar No 6, RT 01 RW 07, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jumat (23/10/2020). Nampak puluhan kucing itu hidup bersama di rumah milik Lily. Tidur, makan dan aktivitas lainnya dilakukan bersama dengan kucing-kucingnya.
Selain itu, di rumah milik Lily terdapat sejumlah kandang kucing, meski banyak kandang untuk kucing-kucingnya, Lily lebih memilih membiarkan kucingnya berkeliaran di sekitar rumah miliknya.
Bukan kucing Persia atau jenis kucing ras lainnya yang biasa dipelihara oleh pehobi kucing. Tapi, kucing yang dipelihara Lily, merupakan kucing liar yang dipungut di jalanan.
"Ibu pelihara dari Tahun 2015. Awalnya dua ekor, dari situ doakan ibu kerja lagi (ke kucing), dari situ ibu mungut kucing-kucing, kucing sakit, kucing yang ketabrak ada tiga, ada empat, masuk ke sini (menunjuk ke tas), sampai akhirnya sekarang ada 90 ekor lebih. Pernah juga sampai 113 ekor," kata Lily.
Seperti diketahui, Lily tinggal bersama puluhan kucing setelah anaknya meninggal dunia karena kecelakaan tahun 2011 lalu dan suaminya meninggal karena sakit tahun 2012 lalu. "Tadinya ibu enggak suka kucing, tapi ibu hidup sendiri, akhirnya ibu berjanji kalau punya rejeki, punya pekerjaan ibu enggak akan menelantarkan tapi lama-lama (kucing) udah menyatu dengan ibu," ungkapnya.
Lily mengaku lebih tenang hidup berdampingan dengan kucing-kucing miliknya. "Enggak tahu ya, perasaan ibu lebih tenang sekarang dibandingkan waktu itu kerja capek. Ibu malah lebih tenang, adem ayem, apapun buat kucing," ucapnya.
Beiau menyebut, tidak ada kucing ras yang dipelihara di rumahnya. Menurutnya, kucing-kucing itu berasal dari jalanan. Setiap keluar rumah, ke pasar atau ke tempat lainnya, Lily kerap memungut kucing jalanan. Hak itu dilakukan, karena dirinya merasa kasihan.
"Dari pasar, kadang ibu jalan ke ITB, ke UNPAD, ibu nemu, ibu jalan kaki kesana terus 'bu ikut,' kedengarannya ibu tuh begitu. 'Oke kamu ikut,' di bawalah ke belakang, masuk tas. Ada tiga ekor, ada empat ekor, ibu pergi kemana-mana ibu ambilin," jelasnya.
Lalu, jika ada kucing yang sakit, seperti apa penanganan Lily terhadap kucing-kucing miliknya?"Ya, i bu bawa ke yang gratis ke Jalan Pelindung Hewan ada puskesmas hewan gratis. Sambil pakai bus, ibu dikiranya jualan gorengan, padahal pas dibuka itu kucing," ujarnya.
Ibu ini menuturkan, dengan adanya puluhan kucing di rumahnya, ia menjadi ada teman untuk ngobrol. Bahkan kucing-kucing miliknya jinak jika diberi perintah oleh Lily, seperti disuruh keluar rumah, makan atau dilarang bertengkar.
"Ibu ada teman ngobrol, ibu enggak tahu tenang aja, batin ibu tenang enggak bisa dinilai nominal," tuturnya. Karena kucing yang tinggal di rumah milik Lily semakin banyak, Lily pun mendapatkan bantuan tenaga dari sejumlah pencinta kucing yang ada di Bandung untuk ikut mengurus kucing-kucing liar itu. Selain itu, Lily juga kerap mendapatkan bantuan pakan untuk kucing tersebut.
Bukan kucing Persia atau jenis kucing ras lainnya yang biasa dipelihara oleh pehobi kucing. Tapi, kucing yang dipelihara Lily, merupakan kucing liar yang dipungut di jalanan.
"Ibu pelihara dari Tahun 2015. Awalnya dua ekor, dari situ doakan ibu kerja lagi (ke kucing), dari situ ibu mungut kucing-kucing, kucing sakit, kucing yang ketabrak ada tiga, ada empat, masuk ke sini (menunjuk ke tas), sampai akhirnya sekarang ada 90 ekor lebih. Pernah juga sampai 113 ekor," kata Lily.
Seperti diketahui, Lily tinggal bersama puluhan kucing setelah anaknya meninggal dunia karena kecelakaan tahun 2011 lalu dan suaminya meninggal karena sakit tahun 2012 lalu. "Tadinya ibu enggak suka kucing, tapi ibu hidup sendiri, akhirnya ibu berjanji kalau punya rejeki, punya pekerjaan ibu enggak akan menelantarkan tapi lama-lama (kucing) udah menyatu dengan ibu," ungkapnya.
Lily mengaku lebih tenang hidup berdampingan dengan kucing-kucing miliknya. "Enggak tahu ya, perasaan ibu lebih tenang sekarang dibandingkan waktu itu kerja capek. Ibu malah lebih tenang, adem ayem, apapun buat kucing," ucapnya.
Beiau menyebut, tidak ada kucing ras yang dipelihara di rumahnya. Menurutnya, kucing-kucing itu berasal dari jalanan. Setiap keluar rumah, ke pasar atau ke tempat lainnya, Lily kerap memungut kucing jalanan. Hak itu dilakukan, karena dirinya merasa kasihan.
"Dari pasar, kadang ibu jalan ke ITB, ke UNPAD, ibu nemu, ibu jalan kaki kesana terus 'bu ikut,' kedengarannya ibu tuh begitu. 'Oke kamu ikut,' di bawalah ke belakang, masuk tas. Ada tiga ekor, ada empat ekor, ibu pergi kemana-mana ibu ambilin," jelasnya.
Lalu, jika ada kucing yang sakit, seperti apa penanganan Lily terhadap kucing-kucing miliknya?"Ya, i bu bawa ke yang gratis ke Jalan Pelindung Hewan ada puskesmas hewan gratis. Sambil pakai bus, ibu dikiranya jualan gorengan, padahal pas dibuka itu kucing," ujarnya.
Ibu ini menuturkan, dengan adanya puluhan kucing di rumahnya, ia menjadi ada teman untuk ngobrol. Bahkan kucing-kucing miliknya jinak jika diberi perintah oleh Lily, seperti disuruh keluar rumah, makan atau dilarang bertengkar.
"Ibu ada teman ngobrol, ibu enggak tahu tenang aja, batin ibu tenang enggak bisa dinilai nominal," tuturnya. Karena kucing yang tinggal di rumah milik Lily semakin banyak, Lily pun mendapatkan bantuan tenaga dari sejumlah pencinta kucing yang ada di Bandung untuk ikut mengurus kucing-kucing liar itu. Selain itu, Lily juga kerap mendapatkan bantuan pakan untuk kucing tersebut.
Related Post =