Awalnya alergi kucing siapa sangka pria ini justru kini bisa mendapatkan penghasilan dari hewan berkaki empat berbulu tersebut. Fani Nuryanto demikian namanya berjualan baju kucing untuk menghidupi 34 ekor kucing miliknya.
Fani jatuh cinta pada kucing ketika bekerja berjualan helm di Bandung pada 2015. Dia kerap dihampiri kucing yang ingin bermanja-manja dengannya. Merasa iba, dia pun mulai mencoba merawat seekor kucing.
Fani jatuh cinta pada kucing ketika bekerja berjualan helm di Bandung pada 2015. Dia kerap dihampiri kucing yang ingin bermanja-manja dengannya. Merasa iba, dia pun mulai mencoba merawat seekor kucing.
Dari hanya seekor, lama kelamaan kucing peliharaannya terus bertambah. Dia akan mengambil kucing yang ditemukannya di jalan dan berkeliaran tanpa pemilik atau merawat kucing pemberian saudaranya. Hingga tidak terasa kini ada 34 kucing di rumahnya. Fani mendapatkan ide untuk berjualan baju kucing ketika melihat sebuah tayangan televisi. Dia melihat kucing didandani dengan kostum karakter ala cosplay.
"Tapi itu punya orang luar negeri. Belum ada produsen yang membuat krakter khas Indonesia. Lalu saya berpikir kenapa nggak dibikin kostum karakter khas Indonesia, pasti menarik dan sekaligus kita mengenalkan budaya Indonesia ke orang luar," ujarnya.
Tak ada ilmu mengenai desain, Fani nekat mencoba membuat baju untuk kucing. Namun karena rasa ingin tahunnya dia tetap mau mencoba. Padahal saat itu dia juga belum bisa memakai mesin jahit.
"Waktu itu saya menjahitnya hanya menggunakan tangan. Terus saya coba pakaikan ke kucing saya, beberapa kali gagal dalam mencari desain yang benar-benar pas," tuturnya. Fani terus mencoba membuat desain yang pas dan nyaman untuk baju kucing. Dia membuat baju di saat masih bekerja berjualan helm. Hingga akhirnya dia bisa membuat baju yang pas untuk kucing-kucingnya.
"Kostum buatan tangan saya posting di Facebook dan Instgram. Kostum pertama buatan tangan saya adalah karakter anak sekolah SD. Saya nggak menyangka ternyata waktu itu fotonya viral media sosial. Dan banyak juga yang meminta untuk dibuatkan. Tapi waktu itu saya belum kepikiran untuk menjual kostum kucing," kata pria 33 tahun itu.
Saat menerima banyak permintaan untuk membuat baju kucing serupa dengan baju kucing di rumahnya itulah Fani mulai mencoba menjual karyanya. Dia berjualan melalui akun Instagram @catsfatcher.
Fani yang tinggal di Cingambul, Majalengka, Jawa Barat itu kini sudah membuat beragam baju kucing. Seperti baju kucing bertema seragam sekolah, wisuda, polisi dan beragam profesi lainnya. Desain yang paling laris menurut Fani adalah baju kucing bertema anak SD, polisi dan wisuda.
Fani menjual baju-baju kucingnya dengan harga 100 ribu - Rp 200 ribu. Harga baju kucing tersebut tergantung tinggal kesulitan karakter. Dengan harga tersebut, dia sudah berhasil menjual lebih dari 1.000 baju kucing.
Dari hasil berjualan baju kucing ini dia bisa membiayai perawatan 34 kucing peliharaannya. Dia juga senang ketika baju-baju kucing buatannya bisa diterima oleh masyarakat.
"Saya senang karya saya banyak yang suka karena tujuan saya dari awal adalah sebagai sarana mengedukasi kepada orang-orang kalau kucing itu harus disayang dan tidak boleh di sakiti. Makanya kucing saya bikin lucu dengan kostum karakter," katanya.
Namun sayangnya bisnis baju kucing Fani kini terkena dampak pandemi. Dia mengaku sejak adanya pandemi Corona, penjualan baju kucingnya mengalami penurunan.
"Selama pandemi turun drastis. Biasanya seminggu saya melayani sampai 10 pelanggan sekarang malah tidak sampai segitu," ujar Fani yang berusaha terus menemukan ide baru untuk baju kucingnya agar penjualannya kembali naik.
"Tapi itu punya orang luar negeri. Belum ada produsen yang membuat krakter khas Indonesia. Lalu saya berpikir kenapa nggak dibikin kostum karakter khas Indonesia, pasti menarik dan sekaligus kita mengenalkan budaya Indonesia ke orang luar," ujarnya.
Tak ada ilmu mengenai desain, Fani nekat mencoba membuat baju untuk kucing. Namun karena rasa ingin tahunnya dia tetap mau mencoba. Padahal saat itu dia juga belum bisa memakai mesin jahit.
"Waktu itu saya menjahitnya hanya menggunakan tangan. Terus saya coba pakaikan ke kucing saya, beberapa kali gagal dalam mencari desain yang benar-benar pas," tuturnya. Fani terus mencoba membuat desain yang pas dan nyaman untuk baju kucing. Dia membuat baju di saat masih bekerja berjualan helm. Hingga akhirnya dia bisa membuat baju yang pas untuk kucing-kucingnya.
"Kostum buatan tangan saya posting di Facebook dan Instgram. Kostum pertama buatan tangan saya adalah karakter anak sekolah SD. Saya nggak menyangka ternyata waktu itu fotonya viral media sosial. Dan banyak juga yang meminta untuk dibuatkan. Tapi waktu itu saya belum kepikiran untuk menjual kostum kucing," kata pria 33 tahun itu.
Saat menerima banyak permintaan untuk membuat baju kucing serupa dengan baju kucing di rumahnya itulah Fani mulai mencoba menjual karyanya. Dia berjualan melalui akun Instagram @catsfatcher.
Fani yang tinggal di Cingambul, Majalengka, Jawa Barat itu kini sudah membuat beragam baju kucing. Seperti baju kucing bertema seragam sekolah, wisuda, polisi dan beragam profesi lainnya. Desain yang paling laris menurut Fani adalah baju kucing bertema anak SD, polisi dan wisuda.
Fani menjual baju-baju kucingnya dengan harga 100 ribu - Rp 200 ribu. Harga baju kucing tersebut tergantung tinggal kesulitan karakter. Dengan harga tersebut, dia sudah berhasil menjual lebih dari 1.000 baju kucing.
Dari hasil berjualan baju kucing ini dia bisa membiayai perawatan 34 kucing peliharaannya. Dia juga senang ketika baju-baju kucing buatannya bisa diterima oleh masyarakat.
"Saya senang karya saya banyak yang suka karena tujuan saya dari awal adalah sebagai sarana mengedukasi kepada orang-orang kalau kucing itu harus disayang dan tidak boleh di sakiti. Makanya kucing saya bikin lucu dengan kostum karakter," katanya.
Namun sayangnya bisnis baju kucing Fani kini terkena dampak pandemi. Dia mengaku sejak adanya pandemi Corona, penjualan baju kucingnya mengalami penurunan.
"Selama pandemi turun drastis. Biasanya seminggu saya melayani sampai 10 pelanggan sekarang malah tidak sampai segitu," ujar Fani yang berusaha terus menemukan ide baru untuk baju kucingnya agar penjualannya kembali naik.
Related Post =