Kucing merupakan hewan yang sering kali dimanja oleh pemiliknya. Namun, siapa sangka banyak kucing ditemukan terlantar di jalanan, bahkan dalam keadaan memprihatinkan karena diperlakukan secara kasar oleh manusia.
Mengetahui hal ini, seorang penyayang kucing, Violetta Hasan Noor (41), berusaha mendirikan tempat naungan (shelter) yang aman bagi kucing-kucing terlantar di jalan bernama Violetta's Rescue. Dilansir dari akun Instagram Violetta's Rescue, @violettasrescue, Violetta membagikan beberapa kisahnya ketika berusaha menolong kucing-kucing di jalanan.
Mengetahui hal ini, seorang penyayang kucing, Violetta Hasan Noor (41), berusaha mendirikan tempat naungan (shelter) yang aman bagi kucing-kucing terlantar di jalan bernama Violetta's Rescue. Dilansir dari akun Instagram Violetta's Rescue, @violettasrescue, Violetta membagikan beberapa kisahnya ketika berusaha menolong kucing-kucing di jalanan.
Shelter ini didirikan sejak 2006 dan berlokasi di Pekanbaru. Alamat lengkap Violetta's Rescue ia rahasiakan uintuk menghindari adanya orang-orang yang dengan sengaja menelantarkan kucing. "Sebenarnya Violetta's Rescue itu memberikan kesempatan kedua kepada kucing-kucing yang tidak bertuan, bukan untuk kucing yang bertuan yang melepaskan tanggung jawabnya," ujar Violetta.
Violetta's Rescue menolong kucing-kucing di jalanan yang dengan kondisi sakit dan tidak memungkinkan untuk bertahan hidup. Wanita yang akrab disapa Vio ini bekerja sebagai psikolog klinis anak di Pekanbaru.
"Awalnya Violetta's Rescue berdiri sejak 2006, ketika itu saya sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri, baru saya berani mengadopsi kucing-kucing terlantar. Saat itu ada 20-30 kucing di shelter," ujar perempuan yang sedang melanjutkan S3 di University Kebangsaan Malaysia.
Namun, ia merasa kuwalahan karena kucing yang diadopsi lama-kelamaan semakin bertambah. Hal itu menyebabkan biaya perawatan yang dibutuhkannya bertambah. Ia pun berusaha mencari jalan keluar dengan membuka toko menjual makanan-makanan kucing.
"Semua keuntungan dari hasil penjualan itu kemudian digunakan untuk keperluan kucing-kucing di shelter. Toko itu akhirnya saya jalankan sampai tahun 2015, karena saya merasa sulit membagi waktu antara sekolah, bekerja dan berjualan makanan kucing," ujar Vio.
Tak hanya itu, ia juga harus memastikan kucing-kucing yang ada dapat hidup dengan layak bersamanya. Untuk itu Vio mencoba menggalang donasi melalui media sosial. Beruntung, salah seorang teman Vio di Amerika mengenalkan American Cat Lover Association kepadanya. Kemudian pada medio 2014-2017, pihak American Cat Lover Association bersedia memberikan bantuan sebanyak Rp 12-13 juta tiap bulannya.
Sampai saat ini, Vio juga menerima donasi dari dalam negeri. Sebagai bentuk transparansinya, ia mengunggah laporan keuangan di akun Instagram Violetta's Rescue. "Setiap uang masuk dan uang keluar bisa saya pertanggungjawabkan tiap bulannya, jadi para donatur bisa lihat rekapannya," ujar Vio. Donasi yang terkumpul ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kucing, mulai dari makanan (dry food), media pasir, hingga biaya kesehatan
Dalam seminggu, Violetta's Rescue membutuhkan dana sebesar Rp 6,5 juta untuk membeli semua keperluan itu. Atas besaran biaya itu, Vio mengaku tak sanggup untuk menanggung sepenuhnya. Ia hanya membiayai listrik dan gaji 2 karyawan di shelternya.
Violetta's Rescue menolong kucing-kucing di jalanan yang dengan kondisi sakit dan tidak memungkinkan untuk bertahan hidup. Wanita yang akrab disapa Vio ini bekerja sebagai psikolog klinis anak di Pekanbaru.
"Awalnya Violetta's Rescue berdiri sejak 2006, ketika itu saya sudah bekerja dan menghasilkan uang sendiri, baru saya berani mengadopsi kucing-kucing terlantar. Saat itu ada 20-30 kucing di shelter," ujar perempuan yang sedang melanjutkan S3 di University Kebangsaan Malaysia.
Namun, ia merasa kuwalahan karena kucing yang diadopsi lama-kelamaan semakin bertambah. Hal itu menyebabkan biaya perawatan yang dibutuhkannya bertambah. Ia pun berusaha mencari jalan keluar dengan membuka toko menjual makanan-makanan kucing.
"Semua keuntungan dari hasil penjualan itu kemudian digunakan untuk keperluan kucing-kucing di shelter. Toko itu akhirnya saya jalankan sampai tahun 2015, karena saya merasa sulit membagi waktu antara sekolah, bekerja dan berjualan makanan kucing," ujar Vio.
Tak hanya itu, ia juga harus memastikan kucing-kucing yang ada dapat hidup dengan layak bersamanya. Untuk itu Vio mencoba menggalang donasi melalui media sosial. Beruntung, salah seorang teman Vio di Amerika mengenalkan American Cat Lover Association kepadanya. Kemudian pada medio 2014-2017, pihak American Cat Lover Association bersedia memberikan bantuan sebanyak Rp 12-13 juta tiap bulannya.
Sampai saat ini, Vio juga menerima donasi dari dalam negeri. Sebagai bentuk transparansinya, ia mengunggah laporan keuangan di akun Instagram Violetta's Rescue. "Setiap uang masuk dan uang keluar bisa saya pertanggungjawabkan tiap bulannya, jadi para donatur bisa lihat rekapannya," ujar Vio. Donasi yang terkumpul ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kucing, mulai dari makanan (dry food), media pasir, hingga biaya kesehatan
Dalam seminggu, Violetta's Rescue membutuhkan dana sebesar Rp 6,5 juta untuk membeli semua keperluan itu. Atas besaran biaya itu, Vio mengaku tak sanggup untuk menanggung sepenuhnya. Ia hanya membiayai listrik dan gaji 2 karyawan di shelternya.
Awal Kisah di Malaysia
Saat ini, Violetta's Rescue telah mengadopsi 154 kucing yang 28 di antaranya adalah anakan. Vio pun bebagi kisahnya ketika menemukan beberapa kucing. Ketika di Malaysia, ia menemukan kucing tua yang kondisinya memprihatinkan. Vio berusaha untuk menolong kucing tersebut, namun ia kebingungan karena di sana belum banyak shelter penampungan kucing.
Akhirnya ia membagikan ceritanya melalui media sosial dan mendapat saran untuk membawa kucing tersebut ke Pekanbaru. Setelah bertahun-tahun hidup bersama ratusan kucing, Vio merasa binatang berbulu halus itu merupakan bagian dari dirinya. "Banyak hal yang dirasakan, yang paling berat ketika mereka (kucing) sakit atau menjelang mereka (kucing) akan meninggal, itu menurut saya tekanan psikologis paling berat," ujar Vio.
Menurutnya, ia menampung kucing-kucingnya bukan hanya memberi tempat bernaung dan memberi makanan saja, tapi ia juga memberikan kasih sayang. Kenikmatan terbesar yang dirasakan Vio adalah ketika melihat kucing asuhannya sembuh dari penyakit. Ia berbagi kisah yang paling berkesan yakni salah satu kucingnya bernama Trinity.
Dua tahun yang lalu, Vio menemukan Trinity saat berumur 1 bulan. Vio melihat kucing itu berjalan terseok karena kakinya patah. Vio pun bergegas membawa Trinity ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Sesampainya di klinik, dokter memvonis bahwa Trinity tidak dapat hidup lebih lama lagi karena usianya masih sangat kecil.
Namun ternyata, Trinity sembuh dan bisa bertahan hidup hingga saat ini. Ada juga kejadian yang tidak akan dilupakan oleh Vio. Pada Tahun 2016, Vio sempat terlilit hutang sebesar Rp 18 juta di klinik hewan. "Saat itu ada kucing yang lumpuh, saya bawa ke klinik tersebut, tapi dokter tidak bisa menerima karena saya masih ada utang banyak di klinik. Tapi saya bingung, kalau tidak segera ditolong, kucing ini akan mati," ujar Vio.
Setelah itu, Vio pasrah dan hanya membagikan cerita yang ia miliki ke media sosial. Beruntungnya, ada seseorang yang menghubunginya dan melunasi utang yang ia miliki di klinik tersebut. Sempat tidak percaya, utangnya benar-benar dinyatakan lunas. Ia pun merasa sangat bersyukur.
Related Post =